"Jeongyeon, olahraga bareng yuk!" teriak Nayeon dari depan pintu kamar Jeongyeon. Minggu pagi ini ingin Nayeon habiskan dengan berolahraga bersama pacar sewaannya itu.
"Hm." Jeongyeon keluar kamar dengan wajah cemberut. Pakaiannya pagi ini juga sedikit berbeda. Jika biasanya Jeongyeon berolahraga hanya menggunakan kaus tanpa lengan, kini justru ia menggunakan kaus lengan panjang.
"Kok pake kaus lengan panjang gitu? Gak panas emangnya?" tanya Nayeon yang heran.
"Gue pake kaus kayak gini juga kan buat nutupin jejak kekejaman lo."
"Jejak kekejaman gue? Maksudnya?" tanya Nayeon lagi karena tak mengerti maksud Jeongyeon.
"Iya, jejak kekejaman cubitan lo semalem. Nih liat seluruh tangan gue ungu-ungu gini," Jeongyeon menarik lengan bajunya ke atas, menampakkan bekas seperti lebam keunguan di sekujur lengannya. "Sampe diperut gue juga gini." ia juga mengangkat sedikit keatas bajunya hingga menampakkan juga bekas cubitan Nayeon di perutnya yang sudah berubah warna menjadi ungu.
"Aw.." Nayeon meringis ngeri sendiri melihat hasil mahakaryanya. "Kok gue gak sadar ya ngelakuin itu semua?" lanjutnya tanpa ada rasa berdosa sedikitpun.
"Mending kalo bekasnya di leher gitu gue bisa pamer abis dicium pacar. Lah ini di badan udah kayak abis diamuk ibu tiri." ucap Jeongyeon dengan kesal. Bukannya merasa bersalah, Nayeon justru tertawa mendengar ucapan Jeongyeon tersebut.
"Hahaha. Makanya lo kalau ngomong tuh dijaga! Macem-macem sih semalem sama gue. Murka kan tuh gue akhirnya. Masih untung gak gue suruh tidur diluar lo."
"Hm iya-iya," jawab Jeongyeon dengan malas.
"Yaudah sorry deh. Nanti abis pulang olahraga gue pakein salep deh biar bekasnya cepet ilang." ucap Nayeon dengan senyuman manisnya. Diberikan senyum setulus itu, Jeongyeon yang tadi cemberut langsung ikut tersenyum.
"Yaudah yuk jalan!"
***
"Mau nonton apa lagi nih?" tanya Jeongyeon setelah film ke-3 yang mereka tonton hari ini sudah selesai.
Sejak pagi tadi setelah olahraga dan sarapan, Jeongyeon dan Nayeon memutuskan untuk menghabiskan waktu menonton film-film keluaran dari Netflix. Walaupun umur mereka sudah bukan remaja lagi, tapi film romance-comedy remaja tetap menjadi pilihan paling asyik untuk dinikmati.
"Hm udah ah gue capek. Pegel badan gue maraton film dari pagi." Nayeon meregangkan otot-otot tubuhnya yang terasa pegal karena hanya duduk di sofa sejak pukul 9 pagi. Dan sekarang waktu sudah menunjukkan hampir pukul 3.
Hari ini mereka benar-benar bermalas-malasan. Untuk makan siang saja, mereka memilih untuk delivery order. Tak heran tubuh Nayeon pegal-pegal karena memang sejak tadi ia hanya duduk di sofa. Ingin bersandar atau tiduran, tidak terlalu nyaman juga.
"Yaudah lo mau ngapain sekarang?" tanya Jeongyeon yang kini sudah duduk di samping Nayeon lagi. Mereka berdua duduk di sofa yang paling panjang. Jeongyeon duduk di sudut paling kiri sofa, dan Nayeon duduk di sudut paling kanan sofa.
"Gue mau tidur dulu deh sebentar. Ngantuk." tiba-tiba saja Nayeon menjatuhkan dirinya ke sofa, menggunakan paha Jeongyeon sebagai bantalan kepalanya. Jeongyeon awalnya kaget, namun sedetik kemudian ia biasa saja dan justru mulai mengusap-usap lembut rambut Nayeon.
"Jeong." panggil Nayeon saat keduanya sempat hening sejenak.
"Hm?"
"Lo awalnya bisa dapet kerjaan jadi pacar sewaan gini gimana?"
"Waktu gue lulus kuliah, gue sempet nganggur gak tau mau kerja dimana. Gue udah coba buat ngelamar di perusahaan-perusahaan rekaman gitu, tapi kebanyakan mereka minta yang udah punya pengalaman banyak. Cukup lama gue nganggur ya gue gak bisa dong diem gitu aja. Gue harus cari uang buat bertahan hidup. Dan ketemu lah gue sama temen gue, Sana namanya. Dia juga temen yang tinggal se-apart sama gue. Singkatnya, gue diajak gabung sama bisnis online dia ini. Dan gue bertahan sampai sekarang karena emang uangnya menjanjikan. Gue butuh itu buat persiapan kuliah S2 gue nanti." jelas Jeongyeon. Ia menyandarkan kepalanya di sofa, menatap langit-langit apartemen Nayeon, mengingat-ingat saat pertama kali ia bergabung dengan bisnis pacar sewaan ini.
"Trus, udah berapa banyak klien yang lo terima?"
"Hm.." Jeongyeon menghitung sejenak dengan bantuan jari-jarinya. "Aduh, lupa gue. Banyak lah. Sebulan kadang ada aja yang mesen gue buat jadi pacar sewaannya."
"Serius?!" tanya Nayeon hampir tidak percaya. Ia tidak menyangka bisnis ini banyak peminatnya juga.
"Iya serius. Cewek-cewek biasanya lebih milih mesen gue yang luarnya kayak cowok, tapi aslinya cewek. Sama mungkin alasannya kayak lo waktu mesen gue. Jadi gak heran lah gue udah berpengalaman banget sama ginian."
"Dari sekian banyak klien lo, ada yang buat lo jatuh cinta?"
Pertanyaan Nayeon membuat Jeongyeon langsung menatapnya. "Jatuh cinta?"
"Iya, jatuh cinta."
"Enggak ada sih. Gue selalu berusaha profesional sama semua klien gue. Dan seperti peraturan yang ada, gak boleh ada yang jatuh cinta. Dan di akhir kontrak, hubungan kami putus sepenuhnya."
"Apa nanti pas kontrak kita selesai, lo juga akan mutusin semua kontak sama gue?" tanya Nayeon dengan sedikit lirih.
Jeongyeon yang sejak tadi masih menatap Nayeon menjadi terdiam. Tiba-tiba muncul perasaan tak rela saat membayangkan dirinya harus memutuskan kontak dengan Nayeon yang merupakan kliennya.
"Jeong.." tangan Nayeon menarik kepala Jeongyeon agar lebih dekat menatapnya. Jarak wajah mereka yang sangat dekat membuat sesi saling tatap mereka begitu intens. "Jawab." lanjut Nayeon, masih menunggu jawaban.
"Iya. Udah seharusnya emang begitu, Nay." jawab Jeongyeon lirih.
Nayeon memejamkan matanya. Entah kenapa, dalam hati ia juga tak rela hanya bisa menjalin hubungan pertemanan dengan Jeongyeon selama 15 hari. Tak bisa dipungkiri, Jeongyeon adalah sosok teman yang baik dan menyenangkan bagi Nayeon.
"You're really a good friend to me, Jeong." ucap Nayeon dengan tulus. Walaupun mata Nayeon terpejam, Jeongyeon tetap bisa merasakan ketulusan dari ucapan Nayeon.
"You too. Dah, tidur gih." Jeongyeon kembali membawa kepalanya bersandar di sofa. Tangannya masih terus mengusap lembut rambut Nayeon, membuat sang pemilik tanpa sadar semakin mengantuk dan akhirnya pergi menuju dunia mimpinya.
Bersambung
Di chapter berikutnya :
"Lo lagi kenapa sih hari ini? Suka banget berkata-kata manis sama gue."
"Karena lo manis, jadi omongan gue ketularan manisnya."
"Kalau muka gue pahit, omongan lo jadi pahit juga dong?"
"Hmm kayaknya gak akan deh gue ngomong gak enak ke lo."
"Kenapa?"
"Karena manis lo permanen. Gak bisa diganggu gugat."
KAMU SEDANG MEMBACA
15 Days Be My 'Boy'friend [✓]
FanficPeraturan yang harus dipatuhi dalam kontrak sewa pacar: 1. DILARANG SALING JATUH CINTA 2. NO SEX 3. KONTRAK AKAN BERAKHIR DALAM 15 HARI SEJAK KONTRAK DITANDATANGANI 4. SETELAH KONTRAK BERAKHIR, HUBUNGAN KEDUA BELAH PIHAK JUGA BERAKHIR SEPENUHNYA