"Good morning."
"Eh, morning, Jeong. Tumben jam segini udah sibuk aja di dapur." Nayeon yang baru bangun tidur terkejut melihat Jeongyeon sudah sibuk berkutat di dapur.
"Iya kebetulan tadi bangun lebih pagi. Daripada gak ngapa-ngapain, jadi gue masak aja. Lo mending mandi dulu gih sana. Sarapannya belum siap."
Nayeon meletakkan gelas yang habis ia pakai untuk mengambil minum tadi di meja. Ia kemudian menghampiri Jeongyeon yang sedang sibuk mengiris cabai.
"Masak apa hari ini?" tanya Nayeon yang kini sudah berdiri di samping Jeongyeon.
"Nasi goreng keju. Suka gak?"
"Suka. Suka banget malah. Gue mau ikut bantuin dong. Hitung-hitung sekalian belajar."
"Lo serius mau belajar masak nih?"
"Iya lah serius. Ayo ajarin gue."
Jeongyeon membuka celemek yang ia pakai dan memakaikannya di tubuh Nayeon.
"Nih, coba lo iris dulu cabenya. Kecil-kecil kayak gini biar nanti pas dialusinnya gampang." Jeongyeon mulai memberikan arahan.
Nayeon yang memang tidak pernah memasak sangat kaku saat memegang pisau. Ia bahkan memotong cabai dengan sangat lambat dan hati-hati, membuat Jeongyeon tertawa gemas.
"Kalau lo motongnya kayak kukang gitu, ini sarapan bakal jadi makan siang kali ya."
"Ish lo mah ngeledekin! Ajarin dong!" kesal Nayeon dengan bibirnya yang sudah maju seperti bebek, membuat Jeongyeon semakin gemas.
"Iya-iya sini gue ajarin."
Jeongyeon tiba-tiba saja mengambil posisi di belakang tubuh Nayeon. Tangannya yang panjang dengan mudah menjangkau kedua tangan Nayeon. Tangannya menggenggam tangan Nayeon, membantunya untuk mengiris cabai tersebut dengan cara yang benar.
"Nah, kayak gini nih. Gak usah takut ngirisnya sampe pelan-pelan gitu. Yang penting hati-hati aja." ucap Jeongyeon tepat di belakang telinga Nayeon.
Entah Jeongyeon yang terlalu bersemangat memasak atau karena memang dia tidak peka, tapi saat ini tubuh Nayeon seperti kaku membeku berada di posisi sedekat ini dengan Jeongyeon. Ditambah, deru napas Jeongyeon yang bisa ia rasakan di dekat telinganya membuat detak jantungnya tidak bisa baik-baik saja.
"Nih, langsung selesai kan cepet. Sekarang tinggal kita alusin bareng bahan-bahan lain." Jeongyeon mengambil ulekan dan menyiapkan bumbu-bumbu dapur lainnya.
"Kenapa gak diblender aja biar cepet?" tanya Nayeon yang heran.
"Ini kan bumbunya cuma sedikit. Lagian kalau diulek hasilnya pasti lebih enak. Ya gue gak tau sih alasannya kenapa. Tapi kata nenek gue, sentuhan tangannya itu yang bikin masakan akan lebih enak. Apalagi kalau masaknya sepenuh hati." jelas Jeongyeon sambil mulai mengulek bumbu-bumbu.
Nayeon hanya mengangguk-angguk paham. Ia mengamati Jeongyeon yang sedang semangat mengulek. Entah kenapa, keringat yang mulai muncul dari pelipis Jeongyeon membuat penampilan Jeongyeon menjadi lebih seksi.
"Seksi?! Seriously, Nayeon?!" Nayeon buru-buru membuang jauh-jauh pikiran konyolnya.
"Lo ngapain geleng-geleng gitu? Mending siapin menteganya tuh panasin. Ini dikit lagi selesai."
Tanpa pikir panjang, Nayeon langsung mengikuti perintah Jeongyeon.
"Nah tadi bumbu-bumbunya lo udah liat kan apa aja? Nanti gue tulisin deh daftar bahannya apa aja. Sekarang kita masak dulu bumbunya baru nanti masukin nasinya. Sini gue bantuin." Jeongyeon dengan sabar mengajari langkah demi langkah memasak sarapan mereka pagi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
15 Days Be My 'Boy'friend [✓]
FanficPeraturan yang harus dipatuhi dalam kontrak sewa pacar: 1. DILARANG SALING JATUH CINTA 2. NO SEX 3. KONTRAK AKAN BERAKHIR DALAM 15 HARI SEJAK KONTRAK DITANDATANGANI 4. SETELAH KONTRAK BERAKHIR, HUBUNGAN KEDUA BELAH PIHAK JUGA BERAKHIR SEPENUHNYA