Shoping Time

3.7K 329 10
                                    

Seperti rencana awal, kamipun disini, Mall tempat kami biasa berbelanja, mall kesukaan Jeffryan lebih tepatnya, jika ditanya kenapa, jawabannya adalah karena disini menjual peach dan apel kualitas terbaik, Buah yang menjadi kesukaannya, dan juga karena untuk sekedar menghabiskan waktu denganku katanya, karena memang jaraknya yang lumayan jauh dari apartement kami, membuat Quality Time tersendiri untuk kami.

Kami berdua turun dari mobil, dan mulai berjalan ke arah pintu masuk mall dengan jari yang saling terpaut.
Sudah kubilang bukan jika dia adalah orang yang perhatian, jika sedang pergi ke suatu tempat, ia akan selalu mengenggam tanganku yang selalu terlihat kecil saat dia menggenggamnya. Ya walau hal ini terjadi karena sebuah insiden saat awal kita berpacaran,membuatku malu jika harus mengingatnya lagi.

Biar aku berbagi sedikit kisahnya, jadi semua bermula saat sedang berbelanja, seperti saat ini, di mall yang sama pula, namun bedanya Jeffryan tak menggenggam tanganku karena sebenarnya aku sedikit risih jika harus berpegangan, seperti akan menyebrang saja pakai bergandengan tangan, tetapi karena aku yang suka sekali melihat benda benda unik dan lucu, atensiku yang tadinya mengikuti Jeffryan malah membuatku terpisah dengannya, dan saat menyadari tak ada Jeffryan disampingku, aku menangis, persis anak kecil yang kehilangan orang tuanya, Padahal umurku tak lagi kecil, namun aku sudah takut duluan, takut kalau Jeffryan tidak ingat sedang bersamaku dan aku ditinggalkan sendirian di mall yang besar ini, oh god aku memang pandai mengingat sesuatu, namun tidak untuk jalan, aku benar benar akan tersesat jika tak ada yang mendampingi.
Sampai setelah sekitar 15 menit lamanya aku menangis,akhirnya Jeffryan dapat menemukanku, memelukku erat untuk menenangkanku yang kubalas pelukan erat pula, Namun tak dapat dipungkiri saat perjalanan pulang aku mendapat ceramah panjang dari Jeffryan Adibarta, dan berakhir menggenggam tangan seperti ini menjadi kebiasaannya saat bersamaku.

"Dari kemaren sukanya bengong terus, Kenapa sih?" Tanya Jeffryan saat menyadari aku melamun

"Gak papa, inget waktu pertama pacaran dulu, aku ilang di mall ini, terus nangis dan pulangnya kamu marahin,hehe" Jujurku padanya, disertai cengiran dibibirku.

"Persis anak kehilangan orang tuanya terus ditemuin ayahnya ya? Aku kalo jalan sama kamu bisa mutifungsi tau, jadi pacar bisa, jadi ayahmu bisa, Dasarnya bocah sih" Ucapnya dan mengusak rambutku gemas, tak lupa senyuman dengan lubang cacat pada kedua pipinya, Menambah kesan manis disenyumnya.

"Jadi aku panggilnya ayah aja kalo gitu ya? Kan katanya kamu bisa jadi ayahku" Guyonku sambil terkekeh

"Ya jangan, Nanti aja pas bareng anak anak kita, baru panggil papah, Papah Jeffryan" Ucapnya yang membuat pipiku memanas,pembahasan masa depan seperti ini,membuatku ingin cepat menikah dengannya rasanya.

"Oke oke kamu menang lagi, udah stop gombalnya, aku gak kuat" Ucapku yang membuat dia terkekeh, dan mengusap kepalaku sayang, kebiasaan yang sering ia lakukan.

Setelah sedikit bernostalgia akhirnya kami memutuskan pergi ke stand yang menyediakan bahan makanan terlebih dahulu, membeli bahan makanan untuk mengisi kulkas di apartement Jeffryan, hidup terpisah dengan orang tua mengharuskannya mampu merawat dirinya sendiri, terlebih ia adalah orang yang suka makan, jadi ia juga harus bisa memasak, sebenarnya kemampuannya sudah terlatih sejak kecil sih, jadi Jeffryan sudah terbiasa dengan kegiatan memasak, makanan yang bisa dibuatpun beragam. Sudah suami-goals sekali bukan? Betapa beruntungnya Sierra ini mendapatkan pangeran yang multiguna seperti Jeffryan.

"Menurut kamu daging ayam apa sapi?" Tanyanya kepadaku, dengan menatap daging potong yang ada dikedua tangannya

"Ya kamu maunya masak apa? Tapi mending sapi aja deh, kan kamu sendiri yang bilang ayam di indonesia gak sehat, Kebanyakan vaksin" ucapku sembari mengingat pernyataannya tempo hari yang mengomentari daging ayam saat aku akan membeli ayam fillet dimall ini, Maklum lah calon dokter.

"Iya sih, yaudah deh" Finalnya sembari memasukkan daging sapi potong itu ke trolli belanjaan

-----

Sudah 20 menit kami berkeliling tempat yang hanya berisi bahan makanan itu, akhirnya Jeffryan menyelesaikan belanjanya dengan kondisi trolli belanjaan yang hampir penuh, sebagian berisi bahan makanan untuknya, dan sebagian banyaknya lagi berisi snack dengan banyak kandungan tak sehat didalamnya, jika bertanya untuk apa, dia akan menjawab untuk cemilan teman temannya yang memang sering bermain--ah lebih tepatnya mengacaukan apartementnya. Jika bersama teman temannya itu, Jeffryan sering kali melupakan prinsip makan hanya makanan sehat saja, yang ia buat untuk kesehatannya. Itu semua karena hasutan teman temannya itu, memang jika disatukan mereka akan menggila entah karena apa. Dasar lelaki.

Setelah keluar dari stand tersebut, Jeffryan bilang ingin mencari beberapa baju-- oh tidak juga sih, katanya ia ingin membeli beberapa boxer :)

Aku menurut dan ikut saja, toh aku juga berniat membeli beberapa pasang baju.

Sampai di tempat, ia langsung mengacir ke arah gantungan pakaian yang berisi boxer, yang memang sudah ia rencanakan untuk membeli, aku jadi bingung harus mengikutinya atau menunggunya di area depan stand, jika aku ikut, pasti aku akan malu, karena secara tidak langsung aku akan tau koleksi boxer yang dia miliki, tetapi jika aku memilih menunggu diluar, bisa saja aku tersesat lagi kan? oh tuhan bagaimana ini? mengapa disaat seperti Jeffryan tidak peka terhadap situasi? ingin aku mengumpat rasanya.

"Kamu ngapain diem disini? ntar ilang gimana?" Tanya dia sembari berjalan ke arahku, karena sebelumnya ia sudah memasuki area tempat boxer yang ingin dibeli, menarik tanganku lembut ke arah area tersebut.

"Emm Jeff? gak malu kalo belinya sama aku? maksud aku, itukan termasuk privasi kamu kan? mending aku tunggu disini deh" Ucapku sembari menghentikan langkah, membuat Jeffryan ikut menghentikan langkahnya dan menatapku, tersenyum setelahnya. Bisa tidak Jeffryan menanggapi ucapanku dengan kata kata saja? Jangan dengan senyuman, itu membuatku gila sungguh. jika diartikan dalam bahasa jawa, bisa dibilang saat ini aku sedang Ambyar.

"Ngapain malu? nanti kamu juga bakal nyuciin dan ngelipetin baju baju aku, otomatis kamu bakal terbiasa sama barang barang pribadi aku, kan calon istri aku, jadi persiapan aja biar gak kaget hehe" Ujarnya dengan cengiran manisnya, membuatku spontan mencubit perutnya yang membuat ia mengaduh.
Tolong selamatkan kewarasan Sierra sekarang, Sungguh pipiku rasanya panas karenanya.
Tapi tak dapat dipungkiri bahwa aku juga meng-Amini perkataannya barusan, semoga kita memang ditakdirkan bersama Jeff, menjadi pelengkap untuk satu sama lain, hidup bersama hingga tua dengan Jeffryan Adibarta dan anak anaknya kelak.
Suatu keinginan yang selalu aku utarakan disetiap do'aku.

-B O Y F I E-

-B O Y F I E-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tuh penampakan Jeffryan pas beli kolor, wks

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tuh penampakan Jeffryan pas beli kolor, wks.

sekian :)

09/12/19

BoyfieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang