Masak bareng

3K 290 6
                                    

Langit sore menghiasi perjalanan pulang kali ini, tak terasa waktu berjalan cepat, aku dan Jeffryan pulang dari mall saat langit sudah sore, yang artinya aku dan dia sudah menghabiskan waktu berjam jam hanya untuk berbelanja, ya tidak juga sih, diselingi dengan kita yang bermain main, berkeliling tanpa tujuan, benar benar Quality Time.

Saat di parkiran mall tadi, Jeffryan merengek memintaku untuk berkunjung ke apartementnya, lebih tepatnya meminta untuk masak bersama, atau malah menemaninya memasak? karena sudah menjadi kebiasaan jika ia meminta masak bersama tetapi aku tak bekerja sama sekali, aku hanya melihat dan menemaninya di dapur, tak melakukan apa apa. Alasan klise Jeffryan saat ia sedang rindu. menggemaskan bukan?

"Sie, mampir ke supermarket dulu ya, tadi kelupaan beli susu" Jeffryan memang sudah besar, namun kebiasaan meminum susu tak pernah ia tanggalkan, setiap sebelum tidur ia akan selalu meminum susu agar tidurnya bisa nyenyak, biasanya susu kesukaannya sih susu pisang atau susu vanilla, berbeda denganku yang menyukai apapun yang mempunyai rasa coklat, Jeffryan sering memanggilku monster choco, Dasar Jeffryan, sifatnya selalu berhasil membuatku gemas.

Aku merespon perkataannya dengan anggukan, dan memilih berkutat kembali dengan ponselku, membalas chat dari teman temanku yang sedari pagi aku anggurkan.

"Serius banget, ngapain sih? sampe aku dianggurin" Ucapnya dengan mengerucutkan bibirnya, namun matanya mengarah ke arah jalanan.

"Cuma bales chat temen temen doang kok, gausah pout gitu, Uhh gemesnya pacarku ini!" seruku sembari mencubit gemas pipinya, pipinya itu sebenarnya chubby, namun karena rahang Jeffryan yang runcing membuat pipi chubbynya tidak kelihatan, berbeda denganku yang terlihat sangat bundar, karena pipi yang menggembung seperti bakpao.

"Udah udah lepasin, aku mau turun dulu, beli susu, kamu tunggu sini aja, nitip apa?" Saking gemasnya aku dengan pipinya itu, sampai tak sadar bila mobil yang dikendarai Jeffryan sudah berhenti di depan supermarket, oh kebiasaan lain Jeffryan jika bersamaku, tak akan membiarkanku ikut turun jika sedang mampir ke supermarket, selalu menawarkan diri menerima titipan dariku dengan gentle. Lelaki idaman sekali bukan?

"Kaya biasa" ucapku yang dibalas anggukan kecil olehnya, tak bertanya lagi karena memang sudah hafal betul apa yang kusuka, bergegas memasuki supermarket karena awan yang sudah mulai mendung, sepertinya aku akan terjebak di apartement Jeffryan setelah ini.

Beberapa menit berikutnya, Jeffryan kembali ke mobil menenteng kantung keresek berukuran sedang bertuliskan 'Indomart' di tangan kanannya, dapat kupastikan ia membeli banyak, untuk persediaan.

"Langsung ke apart aku ya? mendung, mau ujan kayanya, nginep aja kalo ujannya deres" Ucapnya sembari melajukan mobil dengan kecepatan sedang.
Jangan heran jika ia berkata 'Nginep aja' dengan santai, karena memang aku sering menginap di apartementnya, bahkan saking seringnya, aku meninggalkan beberapa potong bajuku dilemarinya, tapi tenang saja, kami tak melakukan apa apa kok, tidur saja di kamar terpisah, karena apartement Jeffryan memiliki dua ruang kamar, berjaga jaga jika ada tamu atau kedua orang tuanya datang menginap.

Tak lama mobil yang dikendarai Jeffryan berhenti, tepat di parkiran apartement miliknya, dan seperti biasa, ia akan menautkan jari besarnya dengan jariku, mengajakku masuk ke dalam apartement.

Setelah sampai didalam apartement, bau maskulin khas Jeffryan langsung menyeruak masuk ke indra penciumanku, Baunya membuatku nyaman dan betah berlama lama didekatnya. Bukan hanya baunya sih, orangnya juga membuat ketagihan kok.

"Langsung masak yuk? aku udah laper" Ujarnya sambil mengeluarkan bahan makanan dari kantung belanjaan ke atas meja makan, Dapur dan meja makan memang dibuat menyatu.
Aku mengangguk merespon ucapannya, dan beralih membantunya mengeluarkan bahan makanan tersebut.

BoyfieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang