Setelah acara masak dan makan bersama malam itu, kami berdua jarang berkabar satu sama lain, faktor tugas yang menumpuk. Tugasku tak terlalu banyak, berbanding terbalik dengan tugas Jeffryan yang setiap hari akan bertambah, sering kali ia mengeluh lelah padaku saat kami melangsungkan panggilan video, aku jadi kasihan melihatnya, oleh karena itu sekarang aku berniat pergi ke apartementnya, untuk menemaninya mengerjakan tugas dan menyemangatinya, sebenarnya bukan sepenuhnya inisiatifku, Jeffryan sendiri yang memintaku datang, dengan embel embel 'Butuh temen' padahal aku tau kalau dia sedang rindu, bukan PD atau apa, tapi memang faktanya Jeffryan jika sedang rindu itu tak akan pernah mengatakannya langsung, namun bersifat manja saat sedang rindu. Kekasihku itu memang sangat menggemaskan.
Saat ini aku sedang bercermin, meneliti lagi penampilanku sebelum berangkat ke apartement Jeffryan menggunakan taksi, masih ingat bukan tipe Jeffryan itu tidak suka ribet?
Setelah dipastikan semuanya sudah siap, aku pergi keluar apartementku dan memasuki taksi yang ku pesan online beberapa menit yang lalu.Apartementku dan Jeffryan tidak terlalu jauh jaraknya, jadi 15 menit perjalanan saja aku sudah sampai.
memberikan uang kepada supir dan mengucapkan terima kasih, akupun masuk ke apartement.Bau maskulin khas Jeffryan tercium saat aku masuk, seperti biasanya. Aku tak membunyikan bel dan langsung masuk karena tadi dibawah setelah aku menelfon, memberitahu bahwa aku sudah sampai di depan apartementnya, ia menyuruhku untuk langsung masuk saja, toh aku juga tahu sandi apartementnya.
Memasuki ruang bersantai, sosok yang kucari ternyata ada disana, dengan laptop dipangkuannya, dan rambut sedikit berantakan, tapi kenapa terlihat begitu tampan?
"Hey, kok cuma bengong, sini" perintahnya padaku sembari mengayunkan tangan.
Akupun mulai mendekatinya, duduk diatas sofa, sedangkan ia duduk dilantai, jadi posisinya saat ini aku berada dibelakangnya, menaruh tasku disamping dan mulai memperhatikannya.
"Banyak banget ya tugasnya?" Tanyaku sembari merapikan rambutnya, dan mengelusnya pelan.
Ia mengangguk dengan bibir yang mengerucut. Imutnyaa
"Uuu kasian" ucapku sembari mencubit kedua pipinya, dia benar benar kelelahan sepertinya, kantung matanya saja sudah mulai kelihatan, sepertinya jadwal tidurnya tidak terkontrol dengan baik, dan mungkin saja jadwal makannya juga? oh tidak, bukannya menjadi dokter ia bisa bisa menjadi zombie mendadak karena tugas tugas ini, tugas menyebalkan!
"Hey Jeff, kalau capek istirahat oke? liat tuh kantung mata kamu udah kelihatan, makannya mulai gak teratur ya? Nih bisa bisa kamu bukannya jadi dokter, malah jadi pasien di ranjang rumah sakit" Celotehku menasihatinya, jelas aku tak mau bila kekasihku sampai sakit.
Ia menghela nafas pelan sebelum akhirnya mengangguk angguk, Jangan heran jika ia hanya merespon dengan anggukan atau gelengan, karena jika sedang mengerjakan tugas seperti ini, Jeffryan itu orang yang tidak bisa diganggu, namun tak berarti ia akan menulikan telinga, tetap mendengarkan ucapan orang, hanya saja tak akan merespon lebih.
Aku mengusap usap kepalanya sayang, dapat kulihat ia menikmatinya, hingga beberapa kali terantuk, aku tersenyum miris, suatu saat nanti mahasiswi psikologi sepertiku juga akan mengalami masa sepertinya, siap tidak siap ya harus berjuang. benar bukan?
Akhirnya kebosanan mulai melandaku juga, aku berhenti mengusap rambut Jeffryan, membuat sang empu mendongak sebentar, dan kembali berkutat dengan tugasnya. Jika tidak sedang mengerjakan tugas, dapat dipastikan ia akan merengek ketika aku menghentikan aktivitasku seperti barusan, karena ia menyukainya, dan itu sebuah kebiasaanku saat sedang bersamanya.
Aku mulai membuka ponselku, menonton acara Youtube sepertinya tidak buruk. aku memilih menonton konten mukbang asmr, membuatku seketika lapar.
Mungkin lelaki didepanku ini mendengar suara dari ponselku, akhirnya ia mendongak dan menyelundupkan kepalanya agar dapat melihat layar ponselku. Kuberitahu jika Jeffryan itu manusia yang memiliki tingkat kepo yang tinggi, sama sepertiku."Buatin makan dong sie, laper" Ucapnya sambil menyenderkan kepalanya pada ujung pahaku, gurat lelah terlihat jelas diwajah tampannya itu, membuatku tak tega.
"Mau dibuatin apa hm?" Aku bertanya sambil mengelus kepalanya.
"Terserah kamu aja, aku juga bingung mau makan apa" Ucapnya sambil memperbaiki posisi kepalanya yang menyender dipahaku, ia terlihat semakin menikmatinya, tapi memintaku memasak, dasar Jeffryan, makhluk labil.
"Yaudah tapi ini minggir dulu dong kamunya, katanya suruh masak" Ia menghela nafas, namun tak beranjak seinchi pun dari posisinya, aku tersenyum maklum, ia sedang rindu saat ini, jadi sifat manjanya akan keluar dengan sendirinya, sifat Jeffryan yang membuatku gemas sendiri.
"Bentar lagi ya, masih capek" Jeffryan itu sering seperti ini jika sedang rindu, namun biasanya ia akan menyender pada bahuku, hal itu ia lakukan untuk mencarge energinya, agar dapat semangat kembali, dalam kata lain energinya adalah aku, itu pernyataannya tempo lalu, yang berhasil membuatku tidur sambil tersenyum di malam harinya. Lemah memang Sierra, baru segitu saja sudah baper.
-B O Y F I E-
To be Continue :v
12/12/19
KAMU SEDANG MEMBACA
Boyfie
FanfictionJeffryan Adibarta. Sweet boy dengan segala keunikan yang dibangun buat gadisnya, Sierra Sabira -Jeffryan×OC-