Cie cie, yang nungguin Juno up dari tadi. Maaf ya agak sorean. Kakanda lumayan hectic Desember ini. Lagi nyiapin banyak materi, modul, video, dan podcast buat kelas menulis khusus. Hehe.
Bab ini akan terasa singkat. Nggak perlu diprotes, ya. Karena memang sudah sesuai porsinya. Kan menulis harus dirancang dengan keren biar bisa nonjok pembacanya bertubi-tubi. Muehehe.
Seperti biasa. Setel lagu:
Pengin deh bab ini diramein komentarnya. Anw, saya tuh seneng bacain komentar-komentar kalian tau. 😄
Nemu typo harap lapor.
___________________________
***
CHAPTER 14
[Estu Herjuno]
Pagi itu untuk pertama kalinya setelah tumbang gue kembali ke sekolah. Ketika mobil gue berhenti di depan gerbang, Sid dan Kikan sudah ada di sana nungguin. Sementara itu gue nggak tahu kenapa rasanya males turun dan menampakkan wajah dengan juntaian selang di hidung. It will never be the same anymore. Gue mulai nggak keren.
"Mas Juno mau turun sekarang?" tanya Pak Tomi, sopir yang diutus Papa untuk antar jemput gue ke mana pun gue mau. Sementara itu di sebelah gue ada suster Vina yang sedang mendikte kembali aturan pakai pil-pil yang harus gue konsumsi tengah hari nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Girl From Tomorrow [COMPLETE]
Teen Fiction#𝕱𝖆𝖓𝖙𝖆𝖘𝖎 #𝐒𝐢𝐜𝐤𝐥𝐢𝐭 Juno tidak punya banyak pengalaman soal cinta. Tapi begitu dia jatuh cinta dunianya ikut jatuh semua. Si Ganteng kalem yang melankolis ini tak pernah menyangka akan terjebak dalam cinta yang begitu fantasi. Cinta mema...