40 - Under Your Spell

21.4K 1.8K 690
                                    

Hai. 🙂
Ini pekan terakhir kita bercengkrama di lapak ini.

Harusnya hari ini saya update. Tapi karena besok penutupannya, maka saya kasih chapter pertama Under Your Spell saja.

Saya belum siap pamitan sama kalian. Besok saja bareng sama Wisnu dan Andhy.

Ini adalah cerita Sid. Sebenarnya ini lebih layak disebut sekuel dari pada Spin Off. Karena apa yang terjadi di UYS merupakan hasil dari Juno. Dan ini bakal jadi awal mula Fix You Fix Me. So, penting banget UYS untuk di baca karena Dennias dan kelompok Sinestesian dari masa depan juga munucul bersinggungan di UYS.

Alur UYS terjadi 2 tahun sejak kejadian Selat Sunda. Jadi sekali lagi saya katakan ini penting banget buat diikuti.

Sebagian dari kalian mungkin ada yang udah baca. Yang belum baca ini saya sajikan. Saya menyayangkan banget kalau kalian melewatkan alur panjang Synesthesia Universe.

Selamat membaca 🌻

Selamat membaca 🌻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CHAPTER 01

🐝

[Sidney's POV]

Motor gue berhenti di area parkir Remember Me. Area paving yang cukup untuk memuat sepuluh motor dalam dua slot itu sudah menyambut gue setiap pagi selama kurang lebih enam bulan terakhir. Enam bulan juga sudah cukup bagi gue untuk mempelajari cara kerja dan aturan operasi toko barang antik ini.

Orang Jakarta nggak ada yang tahu persis tentang Remember Me yang sebenarnya. Soal Mas Bahri, pemilik tunggal Remember Me, yang ternyata seekor unicorn jadi-jadian pun, nggak ada yang tahu. Ya, kecuali gue dan temen karib gue, Juno. PS. I miss you, bud.

Dulu, ketika di awal-awal Juno menghilang, seorang perempuan bernama Rosie menghubungi gue. Dia meminta gue untuk bawa berkas-berkas selayaknya mau lamar kerja. Karena gue yang baru lulus SMA memang lagi bingung nyari kerjaan, akhirnya gue iyakan saja. Yang gue tahu Rosie ini temannya Mas Bahri. Makanya gue nggak menaruh curiga apa pun. Gue cuma berprasangka kalau gue mau ditawarin kerjaan aja. Dia meminta untuk ketemuan di Remember Me.

"Mana berkas-berkas yang gue suruh lo bawa?" ujar Rosie waktu itu. Kami berdua duduk berhadapan di ruang tamu Remember Me yang sofanya bagus banget. Di rumah gue mana ada barang mewah kayak gini. Yang ada cuma sofa tua yang dulu dibeli dari pasar loak.

Gue berpakaian rapi layaknya seorang pelamar kerja. Celana bahan hitam dan kemeja putih. Gue juga sudah menghafalkan jawaban-jawaban keren ketika interview yang gue cari di Google.

Gue menyerahkan sebuah folder yang berisi berkas-berkas seperti fotokopi KTP, ijazah, SKCK, dan surat lamaran kerja yang ditulis tangan.

Rosie menerima folder itu dengan tatapan picing. Ih.

The Girl From Tomorrow [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang