4 tahun setelah kelulusan...
Begitu mendengar sebuah kabar bahagia, Nathan dan Nabila yang masih tinggal di Kairo memutuskan untuk pulang ke Indonesia. Mereka akan kembali tinggal di negara kelahiran mereka dan memulai kehidupan yang sesungguhnya. Tapi siapa menyangka kabar bahagia yang mereka dengar tak sebahagia ekspektasi mereka. Hitam warna pakaian, kacamata, dan payung yang dibawa Nathan bersama Nabila dan teman-temannya menyiratkan duka mendalam. Ia menyembunyikan merah matanya dibalik kacamata hitam yang selalu ia betulkan. Tapi warna kesedihan tak beranjak dari wajahnya. Ia menghela napas berulang kali, melirik kanan kiri, memperhatikan teman-temannya yang juga larut dalam duka.
"Aku mau pulang. Kamu mau ikut atau disini?" Nathan melirik Nabila di samping kirinya.
Wanita yang mengenakan kerudung panjang lengkap dengan cadar dan kacamata hitam tersebut meraih jemari suaminya. Mencari kekuatan pada jiwa yang sesungguhnya tak kalah rapuh dengan jiwanya yang dirundung duka. "Aku mau istirahat. Kepala aku pusing."
"Pamit sama yang lain."
"Kamu aja."
Nathan meminta perhatian teman-temannya. Ia dan Nabila harus pamit pulang lebih dulu. Keduanya harus beristirahat sebelum penerbangan mereka ke Kairo lusa untuk mengambil beberapa barang yang tidak mungkin mereka paketkan. Perjalanan panjang membuat mereka membuthkan waktu istirahat yang tak cukup hanya 8 jam. Terutama Nabila. Ia yang kini sedang mengandung anak pertamanya harus menjaga kesehatan dan janin dalam kandungannya. Usia kandungannya baru dua minggu. Terakhir kali memeriksakan kandungan, dokter Prita, yang memeriksanya mengatakan bahwa kandungan Nabila termasuk lemah dan bisa terjadi keguguran kapan pun.
"Hati-hati di jalan ya, Bil. Semoga ibu dan janinnya selalu dalam lindungan Allah." Salma mengelus perut Nabila.
Empat tahun menikah dengan sang habib, Salma belum juga diberikan keturunan. Segala cara telah ia coba untuk mendapatkan keturunan. Namun Allah belum juga mempercayakannya seorang anak. Ia yakin dengan ketetapan Allah. Semenjak menikah dengan seorang yang paham agama, rasanya kehidupan selalu ia jalani dengan rasa syukur serta keikhlasan. Suaminya pun tak menuntut apapun dari Salma. Hanya memintanya untuk jadi wanita yang patuh akan perintah suami, taat akan Allah, dan mau terus belajar jadi wanita sholihah.
"Assalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." Nathan dan Nabila berlalu meninggalkan pemakaman. Teman-temannya menjawab salam pasangan suami istri itu dan kembali larut dalam duka.
Satu per satu dari mereka mulai meninggalkan pemakaman. Terakhir adalah Daniel. Ia tak mampu beranjak sejengkal pun dari pusara Sarah. Kesedihannya semakin terasa bagai mata pisau yang menusuk jantung ketika bayang-bayang kenangannya bersama gadis itu terlintas dipikirannya. Air matanya tak kunjung berhenti bagai hujan membasahi pipinya.
"Kenapa kamu ninggalin aku? Kita kan mau nikah, Sarah. Aku udah siapin maharnya. Aku udah sebar undangan pernikahan kita." Daniel tak kuasa menahan kesedihannya. Ia meluahkan kesedihannya di puasara yang bertaburan bunga tersebut. Ia sudah mengulang kalimat itu hampir 20 kali sejak jenazah Sarah dimasukkan ke liang lahad.
"Gua temenin pulang, ya, kak Dani..." Ridwan, adik kandung Sarah, menyentuh pundak Daniel sambil terisak.
Daniel menggeleng. Matanya yang sembab tak kunjung berhenti mengeluarkan hujan tangis. Ia terisak-isak di atas pusara Sarah. "Saraaaaaah..." lirih sekali.
Daniel memalingkan pandangannya ke hamparan tanah pemakaman yang luas siang itu. Awan hitam di wajah langit memancarkan kesedihan yang tak kalah mendung dengan wajah Daniel. Andai langit berwujud, Daniel ingin merengkuhnya dalam pelukan untuk menemaninya membalut duka. Menyakitkan baginya. Ia iri pada kebahagiaan teman-temannya yang bisa menikah dengan wanita yang mereka cintai. Sementara semesta seolah tak pernah mengizinkannya untuk bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Family Of LYQAENSIFU Part II
Teen FictionKalau pernah baca TFO LYQAENSIFU part I pasti udah gak asing sama nama-nama tokoh di sini. Ini kelanjutan ceritanya :) Semoga di terima dengan baik. Salam baca untuk para pembaca, AKU CINTA KALIAN❤