Last 💚

20 2 46
                                    

Makassar, Sulawesi Selatan

Kolonel Fedi dan istrinya, bu Lulu, menggelar pesta pernikahan putri bungsu mereka, Maira, secara besar-besaran di tempat kediaman Riezman di Makassar. Dengan mantapnya Riezman yang baru saja naik pangkat dari prajurit dua ke prajurit satu meminang dan menjadikan Maira sebagai istrinya. Wanita itu resmi melepas cadarnya dan resign dari profesinya sebagai dokter.

"Selamat atas pernikahannya ya, Pratu Riezman dan juga Maira." Ujar pak Lian dan mama Silvi secara bergantian, bersalaman dengan kedua mempelai di pelaminan.

"Siap, terima kasih, pak." Riezman tersenyum, begitu juga Maira. Tapi putri bungsu Kolonel Fedi itu sama sekali tidak mau banyak bicara. Ia hanya sesekali tersenyum pada tamu yang datang dan memberinya ucapan selamat. Kemudian duduk diam sambil memperhatikan sekitarnya.

Ucapan selamat terus berdatangan, tak hanya secara langsung, lewat medsos masing-masing pun banyak ucapan selamat. Riezman bersyukur, setidaknya sampai dititik ini, menikah, adalah pencapaian terbesarnya. Ia tak lagi memikirkan hal lain, karena memang tak ada yang perlu dipikirkan, selain membahagiakan sang istri.

***

Ramadhan bersama dikediaman bu Lulu dan pak Fedi, ANAK-ANAK LYQAENSIFU KUMPUL gaessss...
.
.
.
.
.

"Gue baru pertama kali 4anj1r kesini. Gue kira kek perumahan tentara yang dulu, ternyata agak beda." ujar mama Nadia sambil memperhatikan sekitar.

"Ini si emak cuma ama lakinya doang apa dirumah?" Bunda Yuni bertanya-tanya, sambil ikut memperhatikan sekitar.

Sementara suami-suami mereka kelihatan asik berbincang dengan pak Fedi di halaman samping rumah. Sepertinya pembicaraan mereka semua nyambung, jadi semakin akrab dan hangat. Begitu juga dengan para ibu.

Mama Silvi baru saja keluar dari dapur ketika melihat mama Nadia dan bunda Yuni datang. Ia mempersilakan keduanya untuk langsung menuju dapur, memasak masakan yang belum dimasak. Disana sudah ada mama Asadina yang sibuk dengan kolak pisangnya, ibu Bunga yang sibuk menggoreng gorengan, umi Elsya yang mengaduk berbagai minuman, mama Silvi yang sibuk dengan nasi tumpeng, dan bu Lulu sendiri, yang sibuk dengan sayur asam ikan patin kesukaannya. Mama Nadia dan bunda Yuni langsung menghambur membantu apa saja yang sekiranya bisa dibantu, tapi jelas tidak membantu bu Lulu, sebab yang tahu bagaimana cara memasak masakan yang satu itu cuma dia, kalau salah rasa yang ada acara buka puasa bersama kali ini gagal.

"Ini tuh kayak ada yang kurang gitu..." kata bu Lulu sambil memperhatikan sekitar. Dilihatnya teman-temannya satu per satu. "Iya, ini ada yang kurang..." ulangnya.

"Assalaamu'alaikum, gaeeeees..." suara dari arah depan. Tak lama kemudian muncullah mama Qori dengan senyum lebarnya yang manis sekali. "Maap ya aku terlambat, abisnya onoh noh bapaknya anak-anak nggak jelas. Udah dibilangin rumahnya si Lulu teh area PHB, masih weh nyarinya ke Armed." Tuturnya.

Mama Silvi tertawa. "Lu kira mau nyari rumah gue ke Armed..." 😂

"Kata gua..." timpal mama Qori. Ia tidak banyak bicara, kemudian langsung membantu menata masakan yang sudah dimasak diruang tengah.

Pukul 16.12 para bapak-bapak diluar pun menghambur masuk kedalam rumah. "Duduk.. Duduk.." pak Fedi mempersilakan.

"Iya, makasih." Timpal papa Irwan dan bapak GN hampir berbarengan, kemudian diikuti suaminya bunda Yuni.

The Family Of LYQAENSIFU Part IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang