Madu Sepahit Empedu

27 7 4
                                    

Lima minggu setelah pernikahan Salma dan Nathan terjalin, Nabila mengundang Salma untuk makan bersama di kediamannya dan Nathan. Pagi Minggu, Salma datang memenuhi undangan Nabila. Tampak sekali kecanggungan Salma ketika Nabila mempersilakannya masuk ke dalam rumah yang tidak besar tapi bisa dikatakan megah tersebut. Ia suka suasana tenang rumah tersebut. Nabila mengurus rumah dan dapurnya sendiri. Ia bisa melakukannya bahkan sambil menggendong Nabil.

Ia duduk di ruang tamu menunggu Nabila mengambil Nabil yang ia tidurkan di kamar. Seperti tamu pada umumnya, Salma terkesima melihat betapa bersihnya rumah itu. Jika ia bandingkan dengan rumahnya yang dibersihkan mbak Putri, rumah ini jauh lebih bersih. Pemilihan cat warna biru muda menambah kesan cerah rumah tersebut. Sejurus kemudian Nabila datang menghampiri Salam sambil menggendong Nabil. Jahitannya sudah tidak terlalu nyeri. Ia sudah bisa berjalan tanpa menggunakan kursi roda.

Sebuah senyum menyungging dari bibir perempuan cantik itu. Sekilas Salma melihat ketulusan di balik senyum Nabila. Ia balas melempar senyum. Nabila mengajaknya berjalan-jalan, memperlihatkan isi rumahnya pada Salma. Ia memberitahukan pada Salma bahwa Nathan suka makan sup, ayam goreng bumbu asam manis, dan makanan-makanan ala Mesir---sebab lama tinggal di Kairo---, tak lupa ia sebutkan minuman yang tak disukai Nathan semenjak menikah dengannya.

Ada sebuah pertanyaan besar dalam benak Salma. Untuk apa Nabila mengundangnya kemari? Untuk apa juga ia menjelaskan segala sesuatu tentang kesukaan Nathan?

Sementara itu Nabila tampak antusias menjelaskan. Ia menjelaskan pada Salma bahwa bisnis orang tua Nathan sangat memberikan Nathan banyak peluang untuk maju dan berkembang sebagai pengusaha. Dalam sebulan, keuntungan 5 lima sampai 10 juta bisa didapatkan Nathan jika ia pandai dalam urusan berniaga. Nabila menjelaskan pada Salma bahwa semenjak pulang dari Kairo, Nathan berubah jadi lelaki yang berambisi untuk sukses. Membahagiakan keluarga adalah tujuan utama dalam hidup Nathan. Salma mendengarkan dengan seksama.

"Sal, aku udah minta Nathan pulang awal siang ini. Kamu tolong masakin salah satu makanan yang aku sebutin tadi." Kata Nabila.

"Lhoh, kok aku?" Salma terkejut sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Iya. Aku mau mandiin, ngajak Nabil jalan, trus nidurin dia lagi." Nabila mengangguk-angguk pelan sambil tersenyum.

"Tapi kalo masakannya gak enak gimana?" Tanya Salma. Ia ragu-ragu sambil memperhatikan bumbu-bumbu dapur yang berada di hadapannya bersama beberapa lembar resep masakan tulisan tangan Nabila. Salma bisa menerkanya. Tulisan itu rapi dan bagus. Sejak dulu tak pernah berubah.

"Kamu kan juga seorang istri. Kamu juga istrinya Nathan. Soal rasa, bumbu-bumbu masakan, gak mungkin kan kamu gak tau? Enak gak enak, suami pasti selalu muji masakan istri kok. Apalagi kalau kamu bikinnya pake perasaan. Yang gak enak bisa jadi enak." Nabila melempar senyum.

Menghela napas. "Oke, aku coba masak." Kata Salma.

Nabila berlalu meninggalkan dapur sambil menciumi pipi anak dalam gendongannya. Sedikit rasa sakit menghunjam dadanya. Tapi ia yakin ia bisa mengatasi itu. Sayangnya ia tak bisa membohongi dirinya sendiri. Matanya semakin berkaca-kaca saat memasuki kamar. Mengundang Salma yang notabene adalah istri keduanya suaminya ke rumah adalah suatu tantangan besar dalam diri Nabila. Ia tak ingin merusak pertemanannya dengan Salma karena prahara pernikahan tersebut.

Ia menyeka air mata yang merembes ke sudut-sudut matanya. Sejurus kemudian mempersiapkan keperluan mandi Nabil dengan cekatan. Dalam hati ia berdoa, semoga keputusannya ini sama sekali tidak mengundang penderitaan apapun dalam kehidupan rumah tangganya. Bagaimana pun, ia melakukan ini untuk kebahagiaan mereka semua bersama.

Siang harinya, ba'da dzuhur, Nathan sampai di rumah. Ia sudah shalat dzuhur di luar sebelum pulang. Sambil menciumi Nabil yang di gendong mamanya di bawah hamparan langit yang mendung, Nathan bertanya-tanya dalam hati. Untuk apa Nabila memintanya pulang awal? Kenapa Nabila berada di sini dan bukannya di dalam rumah?

The Family Of LYQAENSIFU Part IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang