Menikah Denganku💞

30 7 1
                                    

Hampir sebulan lamanya setelah kepergian Sarah. Mau tidak mau Daniel harus membiasakan diri menjalani hari dengan tabah. Ia mulai kembali menata hidupnya dengan memegang teguh akidah Islam. Ia telah benar-benar mantap untuk resign dari pekerjaannya. Saat ini ia bekerja di pabrik garmen yang berjarak tak jauh dari rumahnya sambil menunggu lamarannya untuk menjadi guru olahraga di salah satu sekolah dasar diterima.

"Kalau Sarah masih ada, mungkin sekarang gua gak bakal tinggal sama ayah bunda lagi. Pasti tinggal di rumah kontrakan sendiri. Berdua sama Sarah." Gumam Daniel dalam hati. Ia melangkahkan kakinya dengan santai sambil berdzikir menuju tempat bekerjanya.

Dari dalam rumah, ayahnya memandanginya. "Semoga kepergian Sarah gak menjadikan kamu pribadi yang tertutup setelah ini, Daniel. Ayah tau kamu bukan orang yang gampang sedih, tapi ayah juga tau kehilangan Sarah bukan hal mudah bagi kamu." Lirih sang ayah yang kini tak lagi bekerja. Fokusnya hanya mengajari anak-anak yang ingin les pelajaran dan mengaji padanya.

***

Lama tak terdengar kabarnya, Dafa tiba-tiba datang ke Bogor untuk menemui teman-temannya. Ia mengatur jadwal untuk memperkenalkan Karina, pacarnya, pada teman-temannya. Ia tak sedang bermaksud memamerkan kekasihnya, hanya saja ingin teman-temannya tahu bahwa ia juga mampu mendapatkan gadis yang tak kalah cantik dan luar biasa baik karena telah menerimanya dengan sepenuh hati.

Satu per satu teman-temannya di hubungi. Salma mengatakan ia tak bisa jika harus pergi mendadak, sebab jadwalnya menghadiri pengajian dan majelis bersama sang suami begitu padat minggu ini. Nathan dan Nabila pun menyatakan permintaan maaf mereka karena tidak bisa ikut hadir untuk berkenalan dengan Karina. Keduanya baru saja kembali ke Indonesia dan ada banyak jadwal kontrol kandungan untuk Nabila, Nathan tidak akan mengizinkan Nabila pergi kemana-mana sendiri. Terlalu berbahaya baginya. Ia tak ingin kehilangan calon bayinya seperti yang sudah-sudah.

Rafael yang ketika dihubungi tengah membantu bapaknya membuat lemari di rumah pun menolak halus ajakan Dafa untuk bertemu. Sejak dulu, lelaki satu ini memang tak pernah kedengaran menolak perintah orang tuanya. Agak sulit jika harus memaksa Rafael bertemu dengannya. Orang yang bisa diajak bertemu hanya Daniel, Lana, Rafa, Zaa, dan Zee. Tapi mereka semua bisa ditemui di waktu yang berbeda dan itu cukup memusingkan Dafa. Ia putus asa. Akhirnya ia bawa Karina ke rumah orang tuanya.

Mama Qori menyuguhkan makanan dan minuman untuk Dafa dan Karina. Meski tak terlalu suka pada gadis yang dibawa putranya tersebut, mama Qori tak langsung menunjukkannya. Ia memanggil suami dan putri sulungnya, Divya.

Ya. Selama ini Dafa punya kakak perempuan bernama Divya yang tinggal bersama paman mereka. Usianya sepantaran dengan Sanah, kakak Maira yang terakhir kali ditemui masih berstatus sebagai mahasiswi. Bahkan ternyata Divya masih satu kampus dengan Sanah. Keduanya berteman lumayan akrab, ditambah lagi setelah mereka tahu bahwa adik-adik serta orang tua mereka berteman baik.

Divya yang berperawakan semok keluar dari kamar mengenakan piyama lengkap dengan rambut yang di jepit dengan jepitan besar. "Hai, Divya. Kakaknya Dafa." Ia melempar senyum ramah.

Karina membalas senyum tersebut. "Iya, kak." Sahutnya.

Divya lumayan menyukai Karina. Baginya siapapun yang berdekatan dengan adiknya tak jadi masalah, asal jangan berpikir bahwa adiknya bisa dijadikan ladang gratisan. Dafa berkuliah atas bantuan biaya darinya, dan Divya ingin adiknya lulus dengan gelar sarjana S1 penuh. Ia berjanji pada dirinya sendiri akan membantu sang adik dalam hal biaya asal adiknya itu menunjukkan minat belajar yang benar-benar tinggi.

The Family Of LYQAENSIFU Part IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang