Waktu Yang Salah

41 7 1
                                    

Gemetar rasanya Salma duduk berdampingan dengan Nathan dan Nabila yang menggunakan kursi roda sambil menggendong bayi. Ia menghela napas berulang kali. Dihadapan para hadirin pengajian 3 hari kepergian suaminya, Salma berusaha menahan air mata dan kegugupannya. Lain hal dengan Nabila. Ia benar-benar menahan kekesalan atas pernikahan suaminya dengan Salma. Tampak juga orang tua Nathan, orang tua Nabila, dan orang tua Salma di sana. Masing-masing duduk khusyuk membacakan doa untuk almarhum suami Salma.

Setelah pengajian selesai, para orang tua pamit pulang. Mama Nadia dan papa Irwan sebenarnya masih ingin melihat cucu mereka, tapi mereka masih harus bekerja besok, jadi mereka putuskan untuk pulang. Sementara mama Silvi dan papa Lian kelihatan sudah mengantuk. Mereka sudah berada di rumah Salma sejak sore, mama Silvi bahkan membantu mbak Putri untuk memasak. Mama Asadina dan papa Radi juga pulang. Mereka tau putri mereka tak bisa ditinggal sendiri, tapi dalam masa saat ini Salma harus belajar membiasakan dirinya kembali sendiri. Mereka semua pulang.

Salma meminta mbak Putri menyediakan kamar untuk Nathan dan Nabila. Tak banyak tanya, pembantunya itu menuruti perintah sang majikan. Setelah kamar selesai disiapkan, Salma mengantarkan Nathan dan Nabila.

Salma menggendong Nabil sementara Nathan membantu Nabila duduk bersandar di atas ranjang tidur. Sejurus kemudian Nathan meletakkan bayinya di samping kiri sang istri.

"Cuma bisa nyiapin kamar ini buat kalian. Semoga malam ini kalian betah di kamar ini." Salma baru saja meraih tuas pintu kamar untuk keluar sebelum Nathan menahan lengannya.

"Makasih, ya." Kata Nathan.

"Sama-sama." Salma meninggalkan Nathan dan Nabila.

Setelah Salma berlalu meninggalkan mereka, Nabila menangis sejadi-jadinya. Ia masih tidak bisa menerima kenyataan bahwa kini suaminya adalah juga suami Salma. Meski Nathan sampai detik ini belum menjalankan kewajibannya sebagai suami pada Salma sepenuhnya, Nabila tetap saja merasa hatinya seakan teriris ribuan mata pisau. Bagaimana mungkin lelaki yang ia percaya tidak akan berkhianat ternyata menikahi perempuan lain yang tak lain adalah temannya sendiri?

Nathan berlutut di samping Nabila yang menangis. Ia juga tak kuasa menahan air mata yang meleleh di pipinya. Ia akui keputusannya menikahi Salma adalah suatu kesalahan. Untuk itu ia minta maaf. Ia akan lakukan apapun asal Nabila mau memaafkannya. Tak tahan rasanya terus-menerus didiamkan oleh wanita yang biasanya hangat dan romantis padanya itu.

Disentuhnya tangan Nabila. Wanita itu tidak berontak. Nathan menatap wajah istrinya itu dengan harapan agar kesalahannya dimaafkan. "Demi Allah, aku akan ceraikan Salma secepatnya. Aku gak mau kehadiran dia jadi perusak kebahagiaan kita. Aku cuma jalankan amanah suaminya sebelum meninggal, aku mau dia tenang sebelum pergi, dan sekarang amanahnya sudah ku jalankan. Soal aku mau pertahankan pernikahan ini atau enggak, itu urusan aku. Tapi aku pilih buat ceraikan dia. Aku cukup ngelukain kamu. Aku cukup nyakitin kamu. Aku minta maaf." Nathan membenamkan wajahnya di bibir ranjang.

"Tapi perceraian itu di benci Allah. Aku gak mau kamu jadi melakukan suatu hal yang dibenci Allah."

Nathan mengangkat wajahnya. "Bukannya bikin istri nangis itu juga dibenci Allah? Kalau kamu ikhlas sama pernikahan keduaku, aku bisa sedikit tenang. Lah ini? Aku tau kamu gak bisa menemukan keikhlasan itu. Aku gak cuma memikirkan kamu. Aku juga mikirin Nabil. Dia akan tumbuh besar. Apa yang ada dipikirkan dia kalau suatu saat dia tau papanya punya dua istri? Apa jadinya kalau dia liat kamu terus-menerus nangis, ngerasa gak adil atas adanya pernikahan ini?"

"Aku memang gak ikhlas. Tapi aku gak mau kamu melakukan perbuatan yang dibenci Allah. Bukannya Salma juga pernah ada dihati kamu? Kamu pasti sedikit banyak senang kan bisa menikahi dia? Dulu kamu berharap kan bisa nikahin aku dan Salma? Dan sekarang semua terwujud. Sujud syukur kamu harusnya. Aku tau kamu seneng." Nabila tersedu-sedu.

The Family Of LYQAENSIFU Part IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang