"Sekarang mau lu apa? Hah? Lu mau gua keluar dari rumah ini? Mau gua balik ke rumah bapak gua? Atau mau gua numpang di rumah anak gua? Hah? Jawab?" Mama Nadia berteriak-teriak pada suaminya dengan airmata yang tak bisa lagi dibendungnya.
"Sayang... dengerin aku dulu." Pak Irwan berusaha menarik istrinya itu dalam pelukannya, tapi wanita itu terus saja menghindar.
"Peluk, cium perempuan lain tapi jangan sentuh gua!" Mama Nadia menunjuk wajah suaminya. Ia benar-benar marah. Emosinya meledak-ledak tak terkontrol.
"Sekarang maunya apa? Kan udah dijelasin, dia bukan siapa-siapa. Lagian siapa yang meluk cium dia sih?" Pak Irwan berusaha membela diri.
"Bullshits!!!" Teriak mama Nadia. Airmatanya semakin berlinangan. "Cukup gua tau lu dulu main-main sama pernikahan ini, tapi tolong, jangan diulang lagi. Anak lu udah gede, cucu lu udah bisa diajak bercanda. Bisa nggak lu jaga perasaan gua sebagai istri? Kurang sabar apa gua sama lu?"
"Ya Allah..." pak Irwan menyisiri rambutnya. Ia kehabisan kata-kata untuk menimpali sang istri. Memang benar, Nadia tidak pernah kurang sabar padanya. Ia akui dulu ia adalah laki-laki brengsek yang sukanya main perempuan. Tapi itu semua dulu. Semenjak Nathan lahir, ia tidak lagi mengulang kesalahannya. Ia tahu bagaimana sakitnya sang istri melahirkan, jadi ia berhenti menyakiti perasaan istrinya itu.
"Gua mau lu tau satu hal. Semenjak Nathan lahir, lu dan Nathan adalah prioritas gua. Lu liat sendiri kan selama ini, gimana usaha gua banting tulang buat kalian? Gua ikut turnamen, gua ikut kerja kuli, sampe akhirnya sekarang gua bisa punya bisnis sendiri. Gua tau ini semua nggak lepas dari doa seorang istri. Kerja keras gua juga berdampingan sama doa dari lu. Gua tau. Jadi gua nggak berpikir buat main-main lagi dalam pernikahan ini. Lagi pula niat dan tujuan gua nikah sama lu itu buat ibadah. Gua akui, dulu gua bejat, brengsek. Tapi itu semua dulu. Apa gua nggak punya kesempatan buat berubah, belajar memperbaiki diri? Apa gua selalu seburuk itu dimata lu? Perempuan mana yang bisa gantiin lu, Nad? Sebanyak apapun gua jalan sama perempuan lain, lu tetep prioritas bagi gua. Gua sayang ke elu tulus. Gua harap lu ngerti dan nggak marah-marah begini lagi." Tutur pak Irwan panjang lebar.
"Gua nggak bisa begini terus, Wan." Mama Nadia akhirnya memeluk pak Irwan. Pelukan itu berbalas dekap hangat dari suaminya.
"Begini gimana? Kan gua udah bilang, nggak ada yang bisa gantiin lu, lu prioritas gua! Gua sayang sama lu. Terimakasih udah jadi istri dan ibu yang baik buat anak gua. Maaf kalo gua nggak bisa bahagiain lu seperti suami-suami temen lu yang ngebahagiain temen-temen lu. Maaf juga gua baru bisa ngasih kehidupan yang layak setelah kita punya Nathan. Intinya gua sayang banget sama lu." Airmata juga menetes dari sepasang mata pak Irwan.
"Tapi, Wan. Nathan bilang dia liat jelas lu nyium perempuan itu."
"Sini deh..." pak Irwan melepas pelukannya, mengajak mama Nadia duduk di sofa untuk mendengarkan penjelasannya. "Jadi perempuan itu tuh klien gua. Dia dianter sama supirnya. Dia suruh supirnya ngambilin dokumen di dalem mobil, entah gimana ceritanya lama banget. Mungkin Nathan nggak liat ada supir di depan. Dia masuk gitu aja pas gua nggak sengaja numpahin kopi ke roknya si klien gua. Klien gua pake kerudung kok, mana mungkin gua deketin. Gua berani sumpah nggak meluk apalagi nyium dia."
Mama Nadia menghela napas. Ia ingin tidak percaya pada suaminya, tapi hati kecilnya berkata bahwa percaya akan menyelamatkan pernikahannya, terlepas dari benar atau tidaknya ucapan sang suami padanya. Ia mengangguk-angguk, seolah benar-benar percaya. Sambil sedikit sesegukan ia tersenyum pada suaminya. Dalam hati berharap agar kejadian ini tak lagi terulang. Ia akan sangat sakit dan kecewa pada dirinya sendiri jika itu benar terjadi.
"Mama masih mau percaya sama omongan si b4n9s4t ini?" Teriak Nathan yang tiba-tiba muncul dari pintu masuk.
"Jaga bahasa kamu, Nathan!" Bentak pak Irwan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Family Of LYQAENSIFU Part II
Novela JuvenilKalau pernah baca TFO LYQAENSIFU part I pasti udah gak asing sama nama-nama tokoh di sini. Ini kelanjutan ceritanya :) Semoga di terima dengan baik. Salam baca untuk para pembaca, AKU CINTA KALIAN❤