Hi, i'm back :)
Please, dont forget to vote
💜Happy reading💜
*
*
*
*"Hufhhh..akhirnya aku bisa
melarikan diri dari wanita-wanita itu." Ucap Jimin dengan nafas nya yang tidak beraturan."Tapi, bagaimana dengan Minraa. Kuharap ia baik-baik saja,selama Namjoon bersamanya."
Ya, saat itu Jimin melarikan diri dari perkelahian wanita-wanita itu dengan Minraa.
Bukan maksud untuk meninggalkan Minraa. Namun jika ia tetap berada disana, perkelahian itu akan lebih parah lagi.
Jimin terlihat kebingungan, sungguh karna ia tidak tahu sekarang dirinya berada di mana.
Yang, ia lihat hanya ada sebuah balkon yang besar, dengan penampakkan bulan yang sangat indah pada malam itu.
"Wahh, Mengapa kau sangat indah malam ini hmm."
Ya, Jimin memuji keindahan bulan tersebut, bagaikan memuji seseorang yang sangat membuatnya terpesona.
"Andai, saja aku bisa terbang, dan melihat bulan dari atas sana. Pasti jauh lebih indah."
"Eoh, jimin kau ini gila." Ucap Jimin seraya, menggelengkan dan memukul pelan kepalanya sendiri.
"Bagaimana, bisa kau terbang. Dan kau seperti orang gila yang berbicara dengan bulan."
Ya, jimin memang sering berbincang dengan bulan sedari kecil.
Saat ia sudah dewasa, ia merasa itu memanglah hal yang terlihat gila.Tapi, tetap saja ia sering melakukan hal itu kembali. Tak heran, jika Minraa sering bingung melihat dirinya.
"Hufhh, kenapa malam ini udara sangat dingin." Jimin menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya, tak menyangka bahwa malam ini udara akan sangat dingin.
Dan ntah, mengapa Jimin merasa ia tak sendirian berada di balkon itu.
Sesekali ia mendengar suara isakan tangis seorang pria. Sempat terlintas di fikiran Jimin bahwa itu adalah hantu.
"Ahhh, ayolah Hyung jangan mencoba untuk menakutiku." Jimin berdecih kesal, mengira itu adalah Namjoon.
Tapi, Jimin melihat tidak ada tanda-tanda keberadaan Namjoon di tempat itu.
Suara isakan itu, semakin jelas terdengar di telinga Jimin. Membuat dirinya semakin merinding, dan memikirkan hal-hal yang aneh.
Sungguh, sebenarnya lama kelamaan suara isakan tangis itu, membuatnya merinding tapi mengapa, hati Jimin menjadi tersentuh.
Jimin, menguatkan tekatnya untuk mencari tau, suara siapakah itu sebenarnya.
"Hufhh..ternyata bukan suara hantu hampir saja membuatku jantungan." Ucap Jimin seraya menghelakan nafasnya dengan lega.
Betapa leganya Jimin setelah mengetahui suara itu bukanlah suara hantu, melainkan suara sosok manusia yang berada di ujung balkon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss of the goddees
RomanceKeajaiban dan cinta yang bertaruhkan nyawa. Garis hidup yang menuntun langkah, seorang Park jimin dari bangsa Manusia, untuk menemukan Selene. Dua insan yang saling membutuhkan satu sama lain berujung dengan rasa cinta. Keterpurukan dari perihnya m...