18. Come

7 3 0
                                    

      Menolak lupa, tepat hari dimana Sang Selene mengambil mutiaranya kembali pada tubuh Jimin. Sepertinya itu adalah waktu yang tepat, namun tidak.

      Sosok pria, sedang terbaring di atas ranjang bagaikan pangeran tidur. Hanya saja yang membedakan pria ini sadar tetapi ia terbaring lemah dan tidak berdaya, menatap arah sinar bulan yang tidak pernah lagi menyinari kegelapannya. Seakan dunia pun ikut membenci dirinya.

     Tiga bulan sudah, sejak kejadian malam itu. Malam dimana, untuk terakhir kalinya Jimin bertemu dengan Luna. Ia fikir, malam itu tidak akan ada lagi perpisahan di antara mereka, namun Jimin salah.

      Seraya, menggenggam sebuah foto Eommanya Jimin berharap Eommanya mengetahui keadaannya sekarang dan tidak membencinya karna ia sudah begitu jahat dengan sosok wanita kedua yang ia cintai.

      Jimin sadar atas apa yang sudah ia lakukan, bahkan sampai saat ini ia merasa bodoh sudah menuruti perkataan Appanya untuk bertunangan dengan Minraa.

      Merasa kesal dengan diri sendiri yang tidak bisa melawan perkataan Appanya. Pertunangan ataupun hal yang sampai ke jenjang pernikahan bersama dengan wanita selain Luna itu bukanlah kemauan Jimin.

      "Sampai kapan kau ingin terus seperti ini Jim?"

      "Kau harus mempunyai semangat hidup, dengan begitu mungkin kau akan merasa baikan seiring berjalannya waktu."

     "Untuk apa Hyung?? Bertahan hidup untuk terus dalam kegelapan, aku hanya butuh dia Hyung kau tahu itu."

      Sejak kejadian itu, Minraa jarang untuk menemui Jimin. Bukan karna ia tidak ingin, hanya saja Jimin tidak mau bertemu dengannya. Dan hanya Namjoon yang berani melawan ego dari Jimin untuk tidak ingin bertemu siapa-siapa selain Luna.

       "Kau tahu, wanita mu hidup dengan baik Jim."

      Mendengar ucapan Namjoon membuat Jimin mengerutkan dahinya. Wanita siapa yang di maksud oleh Namjoon.

      "Luna. Kau ingin tahu kabarnya bukan?"

     "Ia hidup dengan baik, dan kulihat ia semakin menawan."

      "Jangan coba untuk membohongiku Hyung, agar aku tidak terpuruk terus seperti ini."

      Mendengus kesal atas ketidak percayaan Jimin, membuat Namjoon melemparkan ponsel nya tepat ke arah Jimin. Membuat Pria itu benar-benar tidak mengerti dengan tingkah Hyungnya.

    Begitu terkejutnya Jimin, saat ia mengetahui ucapan Namjoon benar dan bukan hanya kebohongan semata. Ia, melihat sosok Luna melalui foto pada ponsel sedang tersenyum merangkai bunga, dengan matanya yang bersinar dan rambutnya yang terurai dengan sangat indah.

      Tidak hanya itu, kemudian mata Jimin tersorot pada sebuah Liontin yang sangat indah. Dimana mengingatkannya pada sebuah Liontin yang ingin diberikan oleh Jimin kepada Luna.

      "Dan pria yang bernama Taehyung itu, sering sekali aku melihatnya bersama Luna."

      "Sejujurnya, aku tidak ingin memberitahukan ini padamu Jim. Hanya saja, aku tidak bisa melihat mu terus-terusan seperti ini."

       "Dan sepertinya, pria itu memang pantas untuk berada disisi Luna."

      Mendengar perkataan Namjoon yang seperti itu, membuat raut wajah Jimin berubah. Tampak ia mengepal kan tangannya, yang menunjukkan dirinya benar-benar sangat kesal saat ini.

      Namun, apa daya dengan keadaan Jimin yang seperti ini. Bahkan, dokter sekalipun tidak mengerti dengan keadaan yang ia alami. Satu-satunya cara agar ia bisa pulih adalah sosok pria yang sering di sebut oleh Eommanya di dalam mimpi.

Kiss of the goddeesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang