Hi, lovely 💜💜
Hari-hariku terus saja merindukan Jimin, apakah kalian juga merindukannya? Kurasa cukup aku saja🤣
Kalian udah baca sampai chapter berapa? Kuharap sejauh ini kalian tetap suka membaca ceritaku💜
Sebelum baca, Jangan lupa klik vote nya lovely⭐🙏
💜Happy readings💜
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*"Ne, appa. Baiklah aku akan mencoba untuk memikirkannya."
Di pagi hari seperti ini, tidak asing bagiku untuk mendengar Jimin sedang berbincang melalui ponselnya. Terlebih lagi, ia adalah pria yang sangat sibuk.
Meski sudah berapa lama aku menghabiskan waktu bersama Jimin, namun tetap saja aku belum mengenal siapa appanya. Jimin, jugak tidak pernah bercerita tentangnya padaku.
Aku hanya bisa melihat wajahnya dari foto yang ada dirumah ini. Perihal eomma Jimin, aku sudah mengingat siapa wanita itu sebenarnya. Tapi, apakah Jimin akan mempercayai ucapanku. Lagipula, ini perihal eommanya, aku hanya tidak ingin ia mengingat dan merasa sedih kembali.
"Hmm Luna-yaa."
"Maaf, aku tidak bisa mengantarmu pagi ini. Tapi, aku bisa menyur----."
"Ah, tidak usah Jim. Aku ingin pergi sendiri saja, aku akan mencoba untuk hidup dengan mandiri."
Mungkin ini saatnya untukku belajar hidup dan terbiasa sendiri, hingga tiba waktu dimana aku, mengambil mutiaraku kemudian akan pergi meninggalkan Jimin.
"Tidak. Aku tidak ak---"
"Gwenchana. Aku juga ingin merasakan suasana seperti berjalan kaki saat sedang pergi bekerja."
Jimin tidak suka jika bertengkar denganku. Lebih tepatnya bukan bertengkar, terkadang aku merasa ia lelah dengan segala keluhan ku yang seperti anak kecil ini.
"Aku, akan menjemputmu nanti."
Aku hanya menggangguk dengan ucapan Jimin seraya ia menciumku. Melihatnya pergi dengan terburu-buru membuatku melihat jam yang menunjukkan sudah waktunya untukku pergi bekerja juga.
Ahh, tapi sial. Baru saja aku keluar dari gerbang rumah mewah Jimin, mengapa hujan bisa turun dengan tiba-tiba.
Cukup lama aku berdiri seperti patung di depan ini, hanya balutan jaket tebal yang melindungiku dari hembusan angin yang begitu dingin. Satu hal yang kutakutkan, apakah Taehyung akan memerahiku jika aku terlambat, karena pekerjaanku bisa sangat tertunda jika terus seperti ini.
Ingin rasanya seperti manusia lain yang berkendara dengan angkutan umum, tapi aku belum belajar cara kehidupan mereka yang seperti itu. Perihal, aku hidup bersama manusia yang kaya raya seperti Jimin.
Dari jauh aku melihat mobil mewah yang mendekatiku. Lebih tepatnya mobil itu memasuki perkarangan rumah Jimin. Sekilas aku mengira itu Jimin, ternyata bukan.
Aku hanya bisa memandangi pria itu dari belakang, membuatku tidak bisa melihat wajahnya. Tapi itu bukanlah hal yang penting bagiku, yang terpenting sekarang bagaimana caranya agar aku bisa segera sampai ke tempat Taehyung.
*
*
*"Taehyung-ssi! Ma---afkan aku karna terlambat."
"Luna, mengapa kau basah kuyup seperti ini. Wajahmu, terlihat pucat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss of the goddees
RomanceKeajaiban dan cinta yang bertaruhkan nyawa. Garis hidup yang menuntun langkah, seorang Park jimin dari bangsa Manusia, untuk menemukan Selene. Dua insan yang saling membutuhkan satu sama lain berujung dengan rasa cinta. Keterpurukan dari perihnya m...