17. Should be done

5 4 0
                                    

 Hi lovely I'm back💜, sudah lama ya kita tidak berinteraksi dengan cerita ini. Aku benar-benar meminta maaf sudah membuat kalian menunggu untuk sebuah chapter baru dari cerita ini🙏🙏🙏
Dan kali ini aku kembali buat meneruskan chapter baru yang buat kalian penasaran dengan kisah para tokoh yang ada di cerita aku ini. Awalnya aku sedikit ragu untuk melanjutkan cerita ini karna jujur ngefeel buat nulis itu butuh waktu yang benar-benar kosong banget. Karna, kebetulan aku juga lagi sibuk sama tugas kuliah sedikit membuatku sulit untuk membagi waktunya.

Nah, maka dari itu. Kali ini aku kembali, dengan Chapter yang baru dan aku harap kalian akan menyukai nya.
So, sebelum kalian baca chapter ini jangan lupa klik vote nya⭐⭐
Happy reading lovely💜
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*


















      Sudah berhari-hari aku merenungkan diri dengan menunggu kepulihannku. Ntah, apa yang terjadi di luar sana dan, ntah apa yang terjadi dengan manusia bernama Park Jimin itu aku tidak mengetahui nya sama sekali.

        Yang kutahu hanya, sesekali ia mencoba untuk ingin menemuiku. Namun, Taehyung lebih tepatnya Veemion tidak mengizinkannya untuk bertemu denganku. Sebenarnya itu juga semua atas keinginanku.

         Aku terus memikirkan setelah tenagaku mulai pulih, bagaimana caranya agar aku menemui Jimin untuk mengambil mutiara dewiku. Bahkan, untuk melihatnya saja aku merasa muak.

       "Hei, apa yang kau fikirkan."

Suara yang kudengar itu, sontak menyadarkan ku dari fikiran keras terhadap pria yang bernama Park Jimin.

      "Hmm, tidak ada." Membuatku berbohong padanya agar ia tidak mengkhawatirkan keadaanku.

      "Minumlah, ini akan membuat kepulihanmu semakin cepat."

     Ya, suara itu adalah milik Taehyung. Sudah berapa minggu aku dirawat dengan baik olehnya, hingga membuatku melihat begitu besar rasa kekhawatirannya padaku.

      Meski dia bukanlah seperti Veemion yang dulu dengan jiwa manusia seutuhnya, tapi aku melihat jelas tidak sedikitpun rasa cintanya dari masalalu berkurang untukku.

      "Aku tahu apa yang kau fikirkan. Jelas sudah bahwa kau harus segera mengambil mutiara mu."

      "Itu setengah dari jiwamu. Maka dari itu, kumohon. Lekaslah sembuh, agar kau bisa mengambilnya kembali."

       Aku tahu, pria ini sangat mengkhawatirkan ku. Tapi, disisi lain aku juga mengkhawatirkan keadaan Jimin. Apakah, ia akan baik-baik saja jika aku mengambil kembali mutiara itu.

       "Sekian lama sudah aku menunggumu. Jadi tolong, jangan membuatku untuk kehilanganmu kembali Luna-yaa."

       Seketika, ucapan Taehyung membuatku terdiam. Terdiam merenungkan, seperti apa kehidupannya selama tidak bersamaku terlebih lagi ia tidak menceritakannya padaku.

      Ia memelukku dengan erat, sangat erat. Menunjukkan bahwa perkataannya itu benar. Membuatku hanyut dalam dekapannya, namun terdapat keganjalan pada sisi lain perasaanku.

      "Taehyung-ahh, Kau terlalu lama memelukku. Hingga kau lupa harus pergi bekerja."

       "Sebentar. Sebentar saja, beri aku satu menit lagi untuk seperti ini bersamamu."

       Suaranya terasa berat, seperti ia sedang menahan sesuatu aku jelas merasakannya. Ntah, apa itu aku harap ia sedang tidak bersedih.

      "Baiklah. Sepertinya waktu sudah habis Dewi Selene, kalau begitu izinkan Veemion mu ini untuk pergi sebentar saja." Ucap Taehyung dengan senyum kotaknya yang membuatku sangat bahagia setiap kali melihatnya.

Kiss of the goddeesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang