Klik vote berikan komentar kalian terhadap cerita ini, dan jangan lupa untuk mengikuti akun ini agar kamu bisa mengikuti eps di setiap ceritanya💜
*
*
*
*
*
*
*
💜Happy reading guys💜
" Tarian mu indah, sangat indah." suara itu sontak membuat Jimin terkejut dan menghentikan tariannya."Eoh, sejak kapan kau ada disitu? Mengapa tidak mengetuk pintu dulu." Ucap Jimin seraya meneguk segelas air putih.
" Ayolah Jim, apakah aku ini seperti orang asing bagimu hmm, yang harus meminta izin terlebih dahulu. " Wanita itu mengerutkan wajahnya, menunjukkan bahwa dia sangat tidak mengerti dengan Jimin.
Maksudnya, bukan kah mereka sudah bersahabat sejak lama, bagi nya itu adalah hal yang wajar.
Ya, dia adalah Minraa sahabat Jimin yang sebenarnya sudah lama sangat menyukai Jimin.
Namun ia takut untuk mengatakannya, perihal Jimin selalu bersedih dan terlihat murung setelah ibunya meninggal. Dan terlebih jauh dia takut bila Jimin akan menjauhinya.
" Mengapa kau sangat suka menari dengan menatap bulan Jim? Bahkan kamarmu sekarang terlihat gelap, hanya ada cahaya bulan yang menyinari." Jimin hanya diam, seakan hatinya malam ini sedang tidak dalam suasana yang baik.
" Apa kau tidak merasa takut Jim? Dengan suasana kamar yang seperti ini. " Jimin masih saja terdiam, sambil memandangi bulan
" Untuk apa aku merasa takut, lagi pula ntah mengapa bulan sangat membuat hatiku tenang."
"seperti ini jauh lebih membuatku tenang, dengan menari maupun membuat lagu, aku bisa menghilangkan rasa rinduku pada eomma."
Ya, Jimin telah kehilangan sosok ibu, dia begitu sayang pada ibunya.
Ibu Jimin adalah seorang penari dan musisi terkenal yang sangat anggun dan indah.Maka dari itu Jimin sangat suka menari bahkan menulis lagu, karna sedari kecil dia sudah sering melihat ibunya menari dan mendengarkan lantunan lagu yang di ciptakan oleh ibunya.
Sontak membuat Minraa kesal, ia kesal karna merasa dirinya tidak berguna untuk Jimin.
" Hyaaa.....!"
" Apakah aku, dan Namjoon sebagai sahabatmu, tidak berguna bagimu? " Pertanyaan itu membuat jimin menghela nafasnya
" Bukan begitu Minraa, kau tahu bukan, kalau kita mempunyai kesibukan masing-masing, aku hanya tidak ingin selalu merepotkan kalian"
" Seperti ini saja sudah membuatku tenang, jadi jagan mengkhawatirkan ku. Aku tidak apa-apa, percayalah. " Seraya Jimin terus tersenyum memandang bulan, dari jendela kamarnya.
Minraa dengan spontan mengelus-elus rambut Jimin seperti anak kecil.
" Aku akan terus mendukung, dan selalu bersama denganmu Jim."
" Hmm, maksudku, aku dan Namjoon akan selalu mendukungmu dan selalu bersamamu, karena kita adalah sahabat."
Jimin hanya tersenyum, tanpa dia sadari, senyumannya saja sudah membuat pipinya Minraa memerah seperti tomat.
" Hyaaa...Minraa mengapa kau meninggalkan ku." sontak membuat Jimin dan Minraa menoleh ke arah suara tersebut.
" Oh ayolah Joon, kau sangat lama, kau tau bukan aku sangat tidak suka menunggu. "
Ya, pria itu ternyata adalah Namjoon.
Umur Namjoon memang beda beberapa tahun dengan Jimin dan Minraa. Hal itu yang membuat Jimin memanggilnya hyung, tetapi Minraa tak ingin memanggilnya oppa.
" hey, Minra bukankah kau yang lama hmm..." Bahkan belum siap Namjoon berkata, Minraa sudah memotong perkataannya
" Ah, sudah lah joon. Anggap saja ini sebuah latihan untukmu, maka dari itu segeralah mencari wanita, agar kau mengerti." Bahkan Minraa tertawa dengan ucapannya, mengingat Namjoon belum saja mempunyai kekasih.
" Cih..bagaimana bisa aku mencari wanita lain, bila engkau yang kutunggu Minraa. Dasar kau wanita tidak mengerti perasaanku." Namjoon berdecih kecil, namun terdengar oleh Minraa.
" Apa yang kau katakan! Kau bilang apa tadi haa! Hyaaa namjoon kau ingin mati! " Minraa kesal hingga membuat dirinya memukuli Namjoon dengan tas mahalnya tersebut.
" Ahh, hentikan Minraa kau menyakiti Oppa mu. " Namjoon merunduk kesakitan, tetapi Minraa tetap tidak perduli akan hal itu.
" Ahhh, jangan menyebut dirimu Oppa, sungguh aku jijik mendengarnya hentikan Joon, atau kau tidak akan selamat kali ini."
Perkataan Namjoon membuat Minraa geli dan merasa jijik, hingga dia menutup kedua telinganya, lalu memukuli Namjoon kembali.
" Hei, Minraa hentikan, apa kau tidak kasian melihat oppamu." Ya, Jimin baru saja selesai berganti baju.
" Jim, tolong aku."
Minraa lari dan berlindung di belakang Jimin seolah dia anak kecil yang sedang di serang oleh penjahat." Minraa dia adalah Oppamu, kau harus menyayangi dirinya." bahkan Jimin tertawa geli, hanya untuk menggoda Minra
Minraa tak memperdulikan ucapan Jimin, karna sesuguhnya yang dia inginkan adalah seorang Park jimin, bukan seorang Kim namjoon.
" Hyaa Minra, apa-apaan kau ini. Harusnya aku yang meminta tolong pada Jimin."
" Lihat ini rambut yang sudah ku tata dengan rapi, jadi rusak karena mu." Namjoon terlihat sibuk merapikan rambutnya kembali.
" Aku tak peduli, lagian wanita mana yang ingin melirik dirimu joon." Ucap Minraa dengan menertawakan Namjoon.
" Sudahlah, hentikan. Perdebatan kalian akan membuat kita terlambat."
Ya, malam itu mereka ingin pergi ke suatu acara. Bertemu dengan kolega-kolega, dan pengusaha-pengusaha besar lainnya.
" Tuan muda, ingin di buatkan makan malam apa? Saya akan segera memasaknya agar tuan dan teman-teman tuan bisa segera makan malam. "
" Tidak usah, malam ini saya ada pertemuan di luar, kau dan lainnya istirahat saja."
" Eoh, dan jika tuan besar menanyakan ku, bilang saja, aku sudah memenuhi keinginannya malam ini."
Ya, Jimin adalah seorang anak dari pengusaha yang sangat kaya raya, bahkan rumahnya sangat besar bagaikan istana.
Namun, semua itu tak ada gunanya bagi Jimin semenjak ibunya tiada. Rumah sangat sepi, dan terlihat hampa.
~ Bersambung ~
Thx for reading, and don't forget klik vote and follow my account💜💜😘😘😘
See u next chapter💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss of the goddees
Roman d'amourKeajaiban dan cinta yang bertaruhkan nyawa. Garis hidup yang menuntun langkah, seorang Park jimin dari bangsa Manusia, untuk menemukan Selene. Dua insan yang saling membutuhkan satu sama lain berujung dengan rasa cinta. Keterpurukan dari perihnya m...