•empat•

64 4 22
                                    

Deer menatap pintu yang sangat asing di hadapannya,

"Ayo masuk sayang, ngapain berdiri di depan pintu?"

"Eh? Iya pa." Deer mengikuti langkah papanya.

Ah ya tidak ada yang berubah dari papanya, selain lebih perhatian.

"Kamu mau makan apa? Biar papa pesenin."

"Belum laper, nanti aja." Pria itu ngangguk.

"Kalo gitu kamu ke kamar ya, istirahat." Deer melirik sekitar,

"Kamarnya dimana?" Papanya mengernyit.

"Kamar kamu di lantai dua, di depan kamar abang."

"Ahh iya-iya, Deer ke atas dulu ya pa."

"Okay, selamat beristirahat sayang."

✨✨

"Jelas banget ini gue hidup di tempat berbeda." Ucapnya tepat setelah menutup dan mengunci pintu kamarnya.

Irisnya memandang sekeliling kamar dengan cermat, memperhatikan setiap sudut.

"Gue dimana sih?" Kakinya mendekat ke arah rak berisi tumpukan buku.

"Jadi disini gue tetep jadi anak hukum? Gak ada yang berubah?" Gerakan tangannya berhenti di deretan polaroid yang menggantung disamping rak buku.

"Gue gak inget pernah foto kayak gini." Ia menarik lepas satu polaroid lalu membaliknya.

"Thankyou for all surprise guys, I love you all." Ucap Deer mengikuti kalimat yang tertulis di balik polaroid.

Tangannya bergerak menarik satu polaroid yang lain setelah melihat fotonya dan Mingyu.

"Jangan marah lagi ya dut, gue beneran lupa jemput lu tadi sore." Entah kenapa ia tersenyum tanpa sadar setelah melihat tulisan di balik polaroid itu.

"Kayaknya gue disini deket sama Mingyu ya?" Ucapnya setelah melihat banyaknya polaroid dirinya dengan Mingyu.

Tiba-tiba ia mengernyit setelah menemukan satu polaroid dengan tiga orang disana.

"Gyu, Deer, Jun." Ia terdiam setelah membaca tulisan di balik polaroid.

"Ternyata foto sama kak Jun ada juga." Kakinya bergerak ke sudut lain dan menemukan rak berisi vinyl dan turntable.

"Whoaaa, ternyata hobi gue masih sama disini."

tok tok tok

"Deer?"

"Iya pa?" Ia mendekat ke arah pintu kamar.

"Ponsel kamu ketinggalan tadi di mobil." Deer mendapati papanya tersenyum sambil menunjukkan ponsel di tangannya setelah membuka pintu.

"Ponsel aku selamat?" Papanya ngangguk.

"Setelah kejadian, polisi simpan beberapa barang termasuk ponsel kamu." Ia tersenyum setelah menerima ponselnya.

"Terimakasih pa,"

"Sama-sama sayang." Pria itu mengusak rambut Deer sebelum kembali kebawah.

"Ponsel gue gak berubah." Dengan cepat ia mengecek isi ponselnya dan beberapa menit kemudian ekspresinya berubah.

"Shit! ini bukan ponsel gue."

✨✨

"Ma, ini bukan punyaku." Ucap Riz itu lalu meletakkan ponselnya di meja.

•ONEIRATAXIA• [SVT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang