1. Lagi

1.8K 76 12
                                    

Bel istirahat telah berdentang lebih dari 15 menit yang lalu, seorang gadis berkuncir kuda tengah sibuk membereskan beberapa alat tulis dan peralatan lainnya sembari memasukannya kedalam tas ransel berwarna navy.

" lo mau ke kantin sal "

Gadis bernama salsha itu hanya mengangguk pelan untuk sekedar menjawab pertanyaan steffi, sahabatnya. " ada iqbaal " tanya nya lagi

Lagi lagi salsha mengangguk, mengiyakan. " tadi dia bilang mau ke kantin " ujarnya.

" ya udah yuk cepet, keburu bel " ajak salsha.

Kedua gadis yang telah bersahabat sejak sama sama duduk di bangku sekolah menengah pertama itu pun berjalan beriringan di area koridor sekolah yang tampak cukup ramai oleh beberapa siswa yang tengah sibuk berlalu lalanng. Keduanya sepakat untuk menghabiskan sisa jam istirahatnya sekedar untuk mengisi perut mereka yang sejak tadi meronta ronta minta di isi.

Namun pemandangan tidak mengenakan, justru kembali salsha rasakan. Lagi, lagi, dan lagi, kedua penglihatannya justru menangkap kekasihnya tengah berbincang seru bersama dengan seorang gadis yang selalu dianggap sebagai seorang sahabat. Sahabat iqbaal semasa taman kanak kanak.

" gue heran sama iqbaal, kayaknya dia cowok lo. Tapi kenapa dia lebih sering sama caitlin " ujar steffi, gadis itu melirik salsha sebentar.

Gadis berdarah jakarta-padang itu hanya menghembuskan nafasnya pelan, bukan kali ini saja ia mendapati kekasihnya tengah bersama gadis bernama caitlin, namun berkali kali.

Cemburu, sangat jelas di rasakan salsha. Bagaimana pun posisi dirinya saat ini adalah sebagai kekasih iqbaal. Dan sebagai seorang kekasih, sudah menjadi hal yang wajar jika gadis itu merasa cemburu dengan kedekatan iqbaal bersama gadis lain. Meskipun pria itu selalu menyangkal bahwa kedekatannya bersama caitlin, adalah sebatas teman biasa. Dan tidak lebih.

Namun apa duduk bersama, jalan bersama, makan bersama, berpegangan tangan, bahkan saling merangkul satu sama lain tanpa ragu ragu, masih bisa salsha anggap sebagai teman biasa.

" gue balik kelas aja " salsha membalikan tubuhnya dan bergegas kembali kedalam kelas. Meninggalkan steffi yang masih tetap menatapnya sendu. Sebagai seorang sahabat, steffi paham betul dengan kondisi yang tengah dialami sahabatnya. Harus berbagi kasih dengan seorang gadis lain. Yang tidak lain adalah sahabat kekasihnya. Bukan suatu hal yang mudah.

Steffi tidak langsung mengejar langkah salsha yang semakin menjauh, gadis itu memilih untuk menghampiri iqbaal yang tengah asyik bercanda ria dengan seorang gadis bernama caitlin. Emosinya, terasa melambung sampai ke ubun ubun.

BRUKKKK

Kedua manusia berbeda jenis ini terlonjak secara bersamaan. Caitlin bahkan sampai harus memegang dadanya seolah takut terjadi hal buruk dengan jantung nya saat ini. Berbeda dengan iqbaal, yang justru memandang steffi dengan tatapan tidak bersahabat.

" bisa gak kalo dateng gak usah gebrak gebrak meja gitu. Ganggu " seloroh iqbaal, pria itu menatap steffi tajam.

" bisa gak lo jaga perasaan sahabat gue. Bisa gak lo gak bikin sahabat gue cemburu, bisa gak lo gak bikin sahabat gue sakit hati terus nangis nangis setelah tau kalo pacar nya malah sibuk mesra mesraan sama cewek lain " cercah steffi, raut wajah penuh amarah terus ia perlihatkan kepada iqbaal.

" apa sih, gak paham gue "

" lo masih gak paham maksud gue. Otak lo, lo taro dimana iqbaal. Cewek lo, salsha lagi nangis nangis di kelas. Gara gara lo selalu sibuk sama cewek itu " steffi menunjuk tajam ke arah caitlin dengan satu jari telunjuknya, gadis itu melanjutkan ucapannya, " kalo emang lo sayang sama salsha, bisa gak lo jaga perasaan dia. Jangan bikin dia cemburu terus, lo pikir dia tahan di kayak gituin. Lo juga harusnya mikir, lo udah punya salsha tapi lo masih deket sama dia. Temen sih temen tapi gak gitu juga kali " steffi masih terus mencoba untuk mengontrol emosi nya agar tidak sampai melakukan hal buruk pada kedua orang menyebalkan itu, akhirnya setelah hampir sekian lama, akhirnya ia berhasil meluapkan emosinya pada iqbaal. Yang sebelumnya selalu berhasil di redakan oleh salsha yang menyuruhnya untuk tetap diam.

Hello, Dear | Iqbaal Ramadhan ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang