Bagi salsha, cinta adalah sebuah kepercayaan. Kepercayaan untuk saling memiliki, menyayangi, juga mengasihi. Cinta juga sebuah komitmen, komitmen untuk terus bersama dan bersama sama merasakan indahnya cinta.
Lebih dari satu tahun, ia menjalin hubungan bersama iqbaal. Ada banyak hal yang ia rasakan. Dari senang, sedih, kesal, kecewa, juga marah.
Senang, karna telah memiliki iqbaal sepenuhnya. Ia sadar iqbaal memiliki paras tampan, meskipun pria itu tidak sefamous anggota tim basket yang rata rata memiliki kadar ketampanan diatas segalanya. Namun itu tidak membuat para gadis satu sekolah berhenti mengejarnya. Para gadis gadis itu tetap mengejar iqbaal, mengejar kekasihnya. Namun tentu, saat iqbaal tidak bersama dirinya.
Sedih, ada satu hal yang membuat ia sangat menyayangkan kepribadian iqbaal. Pria itu benar benar tidak memiliki kadar kepekaan yang tinggi. Menyebalkan. Meski terkadang ia dapat bersikap manis dalam waktu yang tergolong cepat.
Kecewa, tidak ada yang lebih mengecewakan jika kekasih lebih mengutamakan gadis lain yang selalu di anggap sebagai sahabatnya. Saat ini, iqbaal memang benar benar telah berpihak kembali padanya, namun ia masih sangat mempercayai, dalam hati kecilnya iqbaal masih mengutamakan caitlin. Gadis yang selalu menjadi prioritasnya sejak dulu.
Salsha merapikan beberapa buku paket yang akan di bawa nya esok ke sekolah dan memasukannya kedalam tas ransel nya. Jam telah menunjukan pukul 22.00 malam. Ia menghembuskan nafasnya pelan. Entah apa, sejak sore hari tadi iqbaal belum sekalipun menghubungi dirinya. Perasaannya curiga, hatinya khawatir. Khawatir iqbaal tengah bersama caitlin di luar sana.
Ia tidak membenci caitlin, ia hanya tidak menyukai jika gadis itu terus terusan bersikap jika iqbaal adalah miliknya yang harus terus bersamanya. Begitupun sebaliknya. Sebagai kekasih, salsha jelas memiliki hak untuk cemburu. Dan itu wajar.
Segera, salsha merebahkan tubuhnya diatas ranjang. Meraih ponselnya dan berusaha menghubungi iqbaal. Setelah beberapa detik, akhirnya...
' iya sha, kenapa ' ujar seseorang di seberang sana, iqbaal
" kamu kemana aja, gak ada kabar "
' caitlin..
Belum juga iqbaal menyelesaikan kalimatnya, gadis itu langsung memberondong dengan kalimat atau lebih tepatnya pernyataan yang cukup panjang, " udah aku duga, kalo kamu gak ada kabar kayak gini pasti kamu lagi sama caitlin, kenapa sih dia masih ada di tengah tengah hubungan kita. Aku gak suka " ujar salsha
' bukan gitu sha, tadi mama nya telepon kalo caitlin..
" caitlin apa, caitlin butuh kamu buat nganterin dia ke suatu tempat, atau minta kamu buat jagain itu cewek yang manja dan gak bisa apa apa kalo tanpa kamu "
' stop. Jelekin caitlin, dia gak seperti apa yang kamu kira '
" belain aja terus, aku mah apa atuh "
' kamu kenapa sih, sensi amat hari ini, bawaannya ngomel ngomel mulu '
'" kamu yang kenapa " ujar salsha cepat, entah mode apa yang sedang melanda hati juga pikirannya. Gadis itu benar benar sangat sensitif sekali hari ini. Apalagi jika telah mendengar nama ' caitlin '.
' kamu istirahat aja. Besok aku jemput ya '
" boleh, tapi jangan sama caitlin. Berdua aja " dan dalam waktu sekejap, tingkat kesensitifan salsha memudar. Dasar perempuan, gampang banget di baikin.
Terdengar desahan nafas cukup keras di seberang sana, " oke, berdua aja " ujar iqbaal.
Salsha tersenyum simpul, lelaki itu benar benar telah ia jinakan seutuhnya. Tugas nya saat ini hanya satu, memisahkan caitlin dari jangkauan iqbaal. Agar lelaki nya itu berhenti memprioritaskan caitlin. Memang dia siapa
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Dear | Iqbaal Ramadhan ✓
Romance[ COMPLETED ] Tidak ada kisah yang tidak usai Layaknya lagu kekasih tak dianggap milik pinkan mamboo, salsha sebenarnya ingin menyerah namun cinta nya pada iqbaal masih jauh lebih besar. Iya tidak peduli se berapa lebam dan parah nya saat mencintai...