Salsha duduk di hadapan iqbaal, gadis itu tak henti henti nya menatap iqbaal yang tengah sibuk memakan se mangkok mie ayam di hadapannya dengan lahap. Salsha tersenyum, harapannya untuk dapat duduk berdua bersama iqbaal tanpa hadirnya sosok caitlin benar benar terwujud.
Pria itu sedikit demi sedikit mulai memperlihatkan bentuk perhatiannya, ia merasa kini dirinya benar benar di perhatikan oleh iqbaal. Salsha menghembuskan nafasnya pelan, sepertinya keputusannya untuk memberikan kesempatan kedua kepada iqbaal tidak benar benar salah. Iqbaal benar benar memanfaatkan kesempatan yang di berikannya dengan baik. Setidaknya untuk hari ini.
" kenapa ngeliatin aku gitu, baru nyadar kalo kamu punya pacar ganteng " ujar iqbaal, salsha tersenyum, gadis itu menggelengkan kepalanya pelan
" aku seneng "
Iqbaal mengerutkan keningnya, bingung, " seneng kenapa " tanyanya.
" aku seneng bisa berdua kayak gini, tanpa adanya caitlin yang ganggu hubungan kita "
" aku gak suka kamu ngomongin caitlin kayak gitu, dia gak seburuk yang kamu lihat " ujar iqbaal, pria itu kembali menyantap mie ayam yang hanya menyisakan setengah mangkok nya saja.
Salsha mendengus, " kamu kenapa sih, belain caitlin segitunya banget, kita baru aja baikan, tapi kamu...
" kamu apa! Bisa gak kamu ngertiin aku bentar aja " belum juga salsha menyelesaikan kalimatnya, iqbaal lebih dulu memotong nya. Salsha menatap iqbaal sendu, sebenarnya pria itu benar benar mau berubah tidak sih. Salsha tidak paham.
" aku kurang ngertiin apa lagi sih buat kamu, selama ini aku diem yak liatin kamu yang terus terusan prioritasin caitlin. Coba Kamu pikir, aku udah sesabar apa ngadepin kamu yang seolah mengabdikan hidup kamu buat cewek macem dia " tegas salsha, ia menatap iqbaal yang menatapnya balik, sorot kesedihan terpancar jelas di wajah cantiknya.
" aku ngasih kamu kesempatan, karna aku yakin, kamu bisa berubah. Tapi nyatanya...
" udah cukup, maafin aku. Aku salah " potong iqbaal lagi, salsha menundukan kepalanya, ia menghapus air matanya yang entah sejak kapan menetes di sudut pipinya.
Salsha diam. Begitupun dengan iqbaal.
" hay iqbaal "
Salsha menengadahkan kepalanya, terlihat seorang gadis cantik tengah berdiri di hadapannya. Salsha mendengus sebal, gadis itu selalu merusak momen berduanya bersama iqbaal.
The one and only. Caitlin.
Caitlin duduk di seberang iqbaal, pria itu tersenyum ke arah gadis tersebut. " hay juga cait " ujar iqbaal
" kamu sama siapa kesini " ujar caitlin lagi.
Salsha memutar bola matanya jengah, apa caitlin tidak dapat melihat kehadirannya, apa ia hanya di jadikan makhluk halus sampai tidak dapat dilihat gadis itu, benar benar menyebalkan. " sama gue " sambar salsha, sewot.
" eehh.. Iya, apa kabar sal " gadis itu menyunggingkan senyum nya ramah, salsha membuang muka. Ia mendengus sebal
Tanpa satu kalimat yang keluar dari bibirnya, salsha bangkit dari tempat duduknya, melangkahkan kakinya keluar dari dalam area kantin dan meninggalkan kedua anak manusia berbeda jenis itu. Malas sekali jika ia harus duduk bersama dalam satu meja. Bisa bisa ia kebakaran jenggot dadakan.
Caitlin menatap langkah kaki salsha yang menjauh, ia menghembuskan nafasnya berat, salsha benar benar tidak menyukai dirinya.
" maafin salsha yak " caitlin menoleh, menatap iqbaal, gadis itu tersenyum miris. Ia mengangguk pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Dear | Iqbaal Ramadhan ✓
Romance[ COMPLETED ] Tidak ada kisah yang tidak usai Layaknya lagu kekasih tak dianggap milik pinkan mamboo, salsha sebenarnya ingin menyerah namun cinta nya pada iqbaal masih jauh lebih besar. Iya tidak peduli se berapa lebam dan parah nya saat mencintai...