Malam hari nya, iqbaal di buat gusar sendiri oleh perasaannya. Otaknya berdenyut, beberapa pertanyaan menari di otaknya.
Apa aldy menyukai salsha?
Lalu, Ada hubungan apa aldy dengan salsha?
Apa salsha sudah benar benar melupakannya?
Mungkin. Seharusnya. Pertanyaan itu tidak perlu memenuhi kepalanya. Bagaimanapun ia sudah tidak memiliki hak atas gadis tersebut. Hubungan nya dengan salsha saja sudah..
Entahlah.
Meski ia selalu bersikeras menganggap bahwa kisah hubungannya dengan salsha sudah berakhir, namun di satu sisi ia masih menganggap bahwa salsha masih berstatus sebagai gadisnya.
Dan saat ia mendapati gadis tersebut terlihat telah bersama dengan lelaki lain yang tidak lain adalah sahabatnya, ada semacam perasaan marah, kecewa, di khianati yang berkecamuk di dadanya.
Ia bingung, benar benar bingung.
' sekarang mau lo gimana. Lo mau putus, ngomong. Kalo enggak, juga ngomong. Bukannya malah lari terus lo tinggal kabur '
Iqbaal terdiam. Tiba tiba ia teringat kalimat yang di lisankan bastian beberapa hari kemarin. Saat ia dan ketiga temannya tengah berada diatas rooftop sekolahnya.
' bagaimanapun, bastian ada benarnya. Tidak seharusnya ia seperti ini. Tidak seharusnya ia membuat salsha berada pada sebuah kebimbangan besar atas ulah dirinya. Ia harus segera menemui salsha, dan menyelesaikan apa yang seharusnya di selesaikan. '
Beberapa kali, pria itu meyakinkan dirinya sendiri. Besok pagi, ia akan menemui salsha, dan mengakhiri segala kesalahpahaman nya.
***
Pagi ini, seperti janji nya semalam. Iqbaal melangkahkan kakinya berjalan melewati koridor kelas yang tampak cukup ramai. Tujuannya saat ini adalah kelas salsha. Dan menemui gadis tersebut.
Tidak sampai lima menit, iqbaal telah berada di ujung koridor. Hanya menyisakan beberapa meter bagi iqbaal untuk benar benar sampai di ruang kelas IPS. Namun sebelum ia benar benar sampai, langkah kakinya terlebih dahulu menghentikan aktivitasnya.
Iqbaal tidak sengaja, mendapati salsha tengah bersama dengan seorang pria yang tidak lain dan tidak bukan adalah aldy. Pria itu berdiri mematung ke arah keduanya. Menatap kedua manusia itu dengan sorot yang cukup sulit di mengerti.
" iqbaal "
Iqbaal tersadar. Pandangan kedua nya bertemu setelah sekian lama. Salsha beranjak, meninggalkan aldy dan segera menghampiri iqbaal. Yang berdiri tidak jauh dari tempat nya berada.
Pria itu menyunggingkan senyumnya, ia menyodorkan tangannya ke arah salsha,
memberinya selamat, " selamat ya " ujarnya. Iqbaal berbalik, tanpa perlu menunggu lama, pria itu kembali melangkahkan kakinya. Meninggalkan salsha.Nafas salsha tercekat, hatinya terasa memanas ia menggelengkan kepalanya, " iqbaal " ujar nya lagi. Gadis itu berlari, berharap dapat menyamai langkah kaki pria tersebut yang semakin menjauh.
Iqbaal berhenti. " kenapa "
" yang tadi kamu liat itu...
" terserah. Lagian gue cuma mau ngomong itu. Perihal lo ada hubungan apa enggak sama aldy, itu urusan lo. Gue gak peduli. Lo gak perlu repot repot ngejelasin ini sama gue. Kita putus "
" putus " lirih salsha, nafasnya sesak. Kedua matanya memanas, sebuah cairan bening telah berada di ujung pelupuk matanya.
Iqbaal menghela nafas berat, ia meraih kedua tangan salsha. Menggenggam nya erat. " jangan nangis ya, lo gak perlu tangisin gue " ujar nya, sembari tersenyum. Ia kembali melanjutkan ucapannya, " maafin gue ya "
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Dear | Iqbaal Ramadhan ✓
Romance[ COMPLETED ] Tidak ada kisah yang tidak usai Layaknya lagu kekasih tak dianggap milik pinkan mamboo, salsha sebenarnya ingin menyerah namun cinta nya pada iqbaal masih jauh lebih besar. Iya tidak peduli se berapa lebam dan parah nya saat mencintai...