Pagi ini iqbaal melajukan mobil hitam kesayangannya menembus jalanan ibukota yang nampak sedikit basah, melewati komplek perumahan yang akan mengantarnya ke kediaman rumah caitlin. Satu minggu lalu, gadis itu baru saja menjalani operasi transplantasi jantung dan hari ini gadis itu memaksa untuk tetap bersekolah. Padahal kondisi nya saja belum pulih sepenuhnya.
Iqbaal memberhentikan mobilnya di halaman rumah, sesosok gadis cantik telah menunggu nya di depan teras. Ia melihat gadis itu tersenyum, menyambut kedatangan iqbaal.
" hai "
" hai juga "
" aku kangen " caitlin tersenyum, menatap iqbaal yang berada tepat di seberangnya.
Iqbaal menghembuskan nafas nya berat, " lo kenapa sih ngeyel banget. Lo tuh baru selesai operasi minggu lalu, kondisi lo juga belum pulih banget. Bukannya istirahat, malah tetep maksa masuk " pria itu memberondonginya dengan kalimat cukup panjang. Bukan tanpa alasan, pria itu sangat mengkhawatirkan kondisi caitlin. Ia menyayangi caitlin. Sebagai seorang sahabat.
Caitlin menatap kosong ke depan, " aku cuma pengin bisa nikmati hari hari terakhir aku disekolah. Belum tentu kan tahun depan aku masih ada disini. Jangankan tahun depan, bulan depan aja aku gak tau, masih hidup apa enggak " ujar caitlin lirih, terdengar sendu.
" gue gak suka lo ngomong gitu "
Gadis itu menatap iqbaal, " bal penyakit aku tuh udah gak bakal sembuh. Operasi yang aku jalani kemaren, gak menjamin aku sembuh. Operasi hanya menunda kematian " caitlin sedikit meninggikan volume suara nya.
" dapet teori dari mana, gue yakin lo bakal sembuh " tegas iqbaal.
Caitlin menghembuskan nafasnya berat, nampak tidak teratur, " gue capek, capek banget. Lo ngerti kan "
" lo nyerah "
" mungkin "
Pria itu di buat bungkam. Tidak tau harus berbuat apa. Ia saja bahkan tidak memiliki jawaban untuk sekedar menjawab kalimat yang di lontarkan caitlin. Ia nampak tidak menyetujui kalimat yang keluar dari bibir gadis itu, namun disisi lain, ia juga tidak tega jika terus melihat caitlin harus menahan sakit setiap hari nya. Ia tidak ingin caitlin pergi, ia tidak ingin caitlin menyerah, dan meninggalkannya.
" bal "
Iqbaal menoleh, menatap caitlin intens, " kenapa lo gak jalan. Dan malah diem. Lo mau ngajak gue telat bareng " tanya caitlin lagi.
Pria itu tersadar, " oh.. Iya, lupa " iqbaal sedikit terkekeh. Sembari melajukan mobilnya keluar dari pelataran halaman rumah caitlin.
***
Salsha baru saja sampai di kelas. Ia menatap steffi yang telah lebih dulu berada di sana. Gadis itu menatap nya intens, sembari tersenyum. Ia mengangkat satu alisnya, bingung.
" kenapa lo " ujar salsha, ia meletakan tas ransel nya di atas meja.
" lo udah gak nangis " steffi tersenyum jahil, salsha memutar bola matanya malas. " apaan sih lo " tukasnya.
" bukannya lo kemaren abis di putusin iqbaal. Cepet banget move on nya "
" berisik " serobot gadis itu.
Hahaha....
Steffi sedikit terkekeh, " lo udah tau, caitlin masuk hari ini " ujar steffi, memberitahu.
" emang dia abis kemana "
Steffi nampak menghela nafas nya pelan, " dia abis operasi. Lo gak tau lagi. Kebanyakan nangisin iqbaal sih lo "
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Dear | Iqbaal Ramadhan ✓
Romansa[ COMPLETED ] Tidak ada kisah yang tidak usai Layaknya lagu kekasih tak dianggap milik pinkan mamboo, salsha sebenarnya ingin menyerah namun cinta nya pada iqbaal masih jauh lebih besar. Iya tidak peduli se berapa lebam dan parah nya saat mencintai...