Chapter 33 - Bungkusan terlarang

2.8K 133 0
                                    

Aku anak baik, ya kalo ga baik aku
ada di rumah sakit.

.

.

.

Abhie tiba di rumah yang keadaannya sedikit ramai, terlihat banyak motor dan beberapa mobil yang terparkir di depan pekarangan rumah yang memang di maksutkan sebagai tempat parkiran untuk para penghuni rumah di kompleks tersebut.

Abhie memarkirkan motornya di tempat biasanya, ia memasukkannya ke dalam garasi di samping mobil sang bapa.

"Ab kamu kenapa baru pulang?" Ia di sambut dengan pertanyaan dari sang ibu yang baru saja muncul di depan pintu menggendong adiknya yang menjulurkan tangannya meminta di gendong.

"Abang baru pulang." Abhie mensejajarkan tingginya dengan sang adik yang di gendong oleh ibunya, lalu mengambil adiknya untuk di gendong lalu membawanya ke ruang tamu.

"Abang rebahan, nah kamu maen aja ya." Abhie merebahkan tubuhnya sementara sang adik di berikan boneka lucu beruang coklat yang langsung membuatnya tertawa lucu.

Abhie menopang kepalanya dengan tangan memperhatikan adiknya yang bermain dengan boneka coklatnya walaupun memainkannya dengan cara di banting-banting namun tetap terlihat lucu di matanya. Thalita memang mirip dengan Abhie mungkin bisa di bilang versi kecil Abhie adalah adiknya ini sementara kakanya hanya mirip sebagian.

Abhie kembali teringan dengan perjanjiannya dengan Sovia, ia menghela nafas lalu memperbaiki posisinya menjadi duduk menyender pada sofa di belakangnya. "Bang, mandi dulu sana." Ibunya datang dengan memberikan handuk kepadanya yang di terima dengan sedikit malas.

"Males ma." Abhie menaruh handuknya mengalung di leher.

"Sana mandi, nanti kamu mandi sekalian mama mau bersihin kamar kamu ini juga kayanya ademu udah ngantuk." Thalita di angkat oleh sang ibu menuju sebuah kamar di dekat ruang tamu.

Abhie dengan malas sambil membawa handuk dan tas punggungnya, menaiki tangga menuju kamarnya di lantai dua rumah itu.

Saat membuka kamarnya abhie di suguhkan dengan kamar yang rapih, barang barang tertata di tempat semestinya. Terkadang Abhie heran kamarnya selalu rapih tapi kenapa ibunya selalu saja bilang bahwa sang ibu akan membereskannya tapi apa yang mau di bereskan? Tak mau ambil pusing ia ahirnya menaruh tasnya kasur lalu membuka jaketnya dan di gantungnya di antara jaket-jaketnya.

Menaruh asal jam tangan, dompet, kunci motor dan segala macam perintilannya dengan acak lalu setelahnya mengacir masuk ke dalam kamar mandi sambil bernyanyi-nyanyi lagu kesukaannya.

Selagi Abhie mandi sang ibu memasuki kamar dan menghembuskan nafasnya saat melihat bebrapa barang tak di taruh di tempat semestinya.

"Abhie-abhie, kebiasaannya ngga pernah bisa naruh barang di tempat semestinya." Ia mulai membereskan barang-barang sang anak kembali ketempat semestinya, mulai mengelap dan menyapu kamar Abhie dengan telaten.

Saat sedang menaruh dompet Abhie ada sesuatu yang menyembul dari balik dompet Abhie berwarna silver, sang ibu mengambil barang itu dari dalam dompet Abhie di lihatnya barang itu dengan di bolak balik bersamaan dengan itu Abhie keluar dari dalam kamar mandi dengan pakaian yang sudah lengkap, kaos oblong putih dengan celana training.

Abhie menggosokkan handung dengan rambutnya untuk di keringkan, ia memperhatikan sang ibu yang terlihat sedang membolak balik sesuatu di tangannya dengan penasaran ia dekati sang ibu.

Abhie kebingungan sendiri melihat sang ibu yang memegang dompet di tangan satunya, mata Abhie membola saat melihat sang ibu ternyata memgang bungkusan terlarangnya yang ia simpan baik-baik di dalam dompetnya dan hanya ia yang tau tentang bungkusannya itu.

My Cold Possesive Boyfriend(Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang