7. Suddenly....

26 4 4
                                    

"Aaah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aaah. Taehyungie, kemarilah dan lihat ini, kurasa gadis ini memiliki mata yang lebih besar dari matamu." Jimin merunduk demi memandangi wajah gadis yang masih betah terlelap di depannya. 

"Wuaaa," Taehyung terperangah. "Daebak! Apa semua gadis Indonesia memiliki mata seindah dia? Bahkan bulu matanya lebih panjang dariku." Lalu Taehyung melihat ke belakang, ke arah berkumpulnya member, "Kalian harus melihatnya, aku seperti melihat pipi Jimin di awal debut, seperti Manggaetteok."

Jungkook mendekat ke belakang Jimin. Ikut menilik apakah gadis itu benar-benar berpipi Manggaeteok. Meninggalkan hyung line yang berdiri mengawasi.

"Ah iya, benar. Gadis ini punya pipi yang sejak melihat fotonya aku ingin melakukannya." Lalu Jimin kembali merunduk, berbisik di dekat telinga Emilia, "Bolehkah aku mencubit pipimu?"

Sebelum telunjuk mungil Jimin mendarat di pipi Emilia, Yoongi mengeplaknya. "Ya! Jimin-ah, apa yang kamu lakukan?" Desis Yoongi.

Jimin yang ditatap sadis itu malah nyengir ala fairy. "Ah. Mianhae... Maaf."

"Berapa lama sejak dia pingsan?" Namjoon menatap Jin, menunggu jawaban.

Jin mengangkat bahu lebarnya, "Aku dan Jungkookie juga baru tiba saat kalian datang." Lalu dagunya menunjuk Yoongi, "Dia sudah di sini saat kami datang...."

Yoongi berdiri menyandar dinding. "Aku tidak lebih tahu dari kalian."

"Bukan kata-katamu kan Hyung yang membuatnya pingsan?" Hoseok mengulum senyum.

Wajah Yoongi masih serata papan, "Aku dari studioku saat staf membawanya dalam keadaan pingsan."

"Ya! Daebak! Kedua matanya bergerak." Jungkook menyeru heboh. Semua hyungnya auto merapat mengelilingi tempat tidur.

***

Emilia melenguh. Kelopak matanya bergerak-gerak. Otot-otot di sekitar matanya mulai menegang. Lalu perlahan mata beriris hitam pekat itu terbuka, tapi berton-ton cahaya menerobos masuk pupilnya. Emilia menggeram dan menutup matanya kembali, kepalanya bedenyut pusing merespon cahaya yang menyilaukan. Alih-alih menyadari tujuh orang sedang menanti reaksinya dalam diam, seperti tujuh kurcaci dalam fantasi Putri Salju, Emilia malah sibuk memijat pelipisnya lalu tangannya terlentang di depan mata. 

Dengan matanyabyang masih tertutup, Emilia mendengus sebal, "Appa... anakmu benar-benar payah. Taekwondo yang appa ajarkan bahkan tak mampu kuandalkan untuk kabur dari tiga orang pria tadi. Tiketku hangus dan aku malah berakhir di ruangan sialan yang bahkan belum sanggup kulihat. Lampu sialan!" Emilia mengumpat dengan suara rendahnya.

Taehyung yang berdiri tepat di sisi Emilia mengulum tawa dengan kuat, ternyata ada yang lebih buas saat mengumpat daripada Jimin.

Merasa gerah dengan sekitar, ditambah lagi perasaan aneh yang membuat Emilia menurunkan telapak tangannya yang digunakannya untuk menutup mata. Dan Emilia benar-benar yakin bahwa tangan kanannya sudah turun saat justru dilihatnya sebuah tangan besar, panjang dan kokoh terhampar melayang di depan wajahnya. Melihat telapak tangan asing di depan wajahnya, Emilia spontan terduduk. 

EUPHORIARMY [Yoongi|Emilia|Jungkook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang