19. Pain(ful)

38 5 30
                                    

"Hyung. Memangnya kamu pergi ke mana saat itu? Tidak biasanya kamu meninggalkan ponselmu?"

"Aku..." Mata Yoongi berlarian. Saat mereka membuat konten games, yang terkenal sering curang memang dirinya, tapi untuk urusan berbohong ia tidak cukup ahli di bidang itu. "Aku bertemu teman SMA-ku di Itaewon."

"Aah, geuge daya..." (begitu rupanya) Jungkook menganggukkan kepalanya, "Aku lega, Hyung, kalau kamu mulai pandai bergaul...."

"Hyaa!!"

Jungkook tertawa dengan keras, lalu ia mengekor member yang lainnya untuk kembali berlatih.

***

Emilia sudah berusaha untuk menghilangkan sebagian ingatannya, pun ia berusaha untuk 'biasa' saja. Meski sejak sejam lalu ia masih tidak sanggup melihat lelaki yang sedang didandani oleh Hyejin di meja paling jauh dari jangkauannya itu. 

Emilia berjengit kaget saat seseorang tiba-tiba duduk menempel di sisinya. Padahal sofa ini punya space yang cukup luas. 

"Minumlah... Kamu harus mencobanya, Noona." Jungkook pamer gigi kelincinya ketika menyodorkan segelas minuman. 

Setelah mengamankan degub jantungnya, setiap gadis yang menjadikan Jungkook sebagai biasnya tidak akan sekuat dia. Emilia menerimanya dengan tangan gemetar, "Kamsahabnida, Jungkook-ssi."

"Aish! Jangan panggil aku seformal itu, Noona. Kamu bisa memanggilku seperti para hyung memanggilku." 

"Aah. Nee, Jungkook-ah." Emilia menyeruput minumannya.

"Otte?" (bagaimana?) mata bulat Jungkook melebar antusias. "Kamu menyukainya?"

"Huh? Oh, Ice Chocolate mint ini? Nee, masisseoyo(enak)...."

Jungkook tersenyum lebar. "Syukurlah. Aku sempat berpikir Noona akan mengatakan itu mirip rasa pasta gigi seperti kata Namjoon hyung."

Emilia hanya tersenyum. Ia sudah cukup kepayahan menahan kegugupannya.

Jungkook mengamati pergerakan Emilia, dari ketika gadis itu mengecek ponsel, menuliskan sesuatu di buku kecil, sampai ketika kedua benda itu kembali dimasukkan dalam ransel mungilnya. Nyaris benda yang dibawa Emilia, bahkan sampai gantungan kunci yang dipakainya adalah custom merch yang di desain oleh Jungkook. "Noona. Kamu benar-benar menyukaiku ya?"

"Uhuk!!!" Emilia tersedak. Nyaris menyemburkan minuman yang ditenggaknya. 

"Aah. Mianhae..." Jungkook menepuk punggung Emilia.

"Aish!! Jinjja! Bagaimana pemuda satu ini bisa begitu frontal pada seorang gadis." Jin menyodorkan tisu pada Emilia. "Hya, Jungkook-ah. Coba lihat, wajahnya memerah karena dirimu!"

***

Emilia sedang mengobrol dengan Hyejin saat tiba-tiba backstage kembali gaduh. Tapi ini benar-benar berbeda, beberapa orang sampai berteriak untuk membuka jalan. 

"Eonnie, ada apa ini?"

Masih dengan tidak mengalihkan wajahnya dari kerumunan, Hyejin menggeleng, "Entahlah. Biasanya memang gaduh. Tapi tidak sampai sepanik ini." Lalu ia berdiri dari kursinya, "Ommo, Emili!! Bukankah itu Jungkook-ssi?"

Demi melihatnya, Emilia sampai langsung berlari mendekati kerumunan. Dan benar, di tengah kerumunan tim medis dan bagian keamanan, Jungkook dibopong oleh salah satu staf medis. Pemuda berkemeja hijau army itu meringis kesakitan. Lalu staf mendudukkannya di sofa. 

EUPHORIARMY [Yoongi|Emilia|Jungkook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang