6. Trapped

25 4 0
                                    

"Setengah jam lagi pesawatku berangkat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Setengah jam lagi pesawatku berangkat. Maaf aku pergi tanpa memberitahumu sebelumnya, aku akan menangis dengan kuat kalau bertemu denganmu dulu Jun Oppa." Emilia menggigit bibirnya mendengar Kim Jun Soo mengomel. "Nee Oppa. aku tidak akan bisa melupakanmu dan Bibi Kim. Aku tutup."

Emilia memandangi ponselnya, gambar seorang lelaki yang tersenyum khas seperti kelinci itu masih betah menjadi wallpaper di ponselnya. Bagaimana mungkin ia bisa lupa pada lelaki yang begitu lama memberikannya energi melewati hari-hari sulit, meski hanya dengan melihat senyumnya.

Emilia melihat sekeliling. Ramai. Seperti ruang tunggu pada umumnya. Kelas ekonomi memang tidak pernah sepi. Tapi Incheon selalu punya daya pikat yang menarik sebagai salah satu Bandara terbaik di Asia. Wajarlah bila Emilia merasa bangga pernah lahir dari seorang ayah berdarah negara ini. Meskipun ini akan jadi detik-detik terakhirnya menginjak negara kebanggaan appanya.

"Appa. Mianhae...." Ayah, maaf... Lirihnya.

Ya sudahlah, ia tidak sepengecut itu untuk menyesali tindakannya. Dan bagaimana mungkin ia menyesal, ketika tindakannya bahkan untuk menyelamatkan satu nyawa seorang idola yang jangankan membayangkannya tertusuk, lelaki itu mengeluh sakit gigi dalam postingan Twitter hingga gusinya bengkak pun para fans sudah merasa patah hati.

Yah, ketidakadilan yang dirasakan Emilia saat ini anggap saja suatu hal yang biasa terjadi. Toh ini bukan hal tersulit bila dibandingkan dengan apa yang ia lewati saat kepergian kedua orang tuanya.

Emilia menarik napas dalam. Lehernya mulai pegal, kantung matanya mulai membengkak karena akhir-akhir ini ia mulai berantakan mengatur tidur. Ditariknya koper besar berwarna abu-abu itu, tepat di depan tubuhnya yang memeluk ransel bergantungan boneka Cooky di salah satu zippernya. Lalu ia menjatuhkan kepalanya di atas koper. Setengah jam sepertinya cukup untuk sekedar tidur mengistirahatkan tubuhnya. Ia akan menggunakan keahliannya untuk mengubah kebisingan menjadi lagu Nina Bobo, lagu yang selalu dinyanyikan ibunya dulu.

Tapi alih-alih bising, aura di sekelilingnya malah berubah seperti angin pun enggan berlalu. Tepat beberapa detik setelah kepalanya nyaman bersandar, suara bising di sekitarnya mendadak lenyap. Merasa ganjil, masih dengan kepala menelungkup di koper, Emilia menelengkan kepalanya ke kanan, orang-orang di sisi kanan menatapnya. Emilia mengerutkan alis, apakah tidur di ruang tunggu kini menjadi hal yang tabu?

Lalu Emilia meneleng ke sisi berlawanan. Bukannya GR, tapi orang-orang di sekitarnya benar-benar sedang menatapnya.

"Apakah benar Anda saudari Emilia Lee?"

Tubuh Emilia membeku, tengkuknya merinding mendengar suara tegas penuh intimidasi. Tidak banyak orang yang mengetahui nama aslinya, terlebih marga keluarga yang didapat dari ayahnya. Emilia mengangkat kepala penuh waspada, ditariknya masker hitam yang menutup wajahnya hingga ujung dagunya. Tiga orang pria bermantel hitam tebal berdiri menjulang di depannya. 

EUPHORIARMY [Yoongi|Emilia|Jungkook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang