"Aku menjijikkan. Aku kot__"
"Dengarkan aku, kamu harus melupakan yang sebelumnya, karena aku akan menghapusnya. Jadi, cukup ingatlah ini."
Lalu sesuatu terjadi. Jungkook benar-benar mencium gadis itu dengan... Ah, entahlah. Lelaki di balik dinding itu terkekeh, lalu berdecih. "Babo..." (bodoh) lirihnya.
Antara mengumpat pada dirinya sendiri yang terlambat untuk menghampiri, dan setengah mati menahan diri dengan rasa khawatirnya pada gadis yang nyaris mati itu. Atau ia memang mengatai gadis itu yang sempat memilih untuk mati dari pada berjuang hidup lebih lama lagi.
Ia, Yoongi, menempel pada dinding, menengadah dengan mata terpejam, lalu membuang nafas dalam sebelum membuka sebuah pintu menuju lift.
***
Hanshin Pocha di jalanan utama Itaewon ini memang tidak seramai biasanya, apalagi menjelang tengah malam seperti saat ini. Hanya ada beberapa pengunjung asing, dua orang ahjussi yang meracau mabuk, seorang pemuda dengan setelan kantoran yang sibuk dengan ponselnya, sepasang muda mudi yang asyik dengan dunia dan tidak peduli dengan sekitar.
Serta seseorang dengan setelan serba hitam, duduk di meja paling ujung menghadap jendela. Dihadapanya sudah tersaji senampan Kimchi Jjigae dan sebotol soju. Sosok itu yang membuat seorang gadis berseragam pelayan nyaris menjatuhkan nampannya. Dan ia yakin, kali ini bukan karena terpana.
Setelah meletakkan nampannya, menyisir rambut seadanya dan mengikatnya, gadis itu menuju pantry dan keluar setelah beberapa menit dengan semangkuk Kimchi Lobak, menghampiri pemuda yang sibuk dengan makanannya itu.
Sosok serba hitam itu menyadari kursi kosong di depannya terisi, tapi ia hanya meliriknya sekilas saat mangkuk kosong miliknya ditarik dan digantikan dengan semangkuk penuh kimchi lobak.
"Ku traktir...." gadis itu berujar.
"Aku bisa membayarnya."
"Aku tahu. Tapi idol sepertimu bisa saja tidak memiliki uang receh."
KAMU SEDANG MEMBACA
EUPHORIARMY [Yoongi|Emilia|Jungkook]
FanficNoona, apa yang harus aku lakukan? Rasanya seperti aku benar-benar menginginkanmu... (Jungkook) Bagaimana aku bisa mengabaikan orang yang selama bertahun-tahun ini menjadi alasanku untuk bahagia... (Emilia) Alih-alih menjadi egois. Aku akan bepikir...