16. Roof Top & Lips Mint

33 2 0
                                    

Ada banyak hal yang mengusik pikiran Jungkook, tapi ada satu hal yang benar-benar memenuhi pikirannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada banyak hal yang mengusik pikiran Jungkook, tapi ada satu hal yang benar-benar memenuhi pikirannya. Ia was-was. Hatinya tidak tenang. Tapi tidak jelas apa yang benar-benar dirasakannya. Jadi ketika sebelumnya ia memutuskan untuk ikut Yoongi ke kantor, ia justru pergi ke ruang latihan. Padahal jelas hari ini mereka diliburkan. 

Ia hanya duduk menyandar, menjulurkan kaki panjang bercelana gombrong, sembari membaca jokes garing hyung tertuanya di grup chat. Membaca satu persatu chat adalah hal yang sebelumnya langka untuk dilakukannya. Beberapa stylist dan dancer yang lalu lalang mencoba membungkukkan badannya pun hanya dibalas seadanya olehnya sampai sebuah obrolan dua orang make up artist menarik perhatiannya. 

"Apa kamu yakin itu Emilia? Aku tidak melihatnya beberapa hari ini."

"Tentu saja. Bagaimana mungkin aku bisa lupa disaat seluruh gadis di Korea mengingatnya."
Dua orang wanita berbadan ramping dengan kaus putih over size itu terlalu asyik sampai melewatkan keberadaan Jungkook.

"Apa kamu tahu dia di mana?"

Gadis berambut baby pink itu menggeleng, "Aku tidak yakin. Tapi aku seperti melihatnya naik lift menuju roof top."

"Ah, baiklah. Aku akan menyusulnya setelah menyelesaikan semua ini."

***

Emilia menghapus air matanya. Lalu terkekeh dengan kepala menengadah pada mendung di atas kepalanya. Menertawakan hidupnya. "Mati di sini sepertinya pilihan yang bagus Emilia..." desaunya, dengan nada perih di setiap ujung katanya.

Ia mulai berjalan menuju ujung gedung. Pagar beton kokoh di depannya tentu bukan penghalang yang baik untuk orang dengan niat hidup di ujung tanduk. Sejujurnya dia bukannya seorang pengecut, tapi dirinya hanya ingin memastikan di kehidupannya kelak tidak lebih buruk lagi dari ini.

Sebelumnya ia telah melewati banyak sekali kehilangan. Kehidupannya pun tidak bisa dikatakan mudah dan bahagia. Barangkali, itu semua dapat menjadi kreditnya, setidaknya Tuhan akan cukup kasihan padanya dengan memberikan kehidupan yang lebih baik nantinya, kalau ia benar akan terlahir kembali. Terlebih, ia pun menyelamatkan hidup seorang pemuda yang dicintai banyak gadis di seluruh dunia. Setidaknya, ia berharap menjadi seorang gadis yang biasa-biasa saja. 

Kejadian buruk kemarin seolah sulit lepas dari pikirannya. Bayangan pria yang hampir saja menindih tubuhnya, selalu membuatnya kotor. Di tambah lagi sentuhan-sentuhan yang tidak ia inginkan masih sangat ia rasakan di tubuhnya setiap kali ia memejamkan mata. Menakutkan. Benar-benar menakutkan. Ia sangat merasa dirinya kotor dan tah bermolal. Melihat bagaimana Jungkook menatapnya saat itu, pasti membuat pria bergigi kelinci itu merasa jijik. 

Membayangkannya kembali, membuat isakan Emilia tak tertahankan. "Eomma... Appa... Maafkan aku. Hiks. Hiks. Aku tidak sanggup lagi. Biarkan aku ikut bersama kalian. Hiks. Hiks."

Emilia baru akan melangkahkan kakinya pada udara bebas di sisi pagar pembatas saat sebuah suara meneriakinya, "Noonaaaa!!!

Ahh... Suara itu... 

"Noona.. jangan main-main! Aku mohon..."

Emilia bergeming, ia memilih menatap langit, tak akan cukup bernyali hatinya menatap lelaki yang sepanjang hidupnya di negeri ginseng ini menjadi kekuatannya. "Jungkook-ssi. Pergilah."

"Tidak Noona..."Jungkook berjalan mendekat. 

"JANGAN MENDEKAT!! AKU MOHON...."

Jungkook berusaha untuk tenang, meski ia benar-benar melihat bagaimana gadis berhoodie hitam itu gemetar hebat. "Noona, apa kamu yakin kalau Tuhan benar-benar akan memberikanmu kehidupan yang lebih baik nantinya?" lima hasta dari tempat Emilia berdiri, Jungkook menyandarkan punggungnya. 

"Aku tidak peduli...."

Jungkook memandangnya, sedalam apa sebenarnya luka gadis di sampingnya ini?! "Apa kamu benar-benar menginginkan untuk mati? Tidak bisakah aku menjadi alasanmu untuk bertahan sedikit lagi?"

Emilia terkekeh pedih, "Kamu tidak akan mengerti."

"Kalau begitu, buat aku mengerti...."

"DUNIA TIDAK AKAN MENERIMAKU! Tidak ada! Tidak ada tempat untuk orang kotor sepertiku, Jungkook-ah. AKU MENJIJIKKAN!! AKU MENJIJIKKAN!!" Emilia histeris. 

Jungkook semakin was-was. Waktu untuknya membujuk tentu tidak banyak. Ia sontak ikut melompat naik ke pagar pembatas. "Baiklah. Ayo kita coba. Mungkin mati memang tidak begitu menyakitkan...."

Mata Emilia membulat. "Mwahaneungeoya??" (Apa yang kamu lakukan?)

"Ayo. Aku akan menemanimu melompat." Jungkook berucap seringan bulu, ia juga berusaha tersenyum. "Aku menjadi idol sejak umurku 15 tahun. Kadang aku iri pada Taehyung dan Jimin hyung. mereka punya kenangan tentang bagaimana mereka menghabiskan masa muda mereka. Hal yang tidak pernah aku rasakan. Aku masih sering memikirkan ini, tentang bagaimana peuda seusiaku menghabiskan waktunya." Lalu Jungkook menghela nafas, dan memandang Emilia, "Mungkin. di kehidupan selanjutkan aku bisa bahagia dengan menjadi pemuda biasa yang kaya raya."

"Neo michyess-eo! Turunlah Jungkook-ssi." (Kamu gila)

"Akan kulakukan, asal kamu pun melakukannya."

Emilia menunduk, sesegukan hingga kedua bahunya bergetar. 

Jungkook melihatnya sebagai kesempatan, dengan gerakan tenang seperti desau angin, ia menggeser tubuhnya. Dengan depat di rengkuhnya Emilia, kemudian membawa tubuh rapuh itu untuk melompat turun. Emilia terlalu tak berdaya hingga menjadikan tubuh Jungkook menjadi bantalannya. "Ah..." Jungkook tak bisa menahan keluhnya saat kulit sikunya bergesekan dengan lantai. Jaket yang digunakannya sepertinya tidak cukup tebal untuk menahan gesekan.

Masih dalam dekapan Jungkook, Emilia menggeliat, "Aku menjijikkan. Aku kot__"

Dengan sekali gerak, Jungkook mengunci rahang gadis bermata sembab itu, sebelum gadis itu benar-benar menyelesaikan kalimatnya. Ia berujar lirih, "Dengarkan aku, kamu harus melupakan yang sebelumnya, karena aku akan menghapusnya. Jadi, cukup ingatlah ini," lalu Jungkook mendaratkan bibirnya pada bibir beraroma mint kesukaannya. Ia akan mabuk dan lepas kendali bila gadis berbibir mungil itu tidak kaget dan pingsan di detik ketujuh.  

***

.

.

.

.

(To be continued....)



EUPHORIARMY [Yoongi|Emilia|Jungkook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang