7. Lelah

7.8K 839 109
                                    


.
.

" Kau bisa memulai kemoterapi nya bulan depan "

Yamanaka Ino mendengus rendah. Menundukkan klorofil Aquamarine nya menatap lantai marmer itu. Memikirkan kembali kunjungan nya pagi tadi dikonoha Hospital.

Meremas botol minum yang diberikan Sasuke beberapa jam yang lalu, lantas membuang nafas berat. Menutup mata rapat sembari bersandar pada sandaran sofa selagi menunggu pemuda itu datang  membelikan makanan untuk nya.

Ia ingat bahwa tak lama lagi mereka akan meluncurkan album baru. Dan semua tenaga nya cukup terkuras akibat mempelajari koreografi beberapa Minggu terakhir ini. Apalagi setelah nya ia dan keempat temannya yang lain akan mengadakan tour concer. Mengingat itu, ia lagi-lagi mendengus pelan.

Dihadapkan sebagai salah satu publik figur yang harus bekerja part time. Tak peduli waktu istirahat nya akan berkurang sangat drastis. Terkadang ia berpikir, apa tidak sebaiknya ia berhenti dari ini? 

Namun, entertainment dan segala nya membuat ia hampir tak mengenali dirinya yang dulu. Dengan pencapaian seperti sekarang, ia bisa memiliki yang ia mau. Bahkan dengan memiliki kekasih sahabat nya sendiri.

Ino mengangkat sudut bibirnya menatap langit-langit apartemen kekasih nya kini. Tak habis pikir bagaimana ia bisa mendapatkan jackpot setelah sekian lama menjadi bayangan dari Haruno Sakura.

Uchiha Sasuke, pemuda yang dulu bahkan terang-terangan menjauhinya, Kini justru berbalik kepelukan nya. Rela mengkhianati cinta nya pada Haruno Sakura demi Yamanaka Ino. Melepas kepercayaan yang sahabat nya itu berikan hanya karena dirinya.

Kini tidak ada lagi Yamanaka Ino yang merupakan bayangan gadis itu. Tidak ada lagi Yamanaka Ino sigadis lemah yang selalu mengalah. Ia akan merebut nya. Merebut apa yang seharusnya menjadi miliknya, meski dengan mengorbankan persahabatan mereka.

Tertawa pelan, gadis itu mengusap sudut matanya yang berair. Yeah, setidaknya ia akan mati dengan membuat kehancuran bagi setiap orang yang menyepelekan dirinya, Menganggap dirinya rendah. Akan ada kehancuran yang ia buat lebih dalam lagi untuk menuntaskan hasrat dendam nya sejak dulu.

Hingga ia mendapatkan keadilan yang ia cari dulu, ia akan mencoba melatih diri nya untuk menjadi mesin penghancur bagi orang lain. Terutama dia, Haruno Sakura.

" Kau melamun? "

Tersentak, Ino menoleh pada kekasihnya yang menenteng dua bungkusan seraya menutup pintu. Tersenyum senang lantas menepuk sofa disampingnya.
" Kenapa lama sekali? "

Pemuda itu beranjak mendekat dan kemudian mendudukkan diri. Melepas mantel hitam serta masker yang ia gunakan.
" Aku bertemu teman lama "

" Siapa? " Tanya nya sembari membuka bungkusan itu.

Pemuda itu memilih diam. Lantas berlalu menuju dapur untuk mengambil peralatan makan mereka kali ini. Hal ini membuat Ino mengkerutkan kening nya. Pasalnya, ini bukan pertama kalinya bagi gadis itu diacuhkan oleh Sasuke selama mereka menjalin hubungan. Kekasih nya itu selalu diam ketika ditanya dengan siapa saja pemuda itu temui di hari nya. Selalu begitu, dan dirinya hanya mendengus lelah.

Pemuda itu kembali menghampiri dengan dua buah piring serta dua pasang sendok dan garpu.
" Bagaimana chek up mu hari ini? "

Ino mengangguk kecil sembari mencicipi makanan nya sebelum akhirnya mengambil alih piring-piring itu.
" Baik, Aku akan memulai kemoterapi nya bulan depan "

" Bulan depan? Bukan kah itu jadwal tour concer kalian? " Sasuke bertanya, Tangan nya sibuk membuka penutup kaleng soda.

Kembali mengangguk, Ino sedikit menoleh pada kekasihnya itu. Mengecup singkat pipinya sebelum kembali sibuk menata makanan diatas meja sofa. Menyingkirkan bungkusan bekas itu ke bak sampah samping meja televisi.
" Kau benar. Mungkin aku akan memajukan jadwal kemoterapi nya lebih cepat "

Gotcha ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang