12. Proses

7K 773 36
                                    

.
.
.

" Jangan terlalu lama bermain "

Sakura mendengus ringan. Tak begitu menanggapi Nagato yang bersuara setelah memaksa masuk tanpa mengetuk. Klorofil jernih nya masih bergulir menatap data keuangan perusahaan yang ia kelola setelah kepergian sang ayah.

" Aku menjenguk mu dirumah sakit pagi tadi. Dan lihat, kau disini sekarang? " Menarik kursi dihadapan gadis itu, Nagato mengambil duduk.

Kembali mengingat bagaimana ia pagi tadi mengunjungi rumah sakit berniat menjenguk gadis didepannya kini. Namun, urung saat perawat disana berkata bahwa pasien sudah lebih dulu pulang. Lebih tepatnya, memaksa pulang.
" Tidak terlihat seperti orang sakit "

Gadis itu tersenyum simpul. Ia memang memaksa pulang pagi tadi. Beralasan bahwa rumah sakit tidak baik untuk dirinya terlalu lama bermalam. Mempernipis kemungkinan untuk menghindar dari para wartawan yang bisa saja memborbardir nya disana.

Lagi pula, tidak ada dari bagian tubuh nya yang mengalami cidera apapun.

" Aku memang tidak sakit " sergah nya. Sekilas mendongak menatap Nagato yang menyipit sinis.
" Ada apa? "

Meraba saku jaket nya, Nagato meringis kecil. Menyerahkan satu amplop putih pada sakura yang kini menutup map nya. Memandang amplop tersebut sesaat hingga kembali mendongak menatap tanya Nagato.

" Aku meminta nya pada Konan. Ini tentang Yamanaka itu "

" Aa  " Sakura berseru kecil, lantas mengambil dan menyimpan nya dilaci kerja " Akan ku lihat nanti "

Nagato mengangguk " Tentang kecelakaan waktu itu _ "

" Aku tau " potong nya seraya bersandar pada punggung kursi. Membuang pandangannya ke Pandora kecil diujung meja yang masih apik tertutup.
" Ino berusaha mencelakai ku. Lagi. "

" Gadis ular itu benar-benar. Dia memang gila kau tau?! " Nagato mencibir. Membayangkan Ino yang seolah berdiri dalam jangkauan nya saat ini.

Sebelum nya ia juga tau apa saja yang gadis Yamanaka itu lakukan untuk mengusik eksistensi sakura. Bahkan disaat mereka masih berhubungan dekat sekalipun. Tak ayal ia dulunya sempat memberi teguran pada gadis didepannya kini untuk berhati-hati. Ular bahkan tidak lebih berbisa jika tidak dalam kondisi menguntungkan.

Namun apa yang sakura katakan saat itu berhasil membungkam nya. Tidak lagi berupaya mengawasi nya atau menegur. Ia menghela nafas, menatap satu foto kecil terselip ditumpukkan dokumen.
" Dan anehnya, kenapa pula harus Sasuke "

Tersenyum simpul, sakura mendesah lelah kemudian. Bergerak untuk menyamankan posisi duduk nya.
" Dia hanya alat "

Nagato berdecak menyetujui. Meringis kecil dalam hati saat tau bahwa sakura seperti mesin informasi. Gadis itu bahkan tau apa yang belum ia ketahui Dan apa yang hendak ia sampaikan. Bertanya-tanya, mengapa gadis itu malah menawarkan nya pekerjaan seperti ini disaat ia bahkan jauh lebih pandai dari dirinya.

Menggeleng samar, berusaha untuk tak memikirkan itu disaat seperti ini. Yang ditanggapi dengan kerutan heran sakura. Ia mendongak, dan sedetik kemudian meringis menangkap ekspresi gadis itu.
" Aku hanya berpikir untuk apa kau mempekerjakan ku "

" Kau tidak gila untuk bertanya itu kan? Tentu saja karena aku butuh seseorang untuk dipekerjakan " sakura berdecak sembari memutar jengah matanya.

" Aishh.. kau bahkan jauh lebih pandai dari ku "

" Aku tidak akan jadi majikan mu jika aku lebih bodoh dari mu " gadis itu menggeleng kecil  " hentikan pikiran konyol mu itu, benar-benar "

Sakura menghela nafas, mencari sesuatu pada tumpukan map dimeja. Tak peduli Nagato yang mengernyit tak suka.
" Aku mencurigai nya dari awal. Sasuke bukan orang yang dengan terang-terangan mengumbar kemesraan didepan umum "

Gotcha ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang