22. Berdamai?

6.1K 579 26
                                    

.
.

Tidak ada yang lebih mengejutkan selain mendapati Sasuke menyerang nya tiba-tiba. Mengeksploitasi bibir nya dengan cumbuan menuntut itu.

Sakura tak kuat menahan kaki nya untuk berpijak dengan benar ketika Sasuke semakin mendorong dirinya mundur. Membuat mereka terjatuh disofa dengan posisi sakura yang terduduk dan Sasuke yang membungkuk.

Sakura terlampau kaget untuk sekedar melawan hingga ia membiarkan pemuda itu menguasai bibirnya hingga mungkin akan membengkak.

Ketika ia baru saja datang dan selesai membersihkan diri. Bel apartemen nya berbunyi cepat. Sakura sempat menggerutu karena rencana nya yang ingin berbaring santai diranjang batal. Ia membuka pintu dengan siap mengumpati seseorang diluar sana yang tak kenal waktu saat bertamu.

Namun kenyataannya sekarang ia justru mendapati dirinya terduduk dibawah pria itu. Membiarkan bibir nya dipagut mesra dengan pasrah.

Berpikir tentang apa yang sebenarnya Sasuke pikirkan saat ini?

Klorofil hijau nya tetap terbuka menatap balas netra jelaga yang menyorot tajam tersebut. Mencoba mencari tau maksud dari tindakan pria itu.

Tanpa sadar sudut bibirnya naik ketika debaran itu tak lagi ada. Tak ada lagi ledakan aneh yang terjadi didada nya seperti ketika mereka masih bersama. Perut nya tidak lagi penuh karena merasakan jutaan kupu-kupu yang seolah berkumpul disana.

Apa karena perasaan nya benar-benar berubah? Atau karena ia terlampau kecewa dan tak ingin lagi peduli pada pria ini?

Ia menipiskan bibir ketika Sasuke sedikit memundurkan kepala. Menghentikan apa yang pria itu lakukan sebelum nya sembari tetap menatap matanya tanpa berkedip.

Mereka terdiam cukup lama. Hanya saling memandang untuk menyusuri apa yang sebenarnya mereka rasakan saat ini. Dentingan jarum jam terasa melambat seolah mengerti.

Sakura berkedip saat Sasuke memilih jatuh untuk duduk disampingnya. Bersandar lelah dengan kepala yang mendongak, memejamkan mata.

Helaan nafas Sasuke terasa berat ketika ia dengar. Dan Sakura yakin pria tersebut juga terkejut dengan apa yang ia lakukan. Terbukti dari decakan kesal nya yang muncul tak lama kemudian.

" Maaf "

Mendengus, Sakura melengos membuang muka. Bersandar pada punggung sofa yang terasa lebih dingin.

" Sakura "

Ia bungkam tak ingin menjawab. Matanya sesekali melirik Sasuke yang menoleh memperhatikan dirinya. Hingga ia mendengar hembusan nafas berat pria itu kembali meluap diudara.

Sasuke beranjak berjalan menuju dapur diikuti dengan sakura yang bergulir memandang punggung tersebut. Pria itu mengambil sebotol bir dilemari penyimpanan lantas duduk dimeja bar.

Sekilas mendongak menatap sakura yang menyipit tak suka. Ia tersenyum samar menanggapi, lantas mengambil gelas disudut meja dan memilih sibuk dengan minum nya.

Tak heran karena Sasuke mengenal tempat ini seolah rumah nya sendiri. Mereka telah lama bersama sebelumnya, jadi apapun yang pernah berkaitan dengan masing-masing dari mereka tentu nya sudah tau pasti bagaimana tabiat itu tetap ada.

Sakura mendengus keras, bersedikap angkuh memandang pria itu.
" Ada apa? Kau tidak akan datang kesini begitu saja kan?! "

Sasuke tak langsung menjawab. Ia mengangkat gelas sembari menggoyangkan nya pelan. Menatap air yang sedikit berputar disana.
" Kau terlihat tidak menyukai nya "

Sakura berdecak " Kau pikir apa yang kau harapkan, heh?! "

Sasuke diam melirik. Ia meneguk habis bir nya dan kembali menuangkan nya dari botol.
" Aku tidak suka "

Gotcha ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang