14. Ancaman Yamanaka

7.3K 736 27
                                    

.
.

Sasuke menoleh kala Naruto mendudukkan diri disampingnya. Lantas kembali menonton acara tv pagi ini di dorm.

" Kita perlu bicara "

Naruto angkat suara setelah lama mereka terdiam memperhatikan layar. Pemuda itu menghela nafas samar sebelum akhirnya mengamati sekitar, mencari tau apakah ada orang lain diantara mereka.

Sasuke bergumam. Setelah berakhirnya hubungan nya dengan sakura, pertemanan mereka menjadi renggang. Sasuke bukan nya tidak tau apa yang membuat Naruto perlahan menjauhi nya. Tak mau berada diruang yang sama ketika mereka hanya berdua.

" Ini bukan kali pertama kau seperti ini Sasuke " Naruto bergulir menatap karpet " Apa marga mu tidak lagi berguna? "

Sasuke sesaat bungkam, hingga tak lama kemudian membuka mulutnya " kau bicara apa? "

Naruto berdecak, menoleh memperhatikan ekspresi datar pemuda itu.
" Pecundang ini benar-benar "

" Dengar! Jangan jadi pengecut untuk alasan yang bahkan membuat mu gila seperti ini "

Naruto mengatupkan bibirnya rapat kemudian. Tak tau harus berkata apa lagi disaat hubungan nya dengan pemuda itu mungkin akan lebih memburuk setelah ini. Naruto tidak mengerti bagaimana Sasuke seolah bertransformasi menjadi orang lain yang menurut nya bukan ciri khas uchiha sekali.

Pemuda yang dulu bahkan dengan pantang mengatakan bahwa marga nya adalah hal yang begitu ia banggakan. Kuasa dan eksistensi yang tak pernah lepas dari pemuda itu seolah meluap entah kemana.

Dan untuk perihal ini pula lah, Naruto terheran.

Pemuda jabrik itu berdehem singkat, beralih menyandarkan diri dan mendongak.
" Aku mencoba membantu mu "

Sasuke kembali melirik nya, mendengus lelah mengingat sedari tadi ia tak menanggapi perkataan pemuda itu.
" Dari apa? Kau tidak tau apapun, Naruto. Dan aku juga tidak berniat membagi nya dengan mu "

Sasuke menyorot datar klorofil nya pada televisi " sebaiknya tidak perlu ikut campur_ "

" 3 tahun yang lalu, akhir musim semi. Apa aku benar?! "

Dan ketika Naruto memotong ucapan nya, Sasuke membeku. Tak lagi tau bagaimana menanggapi nya. Ia terdiam menatap datar layar 4 Inc itu dengan rahangnya yang sedikit mengeras.

Dari dulu, Naruto menang tau bagaimana membungkam nya. Dibalik sisi bodoh yang selalu pemuda itu tunjukkan pada semua orang, Naruto punya sisi keras tersendiri yang bahkan dapat menyeimbangi dirinya. Tidak untuk semua orang yang mengetahui bagaimana karakter pemuda itu luar dalam.

Sasuke tau, sedikit dari nya ia bahkan sulit bersosialisasi seperti pemuda itu. Dan ia menghela nafas samar, bingung apa pada yang akan ia katakan.

" Jika kau memang ingin tau sesuatu " Naruto menoleh menghadap nya. Yang mana juga ia balas dengan klorofil jelaga nya yang menyorot datar.

" Karin jadi saksi saat itu "

.
.

Ketika sakura berniat berbaring dan hendak membaca pesan dari rekam setimnya yang mengatakan tidak ada yang bermalam didorm. Gadis itu menukik alis terheran mendapati Ino menelfon nya.

Apa yang gadis Yamanaka itu rencana kan?

Sakura membuang nafas panjang, berjalan menuju meja rias dan meletakkan ponselnya yang masih berdering disana. Ia terduduk memperhatikan sejenak pantulan nya dicermin yang berbalut kemeja putih kebesaran dengan hot pants hitam sepertengahan paha. Ia kemudian mengambil krim malam nya.

Gotcha ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang