Chapter 3

9.7K 971 266
                                    

Tanjiro : "Ugh!"

Muzan : "Gah!"

Tubuhku jatuh tepat diatas Kibutsuji.
Membuat perutnya tertekan akibat massa tubuh yang berada diatasnya.

Tanjiro : "Eh? Ini dimana?"

Sebentar aku melihat sekeliling,sama seperti ruangan dulu aku disekapnya.

??? : "Hee~ Siapa bocah ini?"

??? : "Douma,jangan lancang berbicara dengan muzan-sama."

??? : *tetap diam*

Tiga orang dengan aroma oni muncul di depanku.
Satu per satu di mata mereka tertulis suatu huruf.

Satu... dua... dan tiga.
"Atas"

Apa jangan-jangan mereka adalah para uppermoon satu,dua,juga tiga?.

Tanpa berpikir panjang,nichirin mulai kutarik dari sarung.
Namun terbatalkan oleh tangan Kibutsuji yang menahannya.

Muzan : "Kalian...kenapa disini?"

Douma (uppermoon dua) :
"Lho,bukannya tuan yang mengadakan rapat?"

Akaza (Uppermoon tiga) : "Muzan-sama yang memerintahkan kami untuk segera kemari."

Kokushibo (Uppermoon satu) :
"Kalau aku boleh bertanya,siapa bocah yang baru saja menindih Muzan-sama?"

Tiga lirikan mata menangkap sosokku yang berada diatas--sekarang sudah disamping Kibutsuji.

Kibutsuji bangkit dari tempat dimana aku menindihnya.
Tiba-tiba tubuhku melayang,dia menggendongku seperti membawa karung beras di pundak.

Muzan : "Dia santapanku malam ini.Rapat hari ini dibatalkan,kalian kembalilah."

Satu kalimat menyesalkan tiga orang.
Seperti seorang boss,dengan mudahnya dia mengadakan juga membatalkan sesuatu.

Kibutsuji membawaku keluar dari tempat itu.
Meninggalkan tiga orang oni yang masih terdiam di tempat.

-----------------------------------------------------

Tanjiro : "Hey,kau mau membawaku kemana?! Lepaskan! Lepaskan!"

Sret!
Pintu geser suatu kamar dibuka.

BRUAK!!
Dia membantingku sembarang cara,tanpa memikirkan bagaimana kondisiku selanjutnya.

Dua tangan menggenggam pundakku.
Lensa merahnya menatap lensaku.

Muzan : "Apa yang kau pikirkan,hah?!"

Muzan : "Kenapa kau sampai mengikutiku?!"

Baru kali ini aku melihat mimik panik dalam sosok Muzan Kibutsuji.

Tanjiro : "Aku hanya mengikuti kemana tubuhku berjalan,itu saja."

Lelah,dia mengusap wajahnya.
Melihat ucapan polos yang keluar dari mulutku.

Muzan : "Dengar,Kamado Tanjiro. Jangan lakukan hal bodoh lagi."

Dia baru saja bilang aku bodoh?!

Muzan : "Jawab aku,Kamado Tanjiro,apa kau masih ingin hidup?"

Apa...yang baru dia katakan?
Aku tak mengerti.
Apa dia ingin membunuhku.

Muzan : "Katakan saja yang sejujurnya."

Tanjiro : "Kalau iya?"

Muzan : "Aku akan melakukan sesuatu padamu.
Agar kau bisa tetap hidup di tempat ini."

Tanjiro : "Tidak bisakah kau kembalikan aku?"

Kibutsuji terdiam sejenak,dia menatapku agak lama.

Muzan : "Tidak."

Satu jawaban yang keluar setelah berpikir agak lama.

Muzan : "Kalau kau memang sudah pasti menjawab 'iya',aku akan mengabulkannya.
Tapi dengan syarat."

Syarat?
Memang apa yang dia mau?

Muzan : "Kau harus mau menjadi milikku seorang."

Tanjiro : "HAH?! AKU NGGAK NGERTI APA YANG KAU KATAKAN--"

Muzan : "Jadi apa kau benar-benar ingin hidup atau memilih mati disini?"

Tck,aku tak bisa hidup dan kabur daei sini.
Tempat ini penuh dengan aromanya,pasti sudah sepenuhnya dikendalikan.
Mau tidak mau aku harus memilih,ughh...

Tanjiro : "Baiklah,aku memilih..."

Sebentar,biarkan aku menarik nafas untuk menetapkan pilihanku.

Tanjiro : "Tetap hidup."

Satu senyuman muncul di wajah Kibutsuji,seperti dia baru saja menang.

Daguku diangkat,mendekat ke wajahnya,menatap lensa merah menyala.

Muzan : "Berarti kau siap menjadi milikku."

Cup!
Satu ciuman paksa diberikan.
Tak membiarkan satu oksigen pun masuk ke paru-paru.

Suatu cairan keluar dari mulutnya,
mengalir di kerongkonganku.
Membuat suatu denyut kuat dalam diri.

Ini sungguh menyakitkan!

Apa ini??

Muzan melepas ciumannya,mengusap cairan merah yang tersisa di bibirnya.
D

ia tersenyum puas setelah membuatku kesakitan.

Tanjiro : "A-apa yang...kau...uhuk! Lakukan...?"

Muzan hanya menatapku, dia menunjukkan senyum puas setelah membuatku kesakitan.

Muzan : "Melihat seberapa lama kau bisa tetap hidup dalam kondisi itu."


Tanjiro : "A-apa? UWAAAHH!!!"

Lantai tempatku berpijak tiba-tiba terbuka, membuatku terjatuh ke suatu tempat yang gelap.

Sementara dia...


Hanya menatapku yang kini mulai merasakan rasa sakit tak berujung.
S

eperti memberi ucapan 'semoga beruntung' lewat tatapannya.

--------------------------------------------------------
Tbc...

Dreams (Muzan x Tanjiro) || Kimetsu no yaibaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang