Chapter 13

6.4K 690 89
                                    

"KYAAAA!!!"

SRAATTSS!!

Aku tak percaya apa yang baru kulihat saat itu.

Seorang anak laki-laki tega membunuh  kedua orang tuanya dengan tangannya sendiri.
Kemudian mewarnai dinding tempat ekskusi itu dengan darah yang mengalir deras dari jantung sang korban.

Laki-laki itu menatap tangannya yang berlumur darah.
Satu senyuman muncul di wajahnya.
Dia tertawa, puas dengan apa yang baru dilakukan.

Lensa merahnya menyala dalam ruang gelap.
Dia menatapku dengan wajah yang terlukis cipratan darah.

"Mereka pantas mendapatkannya, kan?"

Kemudian menghilang, dia berjalan pergi dariku.
Menuju kegelapan yang tak berujung.

Waktu berputar begitu cepat, kini aku melihat seorang pria dewasa bersurai hitam mengenakan yukata putih.
Dia seperti mendatangi suatu acara resmi.

'Apa ini pernikahan?'

Batinku sambil melirik sekitar.
Tiba-tiba suara jeritan terdengar dari dalam sebuah bangunan.
Kakiku langsung berlari ke arah sumber suara itu.

Keringat mengalir di dahiku, takut sesuatu yang buruk akan terjadi sekali lagi.
Aku berdoa agar aku bisa sampai tepat pada waktunya dan aku harap bisa menghentikannya.

Namun aku terlambat....

Semua sudah terlambat...

Tubuh tak bernyawa terbaring berserakan disana.
Dengan keadaan tubuh yang tak lagi utuh, benar-benar dihancurkan seperti dihaluskan.

Pria itu merasakan keberadaanku.
Lensa merahnya menatapku dengan tajam dalam radius dua meter.
Membuat tubuhku bergetar hebat karena energinya yang begitu terasa.

'K-kenapa...?'

'Kenapa kau melakukan semua ini?'

Suaraku pun ikut bergetar, tak kuasa menghadapi fenomena berdarah yang membawa kenangan masalaluku.

Pria itu menjawabku dengan enteng,

"Karena mereka pantas mendapatkannya."

"Kau saja yang tak tau akan seperti apa jika aku tak membunuhnya."

Dia berjalan kembali ke dalam kendaraannya.
Namun aku tak berhenti disitu, aku mengejarnya.

'Apa yang kau lakukan itu kejam! Apa kau tak merasa bersalah?!'

Pria itu membuka tirai kendaraannya.
Menatapku yang menasihatinya.

"Itu bukan urusanmu."

"Pergilah."

'Tidak, aku tak akan pergi!'

Aku menghadang kendaraannya dengan tubuhku.
Tak peduli jika seandainya dia akan menabrakku karena menghalangi jalan.

Pria itu merasa kesal, dia turun dari kendaraannya.
Dan Berjalan mendekatiku.

"Apa yang kau inginkan dariku?"

Aku kembali menatapnya dalam diam sebelum mengatakan jawaban untuknya.

'Aku ingin kau menghentikan perbuatan keji itu.'

Dia masih menatapku dengan kesal.

"Tidak akan, kau tak tau kenapa aku melakukannya."

Dreams (Muzan x Tanjiro) || Kimetsu no yaibaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang