Tanjiro's POV
Tenggorokanku terasa kering, rasanya haus.
Mungkin karena aku terlalu lama berjalan tanpa memerhatikan stamina atau mungkin staminaku masih kurang."Mungkin aku akan mencari minuman dulu, baru melanjutkan."
Dalam lautan manusia, aku mengedarkan pandangan.
Sebuah kedai minuman tertangkap lensaku, disanalah aku memesan segelas ocha untuk melepas dahaga."Arigato gozaimasu!"
Segelas ocha kudapatkan, langsung kuhabiskan sekali teguk.
Namun aku tak merasa dahagaku menghilang, justru aku semakin haus."Ada apa ini?"
Aku memegang leherku, memeriksa apakah ada yang salah dengannya.
Tapi tidak, aku tak merasakan ada yang aneh."Tapi kenapa? Kenapa aku masih merasa..."
Tiba-tiba seorang pria bangkit dari tempatnya, dia baru saja memesan segelas sake.
"Arigato untuk sakenya, ini bonusmu."
Kemudian dia pergi begitu saja dari sana.
Hey, tunggu, penampilan itu...
Topi putih juga baju hitam itu.
Aku mengenalnya, itu Muzan!Secepat mungkin aku mengejarnya.
Namun aku kehilangan dirinya dalam sekejap."Dimana dia?"
Dia baru saja memasuki kerumunan manusia yang berlalu-lalang di malam hari.
Dan menghilang begitu saja.Semakin larut semakin ramai.
Kota ini seperti tidak pernah tidur.
Berbagai penampilan manusia ada dalam kerumunan itu.
Aku benar-benar kehilangan keberadaan makhluk itu."Dimana? dimana? aku harus menemukannya! cepat!"
Kakiku terus berjalan dalam kerumunan.
Begitu berdesakan, begitu ramai, ini terlalu padat.Udara terasa begitu sesak, suhu tempat itu semakin meningkat akibat kepadatan itu.
Rasa dahagaku semakin meningkat semakin orang-orang bermunculan."Ah,haah...haah..."
Kakiku sempat berhenti di tengah jalan.
Kepalaku terasa pusing, dunia disekitarku seperti berputar.
Ada yang aneh, tapi apa?
Ada apa denganku? Kenapa begini?Aku menatap orang-orang yang tak memerdulikanku, memilih untuk tetap berjalan.
Mataku tertuju pada salah satunya yang tengah berdiri dan berbincang, tepat saat itu mataku tertuju pada lehernya."Da...rah..."
Kakiku berjalan tanpa kendali sepengendaliku.
Tanganku berusaha meraih pundak orang itu, mulai mendekatkan mulutku pada lehernya yang halus."Hey, apa yang kau lakukan?!"
Kesadaranku kembali saat dia berteriak melihat kelakuanku.
"G-gomenasai! Aku salah orang, permisi!"
Segera saja aku berlari menjauh darinya.
Aku membawa diriku menuju suatu gang kecil, dimana tak ada seorang pun yang muncul disana."Hampir...hampir saja!"
Aku menyeka keringat yang mengalir dari dahi.
Aku baru saja merasakan sesuatu yang aneh, tiba-tiba mengambil kendali diriku begitu saja."Aku kenapa? kenapa aku melakukan itu?"
Kakiku melemas, kini jatuh terduduk.
Tanganku menutup wajah, aku benar-benar tak mengerti apa yang telah terjadi.Sebentar aku menutup mata, berusaha menenangkan pikiran sejenak.
Saat itulah aku mengingat sesuatu."Apa kau masih ingin hidup?"
Wajah kembali kuangkat, menatap asal suara itu datang.
Lensaku menangkap sosok yang menjadi target misiku hari ini.
Dia berdiri agak jauh dariku.
Netra merahnya tertutup topi putih yang dia kenakan."Kau..."
Dia tersenyum padaku, sekali lagi dia bertanya seperti sebelumnya.
"Jawab aku, Kamado Tanjiro, apa kau masih ingin hidup?"
Pertanyaan yang pernah kudengar sebelumnya.
Dan aku tau itu bukanlah sembarang pertanyaan.
Dia pasti merencanakan sesuatu dibaliknya.Tanjiro : "Kenapa kau datang kemari?"
Muzan : "Memeriksa keadaanmu. Kau sudah mengingat kejadian di masalalu, bukan?"
Berapa kalipun aku mendengar suaranya, selalu saja membuatku muak.
Muzan mengangkat daguku, dia menatapku dalam-dalam.
Tatapan tajam itu serasa menusuk mataku, merasuki pikiran terdalam dan mengambil alih semuanya.Muzan : *lirih* "Kau merasakannya, kan?"
Muzan : "Rasa gerah yang membuatmu tak berdaya. Rasa haus yang menggores lehermu."
Muzan : "Juga rasa haus darah yang baru saja mengendalikanmu."
Muzan : "Kau sudah merasakannya, bukan?"
Apa ini?
Apa dia memprovokasiku?
Apa yang dia inginkan?Tangan pucatnya mengusap lembut pipiku.
Bukan kasih sayang, tapi itu sebuah ancaman.Muzan : "Kau tak perlu menahannya, Tanjiro."
Muzan : "Lepaskan dan kau akan mendapat rasa lega yang tak terbatas."
Muzan : "Kau akan terlepas dari semua penderitaan itu. Jangan tahan dirimu, Tanjiro."
Kepalaku mulai tak bisa diajak bekerjasama, muzan berusaha mengendalikanku dengan kalimat manisnya.
Aku menggeleng keras, melepas tangannya dari pipiku.
Kini giliranku yang menatapnya tajam, membuat perlawanan padanya.Tanjiro : "Sampai kapanpun, aku tak akan pernah bergabung denganmu, Kibutsuji Muzan."
Tanjiro : "Aku bukan iblis keji sepertimu!"
Muzan tersentak, namun dia tak juga kalah.
Justru dia tertawa mendengar ucapanku barusan, menganggapnya bagai sebuah lelucon.Muzan : "Kau? kau memang kepala batu, ya?"
Muzan : "Kalau begitu, cobalah untuk menahan semua itu."
Jarinya dia jentikkan, dia memanggil seorang oni dengan seorang kakushi yang ditahannya.
Iblis bulan atas, nomer tiga.
tertulis di lensanya.Kakushi itu terluka, dia terus meronta dan meminta tolong pada Tanjiro.
Kakushi : "Tanjiro-sama, TASUKETE!!"
---------------------------------------------
Author's POV
Aroma darah menyebar di gang itu.
Begitu manis dan menggoda bagai aroma nektar bunga.Tanjiro menggeleng kepalanya, dia memertahankan pikiran jernihnya.
Dia tak ingin terpengaruh oleh trik Muzan.Muzan : "Akaza."
Akaza : "Hai', Muzan-sama."
Akaza memutus lengan milik Kakushi, membuat Kakushi itu menjerit kesakitan.
Tanjiro : "APA YANG KAU LAKU--LEPASKAN!!"
Muzan menahan Tanjiro yang berusaha mendekati Kakushi itu.
Wajah Tanjiro diarahkan pada lengan Kakushi yang berlumur darah.Muzan : "Lihat? Bukankah itu terlihat menyegarkan?"
Bingung, Tanjiro bingung.
Dia ingin menyelamatkan Kakushi itu, namun di sisi lain rasa haus darah terus menghantui pikirannya.Tanjiro : "YA...ME...RO..."
Tanjiro mencoba melawan Muzan, tapi dia juga harus menahan pikiran gelapnya.
Akankah Tanjiro sepenuhnya menjadi Oni?
Akankah dia memilih nafsunya?
Atau menyelamatkan orang lain dan menelantarkan dirinya?Jawaban ada di dalam dirinya...
------------------------------------------------
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreams (Muzan x Tanjiro) || Kimetsu no yaiba
FanfictionRank in muzan : #2 08/05/2020 Rank in kamadotanjiro : #1 10/05/2020 Rank in muzankibutsuji : #1 10/03/2022 Pair : Muzan x Tanjiro -"Siluet" Another ending- Apa yang terjadi jika seorang antagonis mendapat kesempatan untuk hidup bersama sang protag...