Chapter 10

7.5K 816 224
                                    

"Kau harus melindunginya dari segala bahaya."

"Jika kau menyanggupinya, aku akan membawakan Tanjiro padamu."

Cahaya itu mengucap syarat mudah miliknya.
Sebentar aku memikirkan hal terburuk yang akan terjadi.
Bagaimana jika aku tak berhasil melindungi anak itu?

"Tentu kau sudah tau jawabannya, bukan?"

"Mungkin Tanjiro akan kembali membencimu dan memburu lehermu."

Ucapnya dengan tawa kecil, kalimat yang baru diucapnya sama sekali tak terdengar lucu di telingaku.

"Tapi..."

Dia mengucap kalimat yang membuatku menunggu kelanjutannya.
Lensanya menatap ke arah langit-langit, seperti menatap hal yang tak pernah dia pikirkan.

"Itu tergantung Tanjiro sendiri."

"Apa dia akan meninggalkanmu atau kembali menerimamu."

Dia kembali menatapku.
Tangan kanannya ditujukan padaku, menanti jawabanku tentang persetujuan itu.

"Apa kau menyanggupinya, Kibutsuji Muzan?"

Jika aku gagal melindunginya, mungkin dia akan membeciku dan akan kembali memburuku.
Tapi...

"Aku menerima syaratmu."

Aku ingin melindunginya.
Aku ingin menjadi seseorang yang berharga untuknya.

Kali ini, aku ingin meluangkan waktuku bersamanya.
Menjalani kehidupan sambil bergandengan tangan.
Dan menatap senyumannya tiap waktu.

==========================

Muzan's POV

"Jadi aku kembali kesini."

Ucap Tanjiro setelah memasuki zona kediaman para Oni.
Dimana berbagai ruangan muncul secara acak.
Lensanya mengamati sekitar, berusaha mengenali tiap tempat yang berada disana.

"Percuma kau mengingatnya, ruangan ini akan teracak tiap menitnya."

Tanjiro kembali diam, dia hanya mengikuti kemana kakiku melangkah.
Sebentar kakiku berhenti, aku mulai menanyakan alasan kenapa dia melakukan hal itu saat memasuki kediaman Oni.

"Kenapa kau melepas nichirinmu begitu saja?"

"Kau tau kan, tempat ini begitu berbahaya untuk manusia sepertimu."

Tanjiro menundukkan kepalanya, dia tampak gugup menjawab pertanyaanku.

"Itu karena..."

Tangannya mengepal, wajahnya masih saja diarahkan kebawah.
Menghindari kontak mata denganku.

"Aku merasa...Kibutsuji-san tidak akan menyakitiku."

"Jadi aku membuang nichirin begitu saja."

"Aku juga tak ingin melukai Kibutsuji-san dengan nichirin."

"Karena..."

Tanjiro terdiam sebentar, dia terlihat benar-benar gugup.
Alis kananku terangkat, masih menanti kalimat selanjutnya.

"Karena aku percaya Kibutsuji-san bukanlah orang jahat!"

"A-aku juga sudah bilang kan, kalau aku ingin bersamamu, bukan memburumu."

Rona merah menjalar sampai telinganya.
Dia benar-benar tak pandai menyembunyikan perasaan.
Membuatnya terlihat begitu jelas, seperti buku yang sudah terbuka.

Dreams (Muzan x Tanjiro) || Kimetsu no yaibaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang