Chapter 9

7.2K 799 263
                                    

Tanjiro's POV

Malam hari tiba, ini saatnya aku melancarkan rencanaku.
Nichirin kusematkan dalam baju, kemudian aku bersiap untuk pergi ke kota sebelah.

Kotak berisi Nezuko kutinggalkan dalam kamar, sementara waktu aku tak membawanya.

"Aku pergi dulu, Nezuko. Jaga dirimu."

Aku tak bermaksud meninggalkannya, aku hanya tak ingin dia menanggung resiko yang sama besarnya denganku.

Setelah mengucap pamit, aku segera bergegas menuju kota sebelah, tempat terakhir aku bertemu dengan dirinya.

=======================

Aku sudah berjalan kesana-kemari menyusuri kepadatan kota malam itu.
Namun aku tak kunjung menemukan seorang Oni pun.

Apa mereka sudah pindah ke tempat lain?

Tak berhenti, aku terus menyusuri lautan manusia di jalanan kota itu.
Berharap bisa bertemu dengannya.

Namun semakin larut, aku tak kunjung bertemu dia.
Apa memang benar dia sudah pergi?
Jika benar, lalu kemana dia pergi?

Nafasku mulai terasa berat, sebentar aku berhenti di pinggir jalanan kota.
Beristirahat sambil mengamati orang-orang yang berlalu-lalang.

Tubuh kusandarkan pada dinding suatu bangunan.
Masih memikirkannya, kepalaku tak juga berhenti menanyakan dimana dirinya berada.

"Kenapa kau kembali?"

Suara seseorang muncul disebelahku.
Siapa lagi kalau bukan dirinya, pria bersurai hitam yang selalu memakai topi putih--menjadi ciri khasnya.

"Aku mencarimu."

Jawabku singkat, seketika membuatnya bingung.
Dia menurunkan topi putihnya, menutupi setengah wajah.

"Kalau kau ingin membunuhku, lebih baik kau berusaha keras lagi."

Kemudian dia mulai berjalan pergi dariku.
Menarik kesimpulan begitu cepat, bukan itu yang menjadi tujuanku mencarimu hari ini!

Grep!

Tangan kirinya kutangkap, membuatnya berhenti melangkah.
Dia menoleh ke belakang, melihat sosokku yang mengenggam tangannya.

"Kau salah, bukan itu yang ingin kulakukan saat ini."

Kibutsuji-san mengedipkan dua matanya, berpikir apa tujuanku sebenarnya.

Keberanian kukumpulkan, menarik nafas agak panjang untuk mengatakan jawabannya.

"Aku kemari..."

Wajah kuangkat, lensaku fokus pada lensanya. Dia bisa merasakan keseriusan akan jawabanku dari sana.

"Untuk mengikutimu!"

==========================

Muzan's POV

Dia salah bicara, kan?
Bukankah sebelumnya dia ingin sekali memotong urat leherku?
Kenapa sekarang dia ingin mengikutiku?

Ucapannya barusan membuatku bingung, apa yang terjadi sebenarnya dengan anak ini?

"Aku tau ini terlihat aneh tapi..."

Dia tak juga melepas tanganku, kepalanya mulai ditundukkan.

"Aku ingin bersamamu!"

Lensaku melebar, tak percaya dengan apa yang baru diucapnya.
Kalimat yang kuinginkan datang tiba-tiba, seketika membuat jantungku berdetak kencang.

"Kau--"

Ya, aku merasa senang dia akhirnya mengejarku, senang sekali.
Tapi ada satu hal yang membuatku khawatir akan dirinya.

Dunia para oni bukanlah dunia aman dan damai.
Hanya ada pembunuhan dan tumpah darah disana.
Aku tak ingin dirinya masuk ke dalam pekerjaan kotor ini.

"Tanjiro, dunia para oni itu kotor. Aku tak ingin kau ikut campur tangan disana."

Tanjiro bepikir sejenak, mencerna kata-kataku.
Hingga suatu jawaban muncul dari mulutnya.

"Aku tidak akan membunuh manusia."

"Tapi aku akan tetap bersama dirimu, Kibutsuji-san."

Senyum halus muncul di wajahnya.
Begitu menenangkan dalam keramaian kota.

Tangan kanan kuberikan padanya.
Menerima keinginannya yang tulus dari dirinya.
Dia menatapku, tangan kirinya menerimaku.

"Mulai sekarang, aku akan selalu disampingmu, Kibutsuji-san."

Dia tertawa kecil setelah mengatakannya.
Rona merah samar muncul di wajahnya saat dia tertawa, terlihat begitu manis.
Sekali lagi merenggut hatiku begitu saja.

Kubalas dirinya dengan senyum tipis di wajah pucatku.
Mungkin aku masih belum bisa tersenyum dengan tulus sepertimu.
Aku ingin kau mengajarkan berbagai hal saat kita sampai di kediaman para oni nanti.

Dan aku ingin bisa terus seperti ini.
Bersamamu, hingga ajal menjemput.

========================

Author's POV

Muzan menggiring Tanjiro menuju jalan sempit dalam kota itu.
Sebuah pintu muncul di dinding jalan itu, terbuka perlahan mempersilahkan Muzan juga Tanjiro.
Mereka berdua ke dalam dunia baru.

Saat Muzan menggiring Tanjiro ke jalan sempit, seorang yang lain memerhatikan dari balik keramaian kota.
Dia mengikuti mereka dalam jarak beberapa meter.

Namun ketika dia sampai di jalan sempit, dia tak menemukan seorang pun disana.
Hanya sebuah nichirin yang tergeletak diatas tanah, tak lain milik Tanjiro.

Orang itu mengambil nichirin itu.
Lensanya terbuka lebar, pikirannya mulai kacau, dia memikirkan sesuatu paling buruk telah terjadi pada Tanjiro.

Nichirin digenggamnya erat, kemudian dia berlari kembali menuju kediaman para pilar.
Membawa kabar paling buruk yang pernah dia tau.

========================
Tbc...

Dreams (Muzan x Tanjiro) || Kimetsu no yaibaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang