Typo berserakan and happy reading
🙏🙏🙏Tee mondar-mandir cemas meskipun ia berusaha tenang namun ia tidak dapat menahan rasa khawatirnya itu terhadap orang yang sangat ia cintai itu hingga tanpa Tee sadari seseorang tengah mengamatinya dengan telapak tangan yang ia genggam erat
"kalian harus merasakan apa yang aku rasakan..yaitu kehilangan buah hati kalian.." katanya dalam hati sembari mengamati Tee dengan wajah yang penuh dendam tersebut
Tee mengelus tengkuknya yang terasa merinding dan melihat sekitarnya dan tidak sesiapapun ada di sekitarnya, namun Tee merasakan seseorang tengah memantaunya
Sebuah mobil masuk kedalam pelataran rumahnya dan Tee segera keluar seketika ia melihat Tae, Tee pun berlari lalu memeluk suaminya itu
Tae juga memeluk Tee dengan erat, Tee melepaskan pelukannya dan segera memeriksa keadaan Tae
"aku baik-baik saja.." kata Tae memastikan pada istrinya bahwa dirinya baik-baik saja
Tee kembali memeluk suaminya dengan deraian air mata, semua rasa tercampur aduk di dada Tee
"aku sangat takut kehilangan kamu P'Tae..aku..
Tae meraih bibir Tee untuk ia lumat, berusaha menenangkan istrinya yang terlihat sangat cemas
"look honey..aku disini..bersama kamu sayang..aku baik-baik saja.." lagi-lagi Tae harus memastikan pada Tee bahwa tidak ada yang terjadi pada dirinya meskipun ia terluka
Tee menyentuh luka tembak pada lengan Tae, Tae terkena tembak ketika ia berusaha melindungi salah satu anak buahnya yang sudah terluka
"dimana Eesha..? tanya Tae setelah mereka berada didalam ruangan kantor
"di kamar kita bersama Ibu.." jawab Tee membersihkan luka dan mengganti perban pada luka lengannya Tae dengan tangan gemetarnya
"hey sudah kubilang..aku baik-baik saja sayang.." Tae menyentuh pipi Tee yang masih menangis meskipun tengah mengobati lukanya Tae
Tee menepis tangan Tae dengan tatapan kesal
"bagaimana aku tidak khawatir kalo setiap hari kita terus di terror seperti ini..! kesal Tee
"bukankah target mereka adalah kamu..?! tanya Tee menatap Tae dengan deraian air mata
"tapi kenapa aku dan Eesha yang harus menderita..? imbuh Tee meluapkan semua emosinya
"apa kamu tidak bisa hidup normal dan tidak membunuh atau berbinis gelap?!
Tae menelan ludahnya getir mendengar pertanyaan-pertanyaan tersebut dari mulut Tee, siapa saja boleh berkata apapun padanya tetapi tidak dari Tee
Hatinya sangat sakit ketika mendengar kata-kata pembunuh keluar dari mulut Tee,terlebih ketika Tee mengatakan bahwa Tee dan Putrinya menderita karena dirinya membuat dadanya terasa sangat sesak dan berat
Tee hanya tertawa sedih ketika melihat Tae yang tidak merespon semua pertanyaannya lalu Tee segera pergi meninggalkan ruangan tersebut

YOU ARE READING
Trust [ m-preg]
FanfictionTidak memperdulikan siapapun yang berhianat dan menyalah gunakan kepercayaannya itu maka Tae Darvid tidak akan segan-segan untuk menghabisi atau membunuh dengan cara keji pada orang tersebut termasuk juga pada Tee Jaruji orang yang sedikit special d...