Part 4

2.1K 163 18
                                    

Typo berserakan and happy reading
🙏🙏🙏




Kemudian harinya kantor perusahannya Tae di datangi beberapa polisi untuk mempertanyakan tentang kematian seorang wanita yang bernama Jessi sekaligus memeriksa Tae tentang kebakaran besar yang terjadi dirumah milik Josh yang hampir seminggu belum menemukan titik terang atau bukti apapun

Meski polisi tidak menemukan indikasi kejahatan atau cap jari siapapun pada semua jasad yang mati terbakar setelah melakukan otopsi namun laporan yang Josh katakan adalah bahwa kematian keluarganya ada kaitannya dengan Tae

"maaf Mr.Darvid..boleh kami melihat rekaman cctv di seluruh kantor anda..?

"silahkan dengan senang hati..kalo memang itu bisa membantu.." angguk Tae santai dengan senyum yang mengembang di wajah tampannya

"Master..!

Semua orang tidak termasuk Tae menengok kearah Tee yang terlihat mengetahui sesuatu

"Mr.Darvid..dia..? salah satu polisi bertanya sembari menunjuk kearah Tee

"secretary saya.." jawab Tae tersenyum namun Tee tahu senyuman tersebut bukan senyuman puas

"apa anda mengetahui sesuatu..? tanya polisi tersebut pada Tee

Tee hanya menggelengkan kepalanya berusaha setenang mungkin meskipun ia menelan ludahnya dengan kasar takut jika polisi menemukan bukti dari rekaman cctv tersebut

Tae melirik kearah Tee dengan tatapan tajamnya namun tidak sesiapun melihat tersebut, hanya Tee yang merasakan bahwa dirinya tidak akan baik-baik saja setelah ini

Butuh waktu cukup lama untuk memeriksa dengan teliti pada setiap menit video yang terekam pada cctv namun polisi tidak menemukan apapun yang mencurigakan

"terimakasih Mr.Darvid atas kerja samanya..tapi maaf sekali lagi boleh kami tau dimana saja anda dan Mr.Josh berbincang mengenai bisnis..?

"di restaurant.." jawab Tae masih berusaha berkoperatif dengan polisi meskipun sejujurnya ia muak dengan aktingnya itu

"boleh kami minta alamatnya..?

"sure.." angguk Tae meraih kertas dan pulpen miliknya

Setelah lengkap menulis alamat bahkan di ruangan manakah ia dan Josh berbincang, Tae memberikan kertas tersebut pada polisi yang segera pamit meninggalkan kantornya Tae.

"aarrgghh..Master sa..sakit..

Tee meringis kesakitan ketika Tae mengunci tubuh Tee dengan mencekik leher Tee hingga wajah Tee sangat merah menahan nafasnya yang tercekat

"bukankah sering kukatakan jaga mulutmu ini..bodoh..! kata Tae semakin menekan erat membuat Tee benar-benar kesulitan bernafas

"m..ma..af..Master aakkhh..

Tee berusaha berbicara dengan nafas tercekatnya menyentuh tangan Tae yang tengah mencekik lehernya

"a..aku..hanya kh..khawatir denganmu..a..aku tidak aakkhh ingin se..suatu terjadi padamu.." imbuh Tee dengan wajah pucat membiru

Trust [ m-preg] Where stories live. Discover now