Part 23

1.6K 120 11
                                    

Typo berserakan and happy reading
🙏🙏🙏







"Ibuu..! teriak Tee segera memeluk Ibunya Tae yang mengeluarkan darah dari mulut

"kini giliran Putrimu..! katanya segera meninggalkan kamar tersebut dengan sebilah pisau lagi di tangannya

Tee segera mengejar wanita yang mengaku sebagai Ibunya Alex tersebut, mata Tee membulat ketika ketika melihat darah segar mengalir dari tangan Tae yang menggengam pisau tajam tersebut

"siapa kamu..aku tidak perduli tapi menyakiti orang yang ku cintai maka nyawamu yang harus bayar..! kata Tae dengan sorot mata yang sangat tajam kearah wanita yang ternyata menyamar menjadi seorang asisten rumah tangga di kediaman Tae hanya untuk balas dendam kematian putranya yaitu Alex

Tidak ada kata yang keluar dari mulut wanita tersebut karena cekikan yang Tae lakukan

Tee segera membawa Eesha masuk kedalam kamarnya dan meminta Eesha untuk menunggu disana

Sedangkan Tae melempar wanita itu kedalam sebuah aquarium besar berdinding kaca yang ternyata ada beberapa ular berbisa didalam sana

Mata wanita itu terlihat jelas ketakutan melihat ular-ular tersebut mendekat kearahnya

Tee kembali terkejut atas apa yang ia lihat setelah kembali dari kamarnya Eesha

"mereka adalah ular yang sengaja dia bawa kesini untuk membunuh Putri kita.." kata Tae kepada Tee yang berdiri disamping Tae dengan wajah ketakutan

Tee segera melihat kearah Tae dan mengingat beberapa hari lalu saat ada ular di pagi hari dikamar putrinya

"dia juga harus merasakan betapa menyakitkannya sebuah racun yang ia tancapkan pada Ibu.." imbuh Tae

Menyadari keadaan Ibu mertuanya, Tee pun segera berlari kearah kamar dan melihat Ibunya Tae yang sudah tidak bernyawa lagi dan sekujur tubuhnya membiru karena racun yang menyebar ke seluruh tubuhnya itu

Tee menggelengkan kepalanya tidak percaya dan menangisi Ibu mertuanya itu

Disisi lain Tae menyeringai melihat wanita tersebut tengah meregang nyawanya karena patukan ular berbisa tersebut dan hanya beberapa detik wanita itu terbujur kaku dan menghembuskan nafas terakhirnya dengan wajah penuh ketakutan

"sebaiknya urus saja dulu keluargamu Phi..yang tidak berguna seperti ini biar aku yang urus.." kata seorang pemuda tampan, tegap yang juga berkulit tan yang sejak tadi berdiri tidak jauh dari Tae

Tae mengangguk sebelum berjalan menuju kamarnya

"bakar mereka..! perintah pemuda tersebut pada anak buahnya Tae untuk membakar mayat dan ular-ular tersebut secara bersamaan

"jangan sampai tersisa sedikit pun..PAHAM! imbuhnya menatap dingin kearah aquarium tersebut sebelum ia masuk kedalam kamarnya Eesha.

Tae berdiri diambang pintu kamarnya melihat Ibunya yang sudah tidak bernyawa diatas lantai dengan Tee yang menangis di sampingnya

Tee membalas pelukan Tae yang memeluknya erat sembari mengujani kepala Tee dengan kecupan

"maaf.." ucap Tae mengusap air matanya Tee

Tee segera kembali memeluk erat suaminya yang sangat Tee yakini bahwa Tae tengah terluka atas kematian Ibunya

"aku berjanji hari ini hari terakhirku membuat kesalahan.." kata Tae dalam hatinya sembari memeluk Tee namun matanya menatap kearah Ibunya yang terlihat sedikit tersenyum meskipun sudah menutup matanya

Tee melepaskan pelukan nya dan melihat kearah tangan Tae yang terluka oleh sayatan pisau yang cukup dalam

"lukamu perlu di obati.." kata Tee mengusap air matanya lalu meraih ponselnya dan menghubungi pihak pemakaman.

Tee mengobati luka di tangan Tae dengan sangat teliti dan telaten

Hampir tidak ada reaksi apapun dari Tae meskipun luka tersebut sangat dalam karena yang sangat menyakitkan baginya sekarang adalah kepergian wanita yang sudah mengandung dan melahirkannya itu

"aku yakin Ibu akan di tempatkan di surga oleh Tuhan.." kata Tee mengusap kedua pipi Tae

Tae hanya diam mengamati Tee, Tae ingin sekali menjadi seperti Tee yang bisa mengeluarkan semua isi hatinya meskipun lewat menangis namun tidak untuk dirinya yang kadang merasa sangat tersiksa

Tae membenamkan wajahnya kedada Tee dan terisak membuat Tee kembali ikut menangis, meskipun seperti itu, Tee sangat merasa lega karena Tae tidak lagi menyembunyikan perasaannya itu

"Daddy..Mommy.."

Suara Eesha membuat keduanya berhenti menangis dan tersenyum kearah Putri mereka yang berada diambang pintu

"sini sayang.."

Eesha segera berlari kearah Daddy dan Mommynya dan dihujani kecupan dari kedua orang tuanya

Ada rasa trauma dan ketakutan dimata gadis kecil tersebut namun berada dekat dalam dekapan Ayah Ibunya membuat Eesha kembali merasakan nyaman dan hangat

"hheemm..!

Suara deheman pun terdengar dari ambang pintu, mereka melihat seorang pemuda berdiri dengan tegap dan raut wajah dingin tengah menatap kearah Tae Tee dan Eesha

Tae berdiri lalu mendekati pemuda tersebut begitupun dengan Tee yang menatap kearah pemuda itu bingung karena Tee tidak mengenali pemuda tersebut.

"Phi..semuanya sudah di urus termasuk jenazah Ibumu.." katanya dengan santai setelah mereka berada di ruang tamu

"mm.." Tae hanya mengangguk lalu Tae menyerahkan beberapa document penting kepada pemuda tersebut

"dia adalah Korn..Korn Phatthanakun yang akan menggantikan posisiku dan mengelola semua bisnisku.." Tae memperkenalkan pemuda bernama Korn tersebut pada Tee

Tee melihat kearah Tae lalu kearah pemuda bernama Korn tersebut namun Tee terkejut ketika keningnya sedikit sakit karena mendapatkan sentilan dari Tae

"suamimu masih hidup disini..! kata Tae

Tee berdecak kesal karena apa yang Tae lakukan namun semburat merah di pipinya menandakan ia tengah tersipu.





Korn Phatthanakun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Korn Phatthanakun




Thanks for reading
🙏🙏🙏

Trust [ m-preg] Where stories live. Discover now