Typo berserakan and happy reading
🙏🙏🙏
Setelah kejadian di sebuah bangunan lama dimana Alex meregang nyawanya, Tee diseret oleh Tae meskipun tidak sekasar dalam bayangannya Tee dan mereka kembali ke mansion milik Tae
Tee membulatkan matanya ketika melihat Ibunya Tae duduk terikat disebuah kursi dan beberapa bodyguard yang ditugaskan menjaga dirumah sakit dan sudah kalah melawan Alex dalam keadaan terluka
Tee segera melihat kembali kearah Tae dah menggelengkan kepalanya agar Tae tidak melukai mereka
"P'Tae..P'Tae aku mohon jangan sakiti mereka.." Tee menyentuh lengan Tae matanya penuh permohonan namun tidak Tae perdulikan
Tae menepis kasar hingga tubuh Tee terhuyung kearah sofa, Tae menatap tajam kearah Tee dengan pistol di tangannya
"kenapa terkejut..?bukankah aku seorang pembunuh kejam tak punya hati seperti yang kamu katakan huh..?! Tae mencengkram rahang Tee hingga Tee meringis kesakitan
Tee memberanikan diri untuk menatap langsung ke mata milik Tae, kedua mata yang tersirat jelas sebuah kekecewaan dan juga terluka
"maaf..aku minta maaf.." ucap Tee mengulurkan tangannya dah mengusap pipi Tae
Tae memejamkan matanya merasakan sentuhan lembut dari tangan gemetar tersebut
"aku sangat menyesal mengatakan itu..P'Tae please aku mohon padamu lepaskan mereka.."
Tae kembali membuka matanya dan tatapan tersebut semakin marah karena Tee memohon padanya demi orang lain sedangkan hatinya yang terluka tidak Tee perdulikan
"sakit..sangat sakit..! kata Tae pelan namun penuh penekanan
"disini..! imbuh Tae menggunakan tangan Tee untuk menyentuh dadanya sebelah kiri
Tee mengalirkan air matanya dengan deras ketika Tae mengatakan jika Tae sangat sakit hati oleh apa yang Tee lakukan
"karena kamu lebih percaya pada orang lain dari pada aku..! Tae kambali menepis tangan Tee hingga Tee terhentak dan segera memeluk Tae dari belakang
"aku tau sebuah kata maaf tidak akan bisa mengobati luka tapi aku akan melakukan apapun yang kamu inginkan dan..
Tae kembali menepis Tee hingga Tee lepas dari pelukan tersebut dan mencengkram lengan Tee dengan erat
"aku sekarang sudah tidak perduli dengan siapapun termasuk kamu..! Tae menepis Tee sebelum naik keatas menuju ke kamarnya
Tee berdiri membeku oleh ucapan tersebut dan secara tidak langsung Tae sudah tidak memperdulikan dan menginginkannya lagi
Beberapa anak buahnya Tae dari luar masuk untuk melepaskan mereka yang terluka termasuk Ibunya Tae yang terlihat lemas
Tee terkejut ketika ia disentuh oleh Ibunya Tae dan terduduk lemas diatas lantai sembari menangis
"nak.." Ibunya Tae mengusap-usap punggung
Tee menangis sesegukan sembari mengucapkan nama Tae
"P'Tae sudah tidak memperdulikanku lagi Bu..P'Tae sudah membenciku.." kata Tee terisak memeluk Ibunya Tae
Wanita yang menyandang status Mrs. Kreepolrerk tersebut berdiri dan membangunkan Tee, menyuruh Tee beristirahat karena Tee terlihat lelah
Sadar dengan kehamilannya, Tee pun menuruti nasehat Ibunya Tae agar calon bayinya baik-baik saja.
Tengah malam Ibunya Tae mengetuk pintu kamarnya Tae
Tae membukanya dan tentu saja dengan wajah datarnya tanpa bertanya apapun pada wanita yang kini ada di hadapannya
"Tee sepertinya sakit..suhu badannya panas dan berkeringat dingin..Ibu takut ada apa-apa pada Tee dan calon bayi kalian.."
Tae segera turun ke bawah menuju kamar dimana Tee berada dan disentuhnya dahi Tee yang sangat panas dan Tee merintih
Rintihan tersebut adalah nama Tae yang disebut oleh Tee
"telfon Anne suruh kesini segera.."
Ibunya Tae segera keluar untuk menghubungi dokter Anne setelah disuruh oleh Tae
Tae dengan teliti mengompres Tee dengan menempelkan handuk kecil yang dibasahi air dingin pada keningnya Tee
Mata Tee terpejam namun tangannya meremas erat pakainanya di bagian perut membuat Tae mendekatkan wajahnya pada wajah Tee
"Tee..kamu dengar aku..?apa perutmu sakit..? tanya Tae dengan lembut mengelus surai basah Tee
Tee membuka matanya perlahan menitikan air matanya meminta pelukan dari Tae, Tae memeluk Tee meskipun seperti mimpi namun Tee tidak ingin melepaskan pelukan tersebut.
Pagi hari Tee bangun merasakan sekujur tubuhnya terasa sakit dah lelah setelah apa yang terjadi namun Tee kembali bersedih setelah mengingat kata-kata Tae yang sudah tidak lagi memperdulikannya
"kamu sudah bangun Nak.." Ibu Tae tersenyum kearah Tee dengan membawa samangkok bubur diatas nampan
"makan sarapanmu dulu terus minum obat.." imbuhnya
Tee mengamati obat tersebut lalu melihat kearah Ibunya Tae
"itu obat dari dokter Anne..Tae semalam menyuruh Ibu menghubungi dokter karena kamu demam.." tambahnya setelah melihat ekspresi bingung Tee
"P'Tae..? Tee menatap Ibunya Tae
Ibunya Tae mengangguk membuat Tee menunduk tersenyum, mengingat bahwa semalam bukanlah hanya sekedar mimpi.
Tee berjalan keluar dari kamar dan melihat Tae menuruni anak tangga dengan setelan jas hitam dengan rapi
Tanpa melihat kearah Tee, Tae melewati Tee begitu saja
"P'Tae.." Tee segera berdiri didepan Tae mencegah Tae keluar
Tae menatap dingin kearah Tee yang masih terlihat pucat dan mengisyaratkan Tee untuk menyingkir
"nanti ada supir yang akan mengantarmu kembali ke kedua orang tuamu.."
Tee segera melihat kearah Tae dengan tatapan nanar terhalang air mata mendengar bahwa Tae akan memulangkan dirinya kepada kedua orang tuanya dan tanpa langsung Tae sudah tidak menginginkannya
Tae menepis tangan Tee yang lemas lalu meninggalkan Tee yang masih mematung
Thanks for reading
🙏🙏🙏
YOU ARE READING
Trust [ m-preg]
FanfictionTidak memperdulikan siapapun yang berhianat dan menyalah gunakan kepercayaannya itu maka Tae Darvid tidak akan segan-segan untuk menghabisi atau membunuh dengan cara keji pada orang tersebut termasuk juga pada Tee Jaruji orang yang sedikit special d...