Typo berserakan and happy reading
🙏🙏🙏Di dalam ruangan dokter sebuah rumah sakit, Tee tengah cemas menunggu hasil test yang telah ia lakukan dan tentu saja itu paksaan dari Tae yang tidak dapat Tee tolak jika Tae sudah mengambil keputusan
"gak mungkin..aku gak mungkin hamil.." kata Tee dalam hatinya sembari meremas-remas jemarinya dengan gugup
Tae yang duduk disebelah Tee hanya diam dengan wajah datarnya
Seorang dokter cantik dengan rambut panjang diikat masuk kedalam ruangan tersebut dengan membawa sebuah map hasil test
"apa posisitif..? tanya Tae pada dokter tersebut dengan tatapan biasa saja
"iya Tae..selamat kekasihmu posisitif hamil.." jawabnya tersenyum memberikan lembaran hasil test tersebut kepada Tae
Tae tidak membaca hasil test tersebut karena ia mempercayai dokter yang bertahun-tahun menanganinya
Dan bagai petir di siang hari untuk Tee mendengar kenyataan bahwa dirinya tengah mengandung dan tentu saja itu adalah anaknya Tae
"sekalian buatkan surat antaran untuk melakukan aborsi.." kata Tae tidak minat membaca hasil test tersebut
Tee segera melihat kearah Tae tidak percaya, matanya membulat oleh ucapan tersebut
"apa maksudmu..? tanya Tee segera berdiri menatap Tae
"untuk menggugurkan bayi itu.." Tae dengan santainya menjawab pertanyaan Tee
"TAE DARVID..! bentak Tee hatinya terasa sakit
Sangat sakit itulah yang Tee rasakan setelah mendengar jawaban dari mulut Tae yang dengan tanpa rasa dosanya mengatakan untuk menggugurkan janin tak bedosa didalam perutnya itu
Tae berdiri meninggalkan ruangan tersebut namun sebelum ia benar-benar meninggalkan, Tae sempat mengulangi tentang surat antaran untuk melakukan aborsi
Tee mengejar Tae yang berjalan menuju parkiran mobil
"kamu tidak bisa melakukan itu pada bayi kita..! kata Tee dengan nada tinggi namun lagi-lagi Tae tidak menganggap omongan tersebut
"Master..
Tee menggigit bibir bawahnya merasakan perutnya sakit, Tee diam menyentuh perutnya dengan air mata menetes dan setelah merasa lebih baik ia masuk kedalam mobil milik Tae bersama dua bodyguard suruhan Tae sedangkan Tae sudah malaju meninggalkan Tee.
Di kamar Tee diam mengamati pantulannya sendiri di depan cermin
Sangat lama Tee berada dikamar mandi dengan tatapan kosongnya hingga tidak menyadari seseorang masuk kedalam kamar
"bagaimana aku bisa hamil..?ini gak mungkin.." kata Tee pada pantulannya sendiri
"tentu saja karena aku.."
Tee terperanjat oleh suara Tae yang entah sejak kapan ada di belakangnya
Tee membalikan tubuhnya menatap kedua mata onix tersebut dengan tatapan bingung
"dan supplements ini.." imbuh Tae datar menunjukan sebotol obat pada Tee
Tee membulatkan matanya melihat sebuah botol yang ada pada genggaman Tae
"pil ini sengaja aku tukar dengan supplement kesehatan bukan pilmu yang mencegah kamu hamil..! imbuh Tae dengan marah ia menjambak rambut Tee hingga Tee meringis kesakitan
Tee menatap Tae tidak percaya bahwa Tae telah mengetahui jika dirinya telah mengonsumsi obat dari dokter khusus kandungan agar Tee tidak hamil karena Tee tahu bahwa dirinya bisa mengandung selayaknya seorang wanita
"bukankah sudah kubilang jika ingin bermain denganku maka bermainlah dengan rapi..bodoh!
Tae dengan kasar melepaskan jambakan tersebut membuat tubuh Tee sedikit terhuyung membentur tembok
"ini surat antarnya..besok pagi kita kesana.." kata Tae melemparkan lembaran kertas ke wajah Tee
Tae melepas dasinya sembari duduk tenang diatas sofa
"aku gak mau.." tolak Tee merobek-robek kertas tersebut dan membuangnya
"dan aku gak akan melakukan hal keji itu terlebih bayi ini adalah anakku..aku gak akan..! kesal Tee kearah Tae
"bukankah kamu yang tidak menginginkannya..? tanya Tae dengan datar mengganti pakaiannya
"bukan seperti itu..aku..
"bukankah kamu yang menolak ke istimewaanmu yang bisa mengandung dan melahirkan..? Tae memotong kalimat yang Tee ucapkan meskipun tidak membentak namun sorot mata tersebut sangat tajam dan dingin
"terkecuali kamu tidak menginginkan benih dariku..! imbuh Tae mencengkram rahangnya Tee dengan kuat
Tee mengernyit kesakitan dan tidak menjawab kata-kata tersebut karena memang benar adanya bahwa ia dulu sangat menolak jika dirinya memiliki keturunan dari pria berhati iblis tersebut
Tae melepaskan cengkraman tersebut setelah mendapati jawaban dari kilatan matanya Tee yang mengatakan bahwa Tee jelas menolaknya
Tae keluar dari kamar meninggalkan Tee yang diam terduduk diatas ranjang dengan hatinya yang entah kenapa sangat sakit melihat tatapan kecewa dari mata Tae.
Hampir setiap hari Tee tidak mendapatkan perhatian dari Tae yang hanya pulang untuk mengganti pakaian lalu pergi lagi hingga seminggu ini
Entah kenapa sikap acuhnya Tae membuat Tee tidak nyaman dan merasa kekurangan
Tee menitikan air matanya sembari mengelus perutnya yang masih rata dan jujur ia sangat merindukan Tae
Sebuah mobil masuk ke pelataran rumah dan itu adalah mobilnya Tae
Seperti biasa Tae masuk tanpa mengatakan apapun kepada Tee atau hanya sekedar melihat kearah Tee
"Master.." Tee segera memeluk Tae dari belakang ketika mereka berada di kamar
Tae menepis pelukan tersebut, Tae mengambil kopernya dan memasukan beberapa pakaiannya kedalam koper dengan rapi
"Master mau kemana..?aku ikut.." Tee kembali mendekati Tae yang kembali Tae tepis
"sampai kapan Master akan marah denganku..?aku tau itu salahku..aku..
Belum sempat Tee menyelesaikan kalimatnya, Tae sudah pergi tanpa kalimat apapun keluar dari mulutnya meskipun Tee berusaha mengejar namun Tae tetap masuk kedalam mobil dan meninggalkan Tee
Tee menatap mobil tersebut dengan tatapan nanar karena air mata yang menghalangi pemandangannya
Beberapa bodyguard pun hanya sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing seakan tidak melihat Tee yang ada disana, Tee sungguh merasa tidak di anggap sama sekali.
Thanks for reading
🙏🙏🙏
YOU ARE READING
Trust [ m-preg]
FanfictionTidak memperdulikan siapapun yang berhianat dan menyalah gunakan kepercayaannya itu maka Tae Darvid tidak akan segan-segan untuk menghabisi atau membunuh dengan cara keji pada orang tersebut termasuk juga pada Tee Jaruji orang yang sedikit special d...