Raisa membuka mulutnya tidak percaya mendengar jawaban laki-laki disampingnya, "Sumpah, ya, lo brengsek banget, sih!" ucapnya dan menjambak rambut Saga kencang.
Saga langsung mengeluh sambil memegang tangan Raisa yang menjambaknya, "Gue lagi nyetir, anjir!" ujarnya.
Raisa melepaskan jambakannya dan kembali ke posisi duduknya. "Dosa apa gue, bisa deket sama lo." ucap perempuan itu.
Saga bukannya tersinggung malah tersenyum geli mendengar penuturan Raisa, "Takdir, sayang." ucap lelaki itu dan menepuk puncak kepala Raisa.
Raisa mendelik, "Jijik banget, ih, gue dengernya." ucapnya sebelum mengalihkan fokusnya memperhatikan Saga.
Lelaki itu terlihat sangat manis ketika tersenyum. Jujur, Raisa benar-benar menyukai Saga saat lelaki itu seperti ini.
"Lo pernah pacaran sama Kak Lia?" tanya Raisa sambil tetap menatap Saga.
Air muka lelaki itu langsung berubah. Saga mengerutkan keningnya, "Kok lo bisa nyimpulin gitu?" tanyanya dan membalas tatapan Raisa sekilas sebelum matanya kembali fokus ke jalanan.
"Gue ngeliatnya, sih, Kak Lia kayak udah kenal lo banget." balas Raisa yang masih setia memperhatikan Saga.
Saga membelokkan mobilnya memasuki kawasan perumahan Raisa, "Keluarga gue deket sama keluarga mereka. Mama sama papa doang, sih, gue enggak." jelas lelaki itu tenang.
Raisa mengangguk-anggukkan kepalanya paham. Tepat di depan rumah Raisa, Saga menghentikkan mobilnya.
"Besok," sebelum Saga melanjutkan ucapannya, Raisa sudah terlebih dahulu memotong.
"Jangan jemput gue. Gue pulang sama Kak Cakra." ucap perempuan itu.
Saga tertawa, "Yeh, pede gila lo! Orang besok gue emang gak bisa jemput." ujar lelaki itu dan mengacak rambut Raisa sekilas.
"Ih, yaudah, bagus! Gak usah jemput gue lagi aja sekalian." balas Raisa sambil merapihkan rambutnya.
"Mana bisa! Pokoknya, lo gue jemput terus sampe lo mau balikan sama gue." ucap Saga.
"Kak Saga." ujar Raisa tak terima dengan niat lelaki itu.
"Iya, cantik." balas lelaki itu sambil menatap Raisa.
Raisa membalas tatapan Saga dan menghela napas, "Sana pulang. Belajar yang bener. Kakak, kan, udah kelas 12." ucapnya dan mulai bersiap-siap untuk turun.
Lelaki itu hanya tersenyum mendengar ucapan Raisa sambil memperhatikan perempuan itu. Dia benar-benar menyayangi perempuan disampingnya.
Saga menggapai pergelangan tangan kanan Raisa sebelum perempuan itu turun dari mobilnya, "Maafin aku, ya, Sa."
• • •
Haidar terlonjak kaget saat Justin, Jovian, Samuel, dan Jordan tiba-tiba masuk ke kamarnya tanpa mengetuk pintu.
"Kaget, anjing!" ucap Haidar. "Lo ngapain, sih, pada kesini? Main masuk-masuk aja, lagi! Orang, mah, ketuk pintu dulu." omelnya.
"Bacot. Lo berdua emang, ya, nyari masalah gak ngajak!" ujar Jovian sambil menunjuk Haidar dan Jordan.
"Lah, jadi gue?" tanya Jordan.
"Lo, kan, ada di tempat kejadian, Dan. Punya HP tapi gak digunain, tuh, buat apa?!" nyinyir Justin.
"Gue lagi main basket, bego, gak ngantongin HP." bela Jordan.
"Udah, woy. Gak capek apa, adu bacot mulu." ujar Samuel menengahi. "Gila lo, Dar. Berantem gak tau tempat banget." lanjut lelaki itu.
"Bukan salah gue, El. Orang dia yang mulai." balas Haidar.
Jovian angkat bicara, "Anak tongkrongan pada tau. Kayaknya bakal ada rencana nyerang, sih."
Haidar menghela napas, "Gue gak mau tau, ya. Pokoknya lo semua harus halangin mereka biar gak ikut campur urusan gue." tegasnya.
"Gini, nih. Yang buat masalah siapa, yang kena siapa. Mau enaknya aja lo, bangsat." ujar Jisung kesal tapi tetap saja mengeluarkan HPnya untuk melakukan kemauan Haidar.
"Baik banget, cih, temen Idar. Ululululu." ucap Haidar dan mendekati Jisung berniat untuk mencubit lelaki itu.
Melihat itu, Jisung langsung bergidik ngeri. "Geli banget lo, anjing. Jauh-jauh!" teriak lelaki itu.
Haidar, Jovian, Samuel, dan Jordan langsung tertawa lepas. Berbeda dengan Justin yang masih saja mengeluh.
"Eh, Dar." panggil Jordan saat lelaki itu mengingat sesuatu.
Haidar yang merasa terpanggil langsung menghentikkan tawanya dan menoleh ke arah Jordan. Lelaki itu menaikkan kedua alisnya seakan bertanya ada apa.
Jordan menatap Haidar serius, "Lia ada apaan sama Saga?"
kalau saga gini terus, bisa-bisa aku oleng wkwkwkwk