Chiara yang baru memasuki kelas langsung berlari menuju mejanya yang bersebelahan dengan meja Raisa.
"Raisa!" panggilnya heboh.
Raisa yang baru saja membuka kotak makannya langsung menoleh ke arah Chiara yang sudah meletakkan tasnya di meja. Perempuan itu lantas duduk di kursinya dengan menghadap Raisa.
"Kemarin kenapa lagi?" tanya Chiara.
Pasalnya selama perempuan itu berjalan menuju ke kelas tadi, banyak sekali yang membicarakan Raisa.
Raisa mengambil satu tangkap roti dan menggigitnya, "Kak Saga. Mau gak?" ujarnya sambil menawarkan roti kepada Chiara.
Chiara menggeleng, "Kak Saga ngapain?" balasnya.
"Berantem." ucap Raisa singkat sebelum menggigit rotinya kembali.
"Sama Kak Haidar lagi?" tebak Chiara tepat.
Raisa mengangguk sebagai jawaban. Bukannya tidak peduli dengan omongan orang, hanya saja tidak akan ada yang berani mengucapkannya di hadapan Raisa langsung.
"Sa, kayaknya lo sekarang dicap jadi adek kesayangannya Kak Haidar, deh." ucap Chiara.
Hal itu membuat Raisa membulatkan matanya dan menoleh ke perempuan disampingnya. Chiara yang melihat wajah Raisa tak kuasa menahan tawa.
"Raisa, ih. Lo cewek, jangan kayak gitu mukanya!" ucap perempuan itu berusaha menutupi wajah Raisa dengan tangannya.
Sekarang Raisa yang tertawa, mengingat Chiara sangat berbeda dengan dirinya. "Ih, gak apa-apa. Kan bukan muka lo!" jawab Raisa tak mau kalah.
Chiara menggeleng dengan cepat, "Ih, tetep gak boleh! Muka lo memeable banget tadi. Nanti dinyinyirin penggemarnya Kak Haidar!" balasnya.
"Oh iya, kok bisa lo bilang kayak tadi?" tanya Raisa penasaran dan kembali menggigit rotinya.
"Lo sadar gak, sih, selama ini? Sebelum Kak Haidar sama Kak Lia, dia nutup diri banget tau kalau sama cewek. Tapi itu pengecualian buat lo. Terus, cuma lo doang yang manggil dia Kak Angkasa secara terang-terangan, kan. Dan yang terakhir," jelas Chiara menggantung.
Raisa penasaran setengah mati, "Apaan, Chi?" ujar perempuan itu melepaskan rotinya dan memfokuskan perhantiannya kepada Chiara.
"Kak Haidar jagain lo banget dari Kak Saga! Masa lo gak nyadar, sih?" ucap Chiara gemas.
Raisa mengernyit, "Apaan, sih! Dia kayak gitu karena punya dendam sama anak Pura, kali." ujarnya.
"Tapi yang pertama sama kedua bener, ya, Raisa! Fix, lo adek kesayangannya." balas Chiara sebelum dirinya mengingat sesuatu.
Chiara mendekat ke arah Raisa untuk membisikkan sesuatu, "Cieee, jadi adik kesayangannya Kakak Angkasa."
Setelahnya perempuan itu menjauhkan dirinya dan tersenyum geli menatap Raisa yang sekarang tengah bersemu. Ah, sahabatnya ini lucu sekali!
"Ih, Raisa! Gak boleh kegeeran, gak boleh." ucapnya pada dirinya sendiri.
Demi apapun, ini tentang Haidar. Orang yang paling Raisa kagumi seantero Ganus! Kak Angkasa-nya. Adik kesayangan? Ah, Raisa ingin teriak saja rasanya.
Chiara tertawa lepas setelah mendengar penuturan Raisa, "Seneng, kan, lo!" ujarnya.
Raisa menggeleng, masih saja berusaha untuk mengelak. Chiara berdecak. Dirinya tahu seberapa besar rasa kagum Raisa terhadap Haidar. Segala sesuatu tentang lelaki itu, pasti Raisa kagumi.
Sampai sebuah pertanyaan tiba-tiba muncul dibenaknya, "Rasa sayang lo buat Kak Saga gak semu, kan, Sa?"
hayolo gimana tuh