05

383 79 4
                                    


"Join, ya." ucap Justin dan langsung duduk di samping Chiara yang tengah menyantap bubur ayamnya.

Raisa dan Chiara menoleh dan mendapati bahwa Justin tidak sendiri. Ada Samuel, Jordan, Jovian, dan juga Haidar.

Meja kantin yang Raisa dan Chiara tempati hari ini memang berhadapan, sehingga cukup untuk menampung 10 orang.

Jordan dan Samuel duduk disamping Justin, sedangkan Haidar duduk di samping Raisa diikuti dengan Jovian disampingnya.

"Saga gimana, Sa?" tanya Jordan, senior Raisa di ekskur basket, membuka percakapan sebelum menyantap nasi gorengnya.

Raisa yang tengah menelan buburnya tersedak mendengar ucapan tidak terduga dari Jordan. Berita tentang Saga kemarin benar-benar menyebar luas dalam waktu sekejap dan hal itu sukses membuat Raisa menjadi bintang utama di Ganus untuk hari ini.

Haidar yang berada tepat disamping Raisa dengan refleks langsung menepuk punggung perempuan itu beberapa kali. Jangan tanyakan bagaimana perasaan Raisa sekarang. Astaga, Haidar menepuknya! Perempuan itu dengan segera meminum minuman yang Chiara sodorkan.

"Gila lo, Dan. Mati anak orang!" ujar Jovian.

"Gak usah gugup gitu, dong. Nanya doang gue, Sa." ucap Jordan dan tersenyum sehingga mata lelaki itu ikut tersenyum.

"Gak jelas lo, kak." sewot Raisa dan menyantap buburnya lagi.

Haidar tersenyum mendengar balasan sewot Raisa untuk Jordan, begitu juga dengan yang lain. Lelaki itu meminum minumannya sebelum memusatkan atensinya kepada Raisa. Merasa diperhatikan, Raisa menoleh ke sampingnya.

"Saga gak ngapa-ngapain lo, kan, kemarin?" tanya Haidar.

Raisa benar-benar ingin meledak saat ini juga. Seseorang yang paling Raisa kagumi ada disampingnya sambil menatapnya!

Raisa memutuskan kontak matanya dengan Haidar untuk meredakan kegugupannya, "Enggak, kok, kak. Kemarin Kak Saga nganter pulang aja." jawab Raisa seadanya.

"Gak percaya, sih, gue. Tuh anak pasti ada maunya, kan?" ucap Justin dan memakan baksonya tanpa menatap Raisa.

Chiara menyenggol pelan lengan Justin, berharap lelaki itu mengerti untuk tidak terlalu mencampuri urusan Raisa dan Saga.

"Udah lah, lagian Raisa juga baik-baik aja." ujar Samuel yang sejak tadi hanya menjadi pendengar.

Semuanya langsung menoleh ke arah Samuel. Terutama Raisa yang langsung tersenyum penuh harap, seakan urusan ini tidak akan membawa masalah besar lagi.

"Tapi bukan berarti urusan Haidar sama Saga dibiarin aja. Itu udah beda urusan." lanjut Samuel yang kini membuat teman-temannya tersenyum bangga ke arahnya.

Berbeda dengan Raisa yang air mukanya langsung kembali seperti semula. Penyebab Haidar dan Saga menjadi sekarang adalah dirinya. Kalau saja Haidar tidak membantunya kemarin, mungkin semuanya akan baik-baik saja.

"Gila, El, ngefans parah gue sama lo!" ucap Jovian dan mengangkat kedua ibu jarinya.

"Gue juga, El, gue juga." kini giliran Jordan yang mengangkat kedua ibu jarinya diikuti oleh Haidar.

Justin tiba-tiba berdiri dari duduknya, "Lo emang yang paling bijak, Samuel Yudhistira. Salut!" teriak Justin sambil mengangkat kedua ibu jarinya seperti yang teman-temannya lakukan.

Teriakan itu membuat beberapa orang disekeliling mereka kaget dan langsung memusatkan perhatiannya kepada Justin.

"Berisik, ih, Kak Justin! Malu." ujar Chiara dan menarik tangan Justin seakan menyuruhnya untuk duduk kembali.

Semua yang ada di meja itu tertawa, "Ah, lo kayak gak tau Justin aja, Ra. Emang gak punya urat malu anaknya."  ucap Jordan dan langsung disetujui oleh yang lain.

"Lo semua juga gak punya, ya, anying!" balas Justin tidak terima.

Saat semuanya sedang fokus kepada Justin, Haidar menoleh untuk melihat Raisa. Perempuan disampingnya itu ternyata juga sedang tertawa seperti yang lain

Haidar tersenyum kecil melihat itu, "Nanti balik sama siapa, Sa?"







ceritanya ngebosenin ya wkwkwkwk:)

Angkasa (hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang