Mendengar pertanyaan Jordan, semuanya langsung mengalihkan atensinya kepada lelaki itu dengan tatapan bingung.
"Lah, emang Lia sama Saga ngapain?" tanya Jovian bingung.
"Tadi Lia ngomong ke Saga pake 'kamu', cuy, bayangin. Dia kalau ke cowok ngomongnya lo-gue, kan?" jelas Jordan.
"Hah? Serius, Dar?" ucap Justin kaget.
Haidar mengedikkan bahunya, "Gak tau. Kayaknya, sih, ada sesuatu. Cuma dia gak mau jujur ke gue." ujar Haidar.
"Terus, lo sama dia gimana?" tanya Samuel .
"Aduh, gak tau juga gue. Gue sayang, sih, sama dia. Tapi anehnya, gue ngerasa biasa aja kalau emang ada apa-apa antara dia sama Saga." jujur Haidar.
Jordan mengernyitkan alisnya, "Lo beneran masih suka sama Raisa, Dar?" tanya lelaki itu.
Haidar langsung melempar bantal ke Jordan, "Gak jelas lo!" ucapnya.
"Yaudah, coba gue tanya. Kalau nanti Raisa balikan sama Saga, lo gak apa-apa?" tanya Jordan sambil menatap Haidar serius.
Haidar terdiam memikirkan pertanyaan Jordan. Apa iya, dia masih menyukai Raisa? Lalu, perasaannya untuk Lia selama empat bulan ini apa namanya?
"Nah, kan. Gak bisa jawab anaknya." cibir Jovian.
"Gue cuma gak mau Saga nyakitin Raisa. Udah, itu aja." ujar Haidar mencoba mengelak.
"Ealah, Dar, dusta mulu. Masuk neraka baru tau rasa lo!" ledek Justin.
"Anjing, omongan lo. Pengen banget gue robek ya, tuh, mulut!" kesal Haidar.
"Dar." panggil Samuel buka suara.
Haidar berdeham kikuk karena tertangkap basah tengah mengalihkan topik, "Iya, kayaknya." ucap Haidar sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Teman-teman Haidar menghela napas, mereka semua sudah menduga hal ini. Lelaki itu memang menyimpan rasa lebih untuk Raisa selama beberapa tahun ini.
Sampai akhirnya Lia berhasil mengalihkan atensi Haidar beberapa bulan terakhir. Yang akhirnya membuat lelaki itu berani menyimpulkan bahwa perasaannya telah berubah.
Padahal, kenyataannya bukan seperti itu. Haidar hanya membohongi perasaannya sendiri selama empat bulan ini. Ah, tiba-tiba suasana hati lelaki itu menjadi buruk sekali.
"Lo mau gimana sekarang?" tanya Jovian.
Haidar membalas tatapan Samuel, "Gue," lelaki itu menjeda ucapannya dan menghela napas. "Gak tau." lanjutnya.
"Menurut gue, Dar. Lo cari tau dulu aja ada hubungan apa antara Lia sama Saga. Biar semuanya jelas." usul Jordan.
Justin mengangguk, "Gue setuju." ucap lelaki itu.
"Tapi it means gue makin nyakitin dia. Gue jahat banget, gila." ujar Haidar dan menjambak rambutnya gemas.
"Belum tentu, Dar." balas Samuel menggantung.
Haidar, Justin, Jovian, dan Jordan langsung menatap Samuel. Menunggu lelaki itu untuk melanjutkan ucapannya.
"Belum tentu lo doang yang jahat di sini." lanjut Samuel.
"Hah? Maksudnya apa, sih, anjing. Ngomong yang jelas kenapa!" tanya Haidar kesal sendiri.
Samuel memutar bola matanya malas, "Bego banget, sih, lo." ujarnya.
Haidar berdecak sebelum menyadari sesuatu, "Bentar. Maksud lo," ucapnya menggantung.
Samuel mengangguk, "Bisa aja, kan, Lia beneran main di belakang lo."
mas samuel baik kok, cuma savage aja kadang-kadang muahhhh
