07

345 77 15
                                    

Mendengar penuturan Haidar, Saga langsung melayangkan pukulannya ke sudut bibir Haidar.

Haidar menyeringai sebelum membalas pukulan Saga. "Kak Saga, Kak Angkasa, berhenti!" teriak Raisa.

Perempuan itu baru saja akan melangkah mendekati kedua lelaki yang sedang baku hantam didepannya kalau saja Jordan tidak menahan pergelangan tangannya.

Saga makin geram saat mendengar Raisa memanggil Haidar dengan panggilan yang berbeda. Benar-benar ada sesuatu di antara mereka, pikir Saga.

Orang-orang yang berada di lapangan hanya menyaksikan kejadian itu dari jauh karena tidak ada seorangpun yang berani untuk mendekat. Mereka heboh menyaksikan perkelahian tersebut dari tempatnya masing-masing tanpa berniat untuk memisahkan Haidar dan Saga.

Sampai seseorang datang dan memisahkan keduanya, "Haidar, Saga, stop!" ucap Lia yang menghalangi kedua orang itu. "Kalian apa sih?" lanjutnya.

Saga mengalihkan atensinya ke Lia yang sekarang berdiri di antara dirinya dengan Haidar, "Gak usah sok pahlawan lo!"

Lia memutar badannya menghadap Saga dan menatap lelaki dihadapannya berani, "Jangan buat keributan di sini." tutur perempuan itu tegas.

Saga tertawa, "Gak cowoknya, gak ceweknya, sama aja. Sama-sama suka ikut campur!" ujar lelaki itu lurus menatap mata Lia.

"Bangsat!" ujar Haidar setelah Saga mengucapkan hal yang menurutnya merendahkan Lia.

Haidar kembali maju dan hampir saja memukul Saga kalau Lia tidak menahannya, "Haidar, cukup." ujarnya.

"Saga, mending kamu pulang sekarang." lanjut Lia menatap Saga dalam.

Mendengar penuturan Lia sontak membuat Raisa, Jordan, dan Haidar kaget. Pasalnya perempuan itu berbicara dengan Saga menggunakan kata 'kamu'.

Sedangkan Saga hanya tersenyum menyeringai dan mendengus sebelum dirinya mengambil tas Raisa. Setelahnya lelaki itu langsung memegang pergelangan tangan Raisa dan menariknya menjauh.

• • •

"Masuk dulu, ya? Biar aku obatin lukanya." ujar Lia setelah dirinya turun dari motor Haidar sesampainya mereka di kediaman perempuan itu.

Haidar menggeleng, "Kalya." ucap lelaki itu sambil menatap Lia.

Mendengar panggilan itu sontak membuat Lia menjadi gugup. Pasalnya Haidar sangat jarang menyebutkan namanya seperti itu. Hanya di keadaan tertentu saja, seperti saat ini contohnya. Pasti ada sesuatu yang membuat lelaki itu merasa terganggu.

"Kamu ada hubungan apa sama Saga?" tanya Haidar.

Lia menggigit bibir bagian dalamnya sebelum menjawab, "Hubungan gimana maksud kamu?" ujarnya.

"Li, aku tau kamu kalau ngomong sama laki-laki pake lo-gue. Tapi ke Saga?" ucap Haidar tenang.

Lia menundukkan kepalanya untuk menghindari tatapan Haidar, "Aku gak berani pake lo-gue pas liat dia emosi kayak gitu." ucap perempuan itu berusaha senormal mungkin.

Tidak berani katanya? Padahal Haidar melihat dengan jelas bagaimana Lia menatap lurus mata Saga.

"Gak bohong, kan?" tanya Haidar berusaha mencari mata Lia untuk ditatapnya.

Mendengar itu, Lia langsung mengangkat kepalanya dan menggeleng sambil menatap Haidar. Lelaki itu menatap balik Lia dalam diam sampai dirinya menarik sebuah kesimpulan. Perempuan dihadapannya benar-benar sedang menyembunyikan sesuatu darinya.

Lelaki itu menghela napas sebelum tersenyum kecil dan mengacak rambut Lia, "Makasih ya, udah beraniin diri kamu tadi."

Lia ikut tersenyum, "Jangan diulangin lagi, ya? Kamu udah kelas 12, ada yang lebih penting." ujar perempuan itu lembut.

Haidar menggaruk tengkuknya, "Bentar lagi, deh. Abis semester 5." tawarnya.

"Haidar." peringat perempuan itu dengan senyuman yang masih menghiasi wajahnya.

"Lia." jawab lelaki itu kalem.

Lia yang mendengar itu tertawa geli, "Fokus belajar, Dar! Ayo, dong."

Haidar tersenyum lebar, "Iya, nanti."





kalian penumpang kapal haidar-raisa, saga-raisa, atau haidar-lia nih?

Angkasa (hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang