14

4K 674 162
                                    

BUKAN LAWAN JENIS





















.

Mingi masuk ke kamar.

Kamarnya sedemikian mungkin didekor sesuai sama selera Mingi.

"Ah..padahal kasur, bantal, selimut doang juga udah cukup. Ngapain sih alay." Mingi rebahan, jiwa keanak kosannya udah mendarah daging, jadi liat kamar yang bagus banget kaya gini Mingi asing banget.

Kamarnya penuh sama aksen band, motor, yang dominan warna hitam abu abu.

Selayaknya kamar anak cowolah gimana.

Mingi ga jadi ketemu Dokter tadi, dan akhirnya pulang aja.

Dokter yang ngurus kesehatan Mingi lagi ada perjalanan dinas kesehatan. Atau mungkin liburan. Ya bukan urusan Mingi juga sih.

"Hah...kenapa sih sama gue." Mingi buka kunci handphone tampilin beberapa aplikasi disitu, tapi karena tangannya gemeteran Mingi lempar asal handphonenya ke lantai. "AH!!!! Gue kenapa sih gblk ah."

Jujur aja jantung Mingi sejak balik dari bengkel sampe sekarang masih degdegan.

"Ga beres."

Mingi buka laci nakas sebelah kasur. Minum vitamin yang dianjur Dokter buat diminum setiap hari.

"Bangsat."

Mingi pergi dinginin kepala lewat mandi. Kalo aja Hongjoong ada disini Mingi udah ngelampiasin tonjokannya ke Hongjoong. Tapi sayangnya ga ada.

Hongjoong selamat.

Jadinya Mingi tonjok tembok kamar mandi biar hatinya agak tenang.

Selesai ga pake lama, Mingi keluar dari kamar mandi. Dan pintu kamarnya terketuk dari luar sedari tadi.

Mingi buka pintu. Nampak satu maid Bokapnya, dan maid itu nyuruh Mingi buat ke ruangan Bokapnya lima belas menit lagi.

"Males males males." gerutu Mingi sepanjang jalan waktu otw ruangan Bokapnya.











.
Mingi tiba diruangan Bokap.

"Kenapa?"

"Duduk dulu, Mingi."

Mingi duduk, Bokapnya juga. Berhadapan.

"Kamu udah tinggal disini, dan otomatis kamu juga harus nurut sama apa yang Ayah atau Ibumu katakan. Kamu mengerti?"

Mingi tatap mata punya Bokapnya.

Bisa dibilang ini ga sopan dan Mingi berani.

"Ayah anggap itu iya. Dan satu lagi, kamu akan Ayah daftarkan kuliah."

Mingi berdiri dari duduknya muter mata ngeluh males. Kalau bukan karena almarhum Abah, Mingi udah banting kursi sekarang.

"Anda memang punya hak atas saya, tapi maaf, saya tidak akan pernah kuliah sampai kapanpun." selesai ucap itu pake nada yang sama kaya Bokapnya, Mingi pergi keluar ruangan.

bukan lawan jenis; Minyun✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang